Bertemunya “duo” tim “merah,” The Red Devils dan The Reds, Manchester United dan Liverpool, di laga lanjutan Premier League, di Old Trafford, Minggu malam WIB, 16 Maret 2014, merupakan “big match” yang akan memainkan pertandingan “ambisius” untuk menjawab pertanyaan yang masih meragukan tentang konsistensi keduanya di kompetisi “barclay’s” itu.
Manchester United, yang menjadi “paria” di Premier League ketika mengalihkan kepelatihan dari Sir Alex Ferguson ke David Moyes, belum menemukan keseimbangan diri di pentas domestik dan Eropa.
Tim yang dijuluki “Iblis Merah” ini, masih mencari jati dirinya sebagai “raksasa” yang terhempas ketika di musim Premier League kali ini masih terseok di peringkat enam dan sedang mengejar asa untuk bisa mencapai zona Champions League.
Dalam laga-laga domestik tim David Moyes ini sudah kehilangan dua trofi, Piala Liga dan Piala FA dan akan melepaskan pula juara Premier League di ujung kompetisi nanti ketika mereka gagal menempatkan diri pada persaingan di puncak klasemen bersama Chelsea, Liverpool, Arsenal dan Manchester City.
Bahkan di pentas Eropa, tima yang sangat impresif dan menantang ketika dilatih Sir Alex itu sedang limbung ketika di leg pertama perdelapan final dikalahkan Olimypiakos di Athena, Yunani, pekan lalu.
Akhir pekan ini, United, begitu mereka akrab disapa untuk membedakannya dengan tetangganya, City, akan kedatangan “Si Merah” Liverpool yang sedang berbinar dengan kepercayaan diri tinggi.
‘Si Merah’, kini, menempati peringkat dua klasemen Premier League, tak memungkiri “sisa” kehebatan “Setan Merah,” salah satu rival beratnya, yang kini masih terpaku di posisi enam klasemen Premier League sekaligus tim juara bertahan.
Sejak dimulainya era Premier League, Manchester United adalah tim yang dominan sementara sang rival, Liverpool, berada di bawah bayang-bayangnya. Namun musim ini situasi mulai berbalik. Situasinya sudah berubah. Liverpool menjadi tim yang tengah bersaing menuju titel sementara MU susah payah memburu tiket ke kompetisi Eropa.
Penurunan performa yang dialami MU tak terlepas dari pergantian manajer di awal musim. David Moyes yang kini memimpin tak berhasil mempertahankan kegarangan ‘Setan Merah’.
MU kini justru mudah diredam, bahkan di Old Trafford yang dulu dikenal angker. Sejauh ini sudah tiga belas partai kandang dilalui United. dan hanya mampu memenangi enam di antaranya. Tiga laga lain cuma berakhir imbang dan empat sisanya kalah.
Kondisi ini diyakini Liverpool akan berdampak bagus bagi mereka dalam duel klasik itu. Steven Gerrard, salah satu gelandang terbaik Liverpool menilai MU yang kini tak setangguh dulu utamanya di Old Trafford
“Beberapa tim telah bertandang ke Old Trafford dan mendapatkan hasil di musim ini. Tempat ini sudah kehilangan sisi menakutkannya. United pernah punya itu selama bertahun-tahun,” katanya di Liverpool Echo dikutip situs resmi Liverpool
“Sebelumnya tim-tim pergi kesana mengetahui mereka akan dipaksa bertahan dan hampir selalu memperkirakan bakal kalah. Itu tidak terjadi lagi. Sekarang tim-tim berusaha mengincar kemenangan daripada bertahan, berharap untuk mencuri poin,” ujarnya.
Di sisi lain, ia menyebut Liverpool justru kini mulai disegani lagi di Inggris. Pemegang delapan titel liga itu tengah tampil oke dengan tak terkalahkan di sembilan laga terakhir.
Liverpool tengah mengincar posisi tertinggi di akhir musim demi lolos ke Liga Champions atau kalau mungkin trofi Premier League. Manchester United akan jadi “final” pertama Si Merah demi mewujudkan misinya.
Liverpool saat ini dalam posisi yang bagus untuk melancarkan jalan mereka ke Liga Champions musim depan. Tak cuma itu, tim asuhan Brendan Rodgers itu pun berpeluang besar juga bersaing memperebutkan titel juara bersama Chelsea, Arsenal, dan Manchester City.
Tiga poin adalah harga mati demi eksistensi Liverpool di papan atas sekaligus memompa mental para pemainnya.
“Jalan kami masih panjang. Saya tak ingin mengatakan bahwa kami favorit untuk juara Premier League – ada tim-tim lain di atas kami yang bisa memenanginya,” ujar penyerang The Anfield Gank Daniel Sturridge.
“Kami akan melakukan sebaik mungkin di setiap laga untuk bekerja sebagai tim dan mendapatkan poin maksimal. Kami tidak memperdulikan soal memenangi liga, kami lebih khawatir pada setiap laga yang akan kami hadapi,” sambungnya seperti dilansir Sky Sports.
Di pertemuan pertama kedua tim musim ini di liga, The Reds sukses meraih kemenangan satu gol tanpa balas saat menjamu The Red Devils di Anfield
“Kami sudah luar biasa selama sekitar 14 bulan terakhir dan klub sedang oke. Para pemain dan seluruh staf, yang bekerja keras setiap hari, berperan besar,” kata Rodgers di Liverpool Echo.
“Kami amat menunggu-nunggu pertandingan di hari Minggu. Buat kami itu adalah mengenai mempertahankan fokus. Kami tahu itu merupakan pertandingan besar, tapi kami sudah tampil bagus dalam banyak laga besar musim ini,” tegasnya.
Di sepuluh laga sisanya di Premier League musim ini Liverpool di selain melawat ke markas MU pada akhir pekan, mereka juga akan menjamu Spurs pada 30 Maret, City tanggal 13 April, dan Chelsea di 27 April.