Galatasaray versus Chelsea imbang. Roberto Mancini menyesali hasil imbang,satu-satu, pada laga prestiseus timnya, Galatasaray, kala menjamu “The Blues” Chelsea di Stadion Ali Sami Yen Spor, Istanbul, pada laga pertama perdelapan final Champions League, Kamis dinihari WIB, 27 Februari 2014,
Laga itu, bagi Mancini, telah mempertemukannya dengan pelatih kontroversial Jose Mourinho, dan merupakan reuni dua pelatih Inter Milan sebelum keduanya menyebarang ke Manchester City dan Real Madrid untuk kemudian Mou kembali ke Chelsea dan Mancio hengkang ke Galatasaray.
Ketika keduanya bertemu, baik Mou maupun Mancio, nama panggilan akrab Mancini, sama-sama “berhallo” ria, berpelukan dan meninggalkan kesan permusuhan sepanjang laga.
Bahkan, ketika Didier Drogba secara spesial mendatangi Mou di area pelatih, sebelum pertandingan berlangsung, penonton di Sami Yen Spor berteriak histeris sambil berseru,”Berikan kami kemenangan Didier.”
Drogba, yang kini bermain untuk Galatasaray adalah “anak emas” Joese Mourinho kala ia datang melatih Chelsea di awal karirnya di Premier League. Drogba hengkang hingga mengembara ke klub China, Sanghai, ketika Mou meninggalkan Chelsea.
Didier Drogba memang tak mencetak gol untuk timnya, Galatasaray, tetapi laga itu tetap saja terasa istimewa buatnya.
Laga Galatasaray lawan Chelsea menjadi partai pertama Drogba menghadapi The Blues, yang ia bela selama delapan tahun, dan berakhir ketika ia mengantar bekas London itu menjuarai Liga Champions tahun 2012.
“Ini menjadi pertandingan yang spesial, bertarung dengan rekan-rekan lamaku,” kata Drogba di Sky Sports.
“Aku tak mendapatkan banyak kesempatan tapi sundulan itu sempurna—well, memang tak sempurna karena saya tak bikin gol tapi itu umpan silang yang bagus, aku berharap mestinya bisa mencetak gol di laga ini tapi masih ada partai lain. Ini pertandingan bagus dan aku pikir hasilnya juga bagus,” kata pemain berusia 35 tahun itu.
“Di atas kertas Chelsea adalah tim yang lebih bagus tapi di babak kedua kami menunjukkan kami bisa menyulitkan mereka. Sekarang kami harus berusaha dan melakukannya di Stamford Bridge,” nilai Drogba.
“Mereka memainkan serangan balik dan kami sedikit naif pada dua-tiga kesempatan. Kami tahu mereka berbahaya, kami harus mengantisipasinua dan mencari solusi. Jika kami bisa membuat gol di sana (markas Chelsea) maka laga akan jadi berbeda. 1-1 adalah hasil yang bagus,” ujarnya.
Mancini, dengan tandas mengatakan timya kurang beruntung saat bermain imbang di Ali Sami Yen Spor. Galatasaray, kata dia, bisa menang jika mampu memaksimalkan sejumlah peluang pada babak kedua.
Chelsea unggul lebih dulu melalui gol Fernando Torres pada menit kesembilan. Galatasaray mampu menyamakan kedudukan berkat gol Aurelien Chedjou di pertengahan babak kedua..
“Kami kurang beruntung. Gagal mencetak gol, padahal kami bermain sangat baik di paruh kedua. Kami mempunyai kepercayaan diri tinggi sejak babak kedua. Tetapi, kami masih mempunyai banyak rasa hormat kepada Chelsea,” ujar Mancini kepada “Sky Sports.”
“Pada akhirnya ini adalah hasil bagus bagi kami. Babak pertama kami bermain sangat baik, tetapi pada paruh pertama kami terlalu banyak ketakutan dan membuat tiga atau empat kesalahan,” tambahnya.
Untuk menghadapi laga di Stamford Bridge, kubu Galatasaray menyadari beratnya tugas yang menanti mereka. Mancini i menyebut peluang timnya untuk lolos ke perempatfinal Cuma empat puluh persen.
Hasil ini tentu kurang menguntungkan buat Galatasaray. Untuk lolos ke babak perempatfinal, mereka harus menang di leg kedua yang akan digelar di Stamford Bridge, 18 Maret mendatang. Skenario lain yang bisa meloloskan Galatasaray adalah hasil imbang dengan skor 2-2 atau lebih besar.
“Saya memprediksi sebuah pertandingan yang sangat sulit di Inggris. Namun, para pemain kami telah menunjukkan apa yang bisa kami lakukan, khususnya pada babak kedua,” tutur Mancini di situs resmi UEFA.
“Premier League merupakan salah satu kompetisi terbaik di dunia dan Chelsea adalah salah satu tim terbaik di dunia, tapi sekarang kami memiliki peluang yang lebih besar daripada sebelum leg pertama dimainkan,” tambahnya.
“Sekarang peluang kami untuk lolos adalah sekitar 40 persen,” kata mantan manajer Manchester City ini.
Sementara itu, Jose Mourinho, mengatakan, hasil imbang yang diraih timnya, bukan hasil buruk karena Galatasaray adalah salah satu tim kuat di Eropa.
“Kami tidak bisa mengatakan ini adalah hasil yang buruk. Mereka (Galatasaray) adalah tim bagus dan sangat berpengalaman dengan striker besar dan kuat. Saya tidak dapat mengeluh dan saya senang dengan para pemain,” ujar Mourinho seperti dilansir UEFA.
Sepanjang laga, menurut catatan UEFA, Chelsea menguasai bola sebanyak 44 persen dan menciptakan lima peluang emas dari sembilan usaha. Adapun tim tuan rumah melepaskan empat tembakan akurat dari sembilan percobaan.
“Kami bermain dengan tim yang memiliki pemain besar malam ini. Pada babak pertama kami bermain baik dan kami mendapatkan sejumlah peluang untuk menyelesaikan laga. Tetapi, pada babak kedua mereka menempatkan tekanan kepada kami,” kata Mourinho.