Derbi Merseyside antara Everton melawan Liverpool di Goodison, Minggu dinihari WIB, di “cap” oleh media di Inggris sebagai laga paling kotor dalam sejarah Premier League.
Laman media Opta mencatat sejumlah fakta menarik muncul setelah Everton sukses menahan imbang juara bertahan Liverpool di pertandingan kelima Liga Inggris itu .
Diakhir laga, dengan skor dua gol berbanding dua gol, baik manajer Everton Carlo Ancelotti maupu manajer Liverpool Juergen Klopp hanya menerawang menahan getir mengingat jalannya pertandingan
Laga itu juga diwarnai dengan kartu merah yang diterima Richarlison di menit akhir setelah melakukan pelanggaran keras kepada Thiago Alcantara.
Kartu merah memang berserakan dalam laga itu dibandingkan dengan pertandingan lain dalam sejarah Premier League Catatan itu jadi rekor bagi Everton sebagai satu tim melawan tim lain di kompetisi tersebut.
Bagi Liverpool, seperti ditulis “mirror,” banyak yang bisa dikutuk dan diratapi
Bukan hanya soal hasil akhir, melainkan juga soal masa depan tim
The Reds sukses membuktikan bahwa mereka bisa keluar dari tekanan ketika mampu isa menguasai permainan dan lebih banyak menghadirkan peluang.
Terbukti, Liverpool selalu bisa unggul lebih dulu, baik lewat Sadio Man0 maupun Mohamed Salah
Memang, Liverpool gagal mempertahankan keunggulan. Dua sundulan kepala lewat Michael Keane dan Dominic Calvert-Lewin menunjukkan bahwa ketidakhadiran Virgil van Dijk dan Alisson Becker di lapangan membuat Liverpool lemah dalam antisipasi umpan silang.
Pertandingan berakhir dengan skor imbang dan Liverpool sukses menghentikan rekor kemenangan beruntun Everton di awal musim. Namun jelas bahwa hasil ini tidaklah memuaskan bagi The Reds.
Dari segi hasil, Liverpool jelas patut jadi pihak yang kecewa. Mereka sejatinya sukses mencetak gol kemenangan di masa injury time lewat tembakan Jordan Henderson.
Henderson sudah berteriak, pemain-pemain Liverpool lainnya pun telah bersorak. Namun wasit kemudian melihat tayangan lewat VAR dan memutuskan gol tersebut tidak sah.
Sadio Mane yang memberi assist pada Henderson dinyatakan berada dalam posisi offside ketika menerima umpan dari Thiago Alcantara. Keputusan ini sulit untuk diterima Liverpool yang menganggap posisi Mane bersih dari offside.
Gol Henderson yang dianulir itu hanya salah satu kesialan yang dialami oleh The Reds di laga tersebut. Kesialan yang lebih besar dari sekadar kehilangan angka adalah cedera yang dialami Virgil van Dijk dan Thiago.
Van Dijk hanya bermain selama sebelas menit di laga ini karena mengalami cedera dan harus ditarik keluar untuk digantikan Joe Gomez. Van Dijk cedera setelah diterjang oleh Jordan Pickford dalam duel perebutan bola.
Tragis bagi Liverpool, insiden ini tidak berbuah pelanggaran dan kartu untuk Pickford. VAR kembali jadi sebab. Van Dijk berada dalam posisi offside sehingga pelanggaran saat perebutan bola antara Pickford dan Van Dijk dianggap tidak ada lantaran permainan sudah berhenti.
Kehilangan Van Dijk tentu bukan kabar bagus bagi Liverpool di tengah kecemasan mereka menanti Alisson kembali.
Tanpa Van Dijk dan Alisson, lini belakang Liverpool jelas berada dalam ancaman tingkat tinggi. Dua gol yang dicetak Everton membuktikan bahwa lini belakang mereka rapuh dan mudah ditembus.
Andai lini tengah Liverpool tidak mendominasi permainan, bukan mustahil gawang Adrian kebobolan lebih banyak di laga tersebut seiring derasnya ancaman dari Everton.
Kehilangan Thiago tentu jadi kerugian besar. Meski Liverpool masih punya banyak pelapis untuk lini tengah, Thiago terbukti mampu menghadirkan warna baru di lini tengah Liverpool.
Kini, Jurgen Klopp hanya bisa berdoa agar cedera yang dialami oleh Thiago dan Van Dijk tidak serius.
Dari posisi di klasemen, Liverpool tidak masuk kategori terpuruk karena mereka hanya tertinggal tiga poin dari pemuncak klasemen, Everton.
Namun bila melihat risiko badai cedera yang menerpa Liverpool, mereka layak berburuk sangka bahwa saat ini mereka sedang tidak ada di dalam hati Dewi Fortuna.