Laga panas serial pertama Liga Primer antara dua musuh bebuyutan Liverpool versus Manchester United di Anfield Stadium, Selasa dinihari WIB, 18 Oktober 2016, berakhir tanpa gol sekaligus menghapus dramatisasi polemik usai pertandingan.
Baik Juergen Klopp, pelatih kalem Liverpool dari Jerman, maupun Jose Mourinho, manajer Manchester United yang banyak tingkah, dan sering memberi kecaman keras terhadap situasi pertandingan, namapk santai begitu wasit Anthony meniup peluit akhir.
Jose Mourinho dan Juergen Klopp sepakat mengakui bahwa performa wasit Anthony Taylor terbilang memuaskan.
Penunjukan Taylor pada awalnya sempat mengundang protes penggemar Liverpool lantaran Taylor berasal dari Manchester.
Mourinho sendiri kemudian turut memanaskan suasana dengan berkata protes tersebut hanyalah upaya untuk memberikan tekanan pada wasit jelang laga.
Taylor sendiri kemudian berhasil melakukan tugasnya dengan baik. Dalam laga yang berlangsung cukup keras tersebut, nyaris tak ada protes berlebihan yang dilayangkan oleh dua kubu.
“Bisakah saya berbicara dan mengomentari wasit tanpa mendapat hukuman?”
“Taylor menjalani laga yang bagus dan saya ikut bahagia untuknya. Sulit untuk tampil bagus di tengah tekanan seperti yang ia alami namun ia berhasil melakukannya dengan baik,” kata Mourinho seperti dikutip dari Goal.
Senada dengan Mourinho, Klopp pun mengakui Taylor sukses tampil sebagai pengadil yang baik di laga itu.
“Tak ada satu orang pun yang bertanya tentang kepemimpinan wasit dan itu tentunya merupakan pujian untuknya. Saya sendiri tak mengingat ada situasi yang buruk di laga itu,” kata Klopp.
Juergen Klopp mengaku dirinya kecewa dengan hasil tanpa gol yang didapat timnya
Dalam laga tersebut, Liverpool mendominasi pertandingan terutama di babak kedua.
Namun, rapatnya pertahanan MU serta ketangguhan David De Gea di bawah mistar gawang telah membuang kesempatan Liverpool untuk menang.
Terutama De Gea yang mampu menepis dua peluang emas Liverpool yang didapatkan Emre Can dan Philippe Coutinho di babak kedua.
“Kami kehilangan kesabaran terlalu mudah, dan itu adalah masalah utama kami. Dan operan-operan kami pun tidak cukup bagus,” kata Klopp usai laga seperti dikutip dari media lokal, Liverpool Echo.
Klopp mengaku timnya terbawa pola permainan bertahan MU. Hal itu, kata dia, tak bagus bagi perkembangan pola permainan timnya.
“Kami perlu tetap tenang. Mereka ingin menjebak kami, dan kami membutuhkan gerakan pembaliknya. Anda tidak perlu berubah banyak untuk membuat keuntungan,” kata Klopp.
“Bagaimana kami bermain jangan tergantung bagaimana lawan bertahan dan banyaknya ruang yang hampir selalu sama. Itu amsalah kami, yang tak kami lihat dari mereka malam ini.”
“ Kami harus bermain lebih baik, kami sudah cukup menunjukkan itu musim ini,” ujar mantan juru taktik Borussia Dortmund tersebut.
Hasil itu membuat Liverpool tetap tertahan di peringkat empat, sementara MU turun satu langkah ke peringkat tujuh klasemen sementara Liga Inggris.
Harus diakui, pertandingan antara Liverpool dan Manchester United adalah salah satu laga besar di Liga Inggris.
Laga kedua tim itu pun sarat emosi para pendukungnya.
Rivalitas di atas lapangan hijau pun dibumbui rivalitas dua kota pelabuhan.
Dalam laga di Anfield, Selasa dini hari WIB, wasit Liga Inggris kelahiran kota Manchester, Anthony Taylor menjadi sorotan tersendiri.
Apalagi, terkait rivalitas Liverpool dan MU.
Sebelum laga, Manajer MU Jose Mourinho mengakui tugas Taylor itu membuat sang wasit dalam posisi sulit.
Namun, siapapun wasitnya dan keputusan yang dikeluarkan, memimpin laga Liverpool versus MU selalu sulit.
Terutama ketika wasit harus mengeluarkan kartu merah. Dan, dalam laga ini peran Taylor sebagai pemimpin pertandingan pun menjadi sorotan.
Banjir kartu pun keluar dari kantongnya.
Uniknya, dalam laga di Anfield tadi malam, Taylor mengeluarkan empat kartu kuning.
Uniknya semua kartu kuning itu diberikan kepada pemain MU yakni Eric Bailly, Ashley Young, Zlatan Ibrahimovic, dan Marouane Fellaini.
Kartu itu keluar dari total dua puluh pelanggaran yang dilakukan pemain MU.
Sementara itu di kubu Liverpool, dari lima belas pelanggaran yang dilakukan tak ada yang berbuah kartu dari Taylor.
Laga yang berlangsung tadi malam pun sukses tanpa adanya kartu merah. Pasalnya, kartu merah adalah hal yang akrab terjadi dalam laga Liverpool versus MU.
Dalam satu dekade terakhir Liverpool dan MU sudah bermain dua puluh enam kali—termasuk laga pada dini hari WIB tadi.
Dari seluruh laga tersebut, ada sepuluh kartu merah yang telah dikeluarkan. Nemanja Vidic paling banyak mendapatkan kartu merah, yakni empat kali.
Sementara itu di kubu Liverpool menyusul kemudian Steven Gerrard dan Javier Mascherano yakni masing-masing dua kartu merah.
Dari semua pertemuan tersebut, pemain yang memiliki tingkat disiplin paling rendah dari jumlah kartu yang ia terima adalah Marouane Fellaini.
Mantan gelandang Everton itu telah mendapatkan empat kartu kuning di empat laga terpisah dalam enam laga terakhir.