Carlo Ancelotti menampik dengan garang tuduhan pengamat, analis dan media bahwa Real Madrid sedang berada di pusaran krisis usai menuai tiga kekalahan beruntun, dua di antaranya dalam laga kompetitif.
“Tidak. Siapa bilang Madrid berada di ambang krisis. Nonsen,” kata Carlo Ancelotti dengan nada berang kepada “Football Espana,” tentang dua kekalahan beruntun Real Madrid di kompetisi Spanyol.
Kekalahan pertama mereka peroleh ketika memainkan laga tandang ke Valencia. “Kelalawar Mestalla, begitu Valencia dijuluki, menggulung Madrid dua gol berbanding satu di laga pekan ketujuh belas La Liga.
Dan Kamis dinihari tadi, 08 Januari 2015 di perempat final Copa del Rey, Atletico Madrid mematikan langkah Ronaldo lewat dua gol keunggulan.
Sebelumnya, pada laga persahabatan di Abu Dhabi, dua pekan lalu, Real Madrid dikalahkan AC Milan empat gol berbanding dua
Carlo Ancelotti secara berulang-ulang, usai laga, menepis dugaan timnya sedang dilanda krisis setelah menelan dua kekalahan beruntun, yang membuat El Real belum meraih kemenangan usai pergantian tahun.
“Kami mengendalikan permainan sampai dengan penalti Raul Garcia. Di bagian akhir pertandingan kami tak tampil terlalu baik,” kata Ancelotti kepada “SportYou” yang dikutip “ Football Espana.”
“Di babak pertama saat lebih pegang kendali, kami lebih membutuhkan efisiensi dan kedalaman. Ada banyak operan ke sisi lapangan. Selain itu Atletico bertahan dengan amat baik, selalu bertahan bersama-sama.
Hasil di Vicente Calderon tersebut membuat Madrid kini sudah menelan dua kekalahan beruntun, setelah pada laga pertamanya di tahun 2015 kalah dari Valencia di partai La Liga–sebuah hasil yang juga menyetop catatan 22 kemenangan beruntun Madrid di laga kompetitif.
Namun demikian, itu tak berarti ada masalah besar di tubuh Madrid saat ini. Ancelotti menggarisbawahi bahwa saat ini timnya cuma perlu segera kembali menemukan bentuk terbaiknya dan mulai menang lagi.
“Krisis? Itu sedikit berlebihan. Kami tidak senang dengan dua pertandingan ini. Kami harus segera menang lagi,” sebut Ancelotti.
“Kami akan menghadapi Espanyol pada hari Sabtu dan kemudian memainkan leg kedua Copa del Rey. Kami masih punya peluang, tapi tidak besar. Atletico punya keunggulan. Kami harus berusaha sekuat tenaga,” tegasnya.
“Marca,” sebuah surat kabar paling berpengaruh di Spanyol menyebut kekalahah beruntun Real Madrid ini sebagai bagian dari peran “set piece.”.
“Hasil ini sulit untuk diterima. Kami memulai dengan baik, tapi tersungkur gara-gara set piece lagi,” ujar bek Madrid, Marcelo, seperti dilansir AS.
“Masih ada sembilan puluh menit lagi dan kami akan bertarung di kandang kami sendiri untuk membalikkan keadaan.”
Madrid memiliki banyak peluang pada laga melawan Atletico. Dalam catatan ESPNFC, mereka punya sepuluh attempts sepanjang laga, tapi hanya tiga di antaranya yang tepat sasaran.
Salah satu peluang didapatkan lewat Gareth Bale di babak pertama. Sundulan pemain asal Wales tersebut, menyambut tendangan bebas dari James Rodriguez, berhasil membobol gawang Atletico. Namun, gol tersebut dianulir lantara Bale sudah berada dalam posisi offside.
Madrid masih punya kesempatan untuk membalas di Santiago Bernabeu pada 15 Januari 2015.
Setelah menorehkan dua puluh dua kemenangan beruntun di laga resmi, Real Madrid mengawali dua kekalahan beruntun di awal 2015. Sesuatu yang disebut bek Madrid, Marcelo, wajib dievaluasi.
Sederet hasil buruk tersebut jelas bikin kecewa penggawa-penggawa Los Blancos. Marcelo menyebut bahwa laga melawan Atletico begitu menyulitkan karena satu-satunya yang berusaha dilakukan Los Colchoneros adalah memompa bola langsung ke depan dari waktu ke waktu.
“Kita lihat saja nanti, apa yang akan pelatih katakan kepada kami untuk melawan permainan mereka. Yang mereka lakukan cuma berusaha melontarkan bola ke depan,” ujar Marcelo seperti dilansir Football Espana.
“Kami kalah di dua laga beruntun dan itu tidak bisa ditolerir di Madrid.”
“Kami harus melihat apa yang salah supaya kami tidak mengulanginya lagi,” kata bek asal Brasil tersebut.