Plus minus penampilan Anthony Martial dalam laga tandang matchday babak penyisihan Grup B Liga Champions, Kamis dinihari WIB, 22 Oktober 2015, membuat Louis van Gaal meradang, dan memuntahkan kata “bodoh” untuk strikernya itu.
Martial membuat kesalahan ketika ia mengangkat tangan kanannya kala berebut bola dengan Mario Fernandes di kotak penalti
Bola kemudian mengenai tangan Martial sehingga wasit harus menunjuk titik putih.
David De Gea sempat menyelamatkan penalti Roman Eremenko, namun Seydou Doumbia menyambar bola muntah untuk mengoyak gawang MU.
Martial memang membayar kesalahannya dengan mencetak gol penyama kedudukan dengan sebuah sundulan. Akan tetapi, sang manajer tetap kecewa dengan kesalahan sang penyerang asal Perancis tersebut.
“Mereka mendapatkan hadiah penalti Anthony Martial,” kata van Gaal seperti dikutip dari ESPN FC.
“Martial adalah manusia biasa. Ia bereaksi dan reaksinya bodoh, namun terkadang hal ini terjadi.”
“Martial memang manusia biasa, ia bereaksi dan reaksinya bodoh, tapi terkadang hal semacam itu bisa terjadi.”
Van Gaal mengatakan, “Martial juga manusia. Dia bereaksi dan reaksinya bodoh. Dia mengatakan kejadian itu pertama kali terjadi kepadanya. Sangat disayangkan jika itu selalu terjadi kepada saya.”
Van Gaal sedikit mempertanyakan putusan wasit itu.
Dia mengira sebelum handball terjadi, ada pemain CSKA yang terjebak offside lebih dulu.
“Sebelum kejadian tersebut, mungkin ada kejadian offside. Entahlah, saya tak bisa mengatakan itu offside, tetapi sangat dekat,” tutur pria berkebangsaan Belanda tersebut.
Menurut Van Gaal, Manchester United seharusnya mengejar gol sejak babak pertama. Akan tetapi, gol baru tercipta pada babak kedua.
“Kami menguasai bola terlalu lambat pada babak pertama. Namun, kami bisa memperbaikinya sehingga mencetak gol fantastis pada paruh kedua,” katanya.
Van Gaal melihat Manchester United bisa lolos dari fase grup cukup besar.
Louis Van Gaal mengungkapkan keyakinannya bisa melihat Manchester United lolos ke fase gugur Liga Champions musim ini.
“Saya senang dengan hasil imbang. Kini kami akan menjalani dua laga kandang dan Anda bisa mengatakan kami sangat tangguh di kandang sendiri dan saya harap kami bisa memenangi laga ini, jadi kami sangat dekat untuk lolos ke babak berikutnya, atau malah sudah lolos, tapi kami juga masih harus menjalani laga tandang melawan Wolfsburg,” kata Van Gaal, Kamis, 22 Oktober 2015.
“Kami kini berada di jalur rencana yang tepat setelah kekalahan dari PSV. Saya tahu akan menjadi laga sulit karena CSKA tim yang sangat terorganisir dan kompak.”
“Tempo bermain terlalu lambat menurut pendapat saya, dan meningkatkan tempo bermain kami dan mengubah permainan tahap demi tahap.”
“Kami tampil lebih baik di babak kedua. Kami menciptakan sejumlah peluang dan bisa saja menang, tapi saya pikir hasil imbang merupakan hasil yang pantas,” tandasnya.
Terhadap hasil seri ini mantan bintang Manchester United, Paul Scholes mengaku sama sekali tidak terkesan dengan performa Setan Merah.
United tertinggal lebih dulu di laga ini sebelum akhirnya sundulan Anthony Martial memastikan raihan satu poin di tangan United.
Menurut Scholes, performa United selama laga ia benar-benar tidak memuaskan dan tidak menggambarkan sosok tim besar.
“Melihat bagaimana United bermain, sama sekali tidak ada kualitas yang terlihat di lapangan. Tidak banyak pergerakan di lapangan dan para pemain pun tidak banyak berlari.”
“Apakah memang begini cara main yang diinstruksikan oleh manajer?” kata Scholes saat diwawancarai oleh BT Sport.
Menurut Scholes, tiga gelandang serang yang ditugaskan untuk menopang Wayne Rooney sebagai ujung tombak tidak menampilkan kinerja yang baik.
Di laga lawan CSKA, Louis van Gaal sendiri menurunkan Jesse Lingard, Ander Herrera, dan Martial sebagai trio gelandang serang.
“Semua seperti bermain seadanya di lapangan. Saya tak bisa mengingat apakah ada umpan yang mengarah pada Rooney di pertandingan tadi karena tidak banyak pergerakan yang ada,” ujar Scholes.
“Padahal Herrera, Lingaard, dan Martial memiliki kemampuan untuk berlari dan membuka ruang bagi Rooney, namun mereka semua sama sekali tidak berpikir untuk lebih banyak berlari,” katanya.