Neymar da Silva secara terbuka mengaku dipaksa mengenakan nomor punggung 10 di timnas Brasil.
Sempat mengenakan nomor 11, Neymar berganti nomor punggung di skuat Selecao. Padahal nomor 10 diakuinya bukan kesukaannya.
Apalagi nomor tersebut sempat dirasakan cukup membebaninya karena biasa dikenakan sosok playmaker. Terlebih, 10 merupakan nomor yang pernah dikenakan sang legenda Brasil Pele.
Neymar mengungkapkan sebenarnya sudah memiliki nomor favoritnya yang lain
Khusus nomor tujuh karena ia merupakan salah satu fan berat rekan senior di Brasil, Robinho.
“Robinho selalu menjadi idola tertinggi saya dan untuk itu ketika di Santos saya sangat ingin bermain dengan nomor itu dan saya pun menggunakannya [di Santos].”
“Kemudian Robinho sempat kembali [ke timnas Brasil] sehingga saya mulai memilih 11 yang merupakan nomor favorit kedua saya,” terang Neymar.
Luis Felipe Scolari kemudian masuk menangani Brasil pada enam tahun silam dan berubah pula nomor punggung yang harus dikenakannya.
“Sebelum Piala Konfederasi, Scolari membagikan nomor punggung dan saya mengatakannya menyukai tujuh dan sebelas.”
“Dani Alves kemudian melihat saya dan berkata: ‘Kamu adalah nomor 10, kenakan. Kamu harus mengenakannya.’ Saya kemudian menggunakannya,” tutur Neymar menirukan pernyataan Scolari.
Sejak saat itu Neymar terus mengenakan nomor punggung 10 di skuat Samba termasuk pada saat Piala Konfederasi dan Piala Dunia di Rusia. Ia juga mengenakan nomor punggung tersebut di PSG.
Berita lain juga datang dari Neymar mengenai rasa frutstrasinya tak bisa hidup dengan label pemain yang sering melakukan diving di kotak penalti.
Reputasi Neymar sebagai salah satu pemain terbaik dunia tercoreng dengan aksi diving di Piala Dunia 2018. Sederet meme untuk mengolok-olok Neymar pun berseliweran di dunia maya.
Klaim ‘tukang’ diving belum sepenuhnya lepas dari Neymar. Mantan pemain Barcelona tersebut tak terima dikartu kuning wasit saat timnas Brasil melawan El Savador
Saat itu Neymar diganjar kartu kuning karena dianggap melakukan diving di kotak penalti. Ia tak terima dengan keputusan wasit dan ingin mengakhiri label tukang diving yang belakangan akrab didengar.
“Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk hidup dengan reputasi ini. Saya tidak seharusnya bertahan dengan situasi begini,” kata Neymar kepada Globo Esporte dan dilansir ESPN.
“Saya pikir ini harus diakhiri, tapi semuanya tidak hanya bergantung pada saya. Begitu banyak hingga saya tak bisa berkata apa-apa. Saya berangkat dengan gaya sepak bola saya. Ini bentuk kurangnya rasa hormat, tidak hanya untuk saya saja, tetapi juga rekan setim,” sambungnya.
Neymar melayangkan kritik terhadap kinerja wasit, Jair Marrufo di laga Brasil vs El Savador. Menurutnya sanksi kartu kuning tak layak diberikan.
“Bermain dengan kartu kuning itu sulit. Dia datang ke sini untuk memimpin pertandingan timnas Brasil yang merupakan tim besar dan dia melakukan ini. Saya rasa itu tidak tepat,” tambahnya.
“Jika tidak ingin memberikan penalti, tak masalah. Tapi tak perlu sampai memberikan kartu,” tutupnya.
Pada laga tersebut, Brasil menang telak lima gol. Neymar turut menyumbang satu gol sementara sisanya dicetak Richarlison, Philippe Coutinho, dan Marquinhos.
Sementara itu di PDG Neym,ar, kini, berada dalam bayang-bayang pemain muda Kylian Mbappe setelah lepas dari Lionel Messi semasa di Barcelona.
Neymar disebut-sebut sebagai talenta terbaik di dunia. Trio MSN Barcelona yang diisi Messi- Suarez-Neymar, kala itu menjadi momok bagi lawan-lawanya.
Ketiganya produktif mencetak gol dan menyumbang assist
Hanya saja berada satu klub dengan Lionel Messi di Barcelona membuat kebintangan dan kehebatan Neymar seperti tertutup kejayaan La Pulga.
Neymar merasa pergi dari Camp Nou adalah satu-satunya cara agar ia bisa sukses. Karena itu Neymar akhirnya memilih pindah ke Paris Saint-Germain.
Tidak hanya mendapat gaji dua kali lipat. Di klub kaya asal Prancis tersebut Neymar berupaya melanjutkan kehebatannya. Dengan begitu, ambisi pemain 26 tahun tersebut meraih gelar Ballon d’Or bisa terwujud.
Tetapi, harapan Neymar meraih Ballon d’Or usai lepas dari Messi mulai mendapat ancaman dari pemain lain. Adalah Kylian Mbappe yang kini bisa menjadi pesaing lain bagi Neymar untuk menjadi pemain terbaik dunia.
Sampai dengan saat ini Mbappe termasuk sebagai pemain muda dengan penampilan yang konsisten. Selain membawa timnas Prancis juara Piala Dunia 2018, Mbappe juga menjadi Pemain Muda Terbaik di turnamen itu.
Performa mengilap Mbappe itu pun disebut-sebut bisa menjegal langkah Neymar meraih Ballon d’Or. Keinginan meraih Ballon d’Or juga diungkapkan Mbappe.
“Ballon’dOr? Kenapa tidak? Saya tidak pernah mencegah apa pun,” ujar Mbappe dikutip dari SBS.
” Saya akan terus membuat kemajuan dalam bermain. Jika itu [Ballon d’Or] datang, datanglah dan jika itu tidak datang, tidak masalah,” Mbappe menambahkan.
Mbappe sebelumnya tidak pernah mengharapkan Ballon d’Or, ia lebih menginginkan untuk mengangkat Piala Dunia. Namun, kini ia berpeluang mendapatkannya.
Performa fenomenal pemain muda ini menjadi salah satu yang dijagokan meraih trofi Ballon d’Or musim ini. Hal ini tentu mengancam harapan Neymar.
Mbappe layak dijagokan dalam perburuan bola emas. Pasalnya, selain penampilan Neymar yang tidak konsisten sepanjang tahun ini, mantan pemain Santos itu kerap diterpa masalah diving. Kendati demikian Mbappe mengaku tetap menghormati rekan setimnya itu.
“Dia pemain yang hebat, semua orang tahu itu. Dia memiliki periode yang rumit, dan di sini dia menunjukkan bahwa dia bisa melewati itu semua. Dia siap memenangi semuanya,” ucap Mbappe