Gelandang Barcelona asal Brasil, Paulinho bicara dua pemain yang dianggapnya luar biasa, Lionel Messi dan Neymar. Ia pun mengungkapkan perbedaan kedua pemain tersebut.
Menurut Paulinho, Messi sampai saat ini masih menjadi pemain terbaik sejauh ini. Namun, ia yakin Neymar yang bakal menggantikan sinar sang pemain fenomenal dari Argentina itu.
“Messi adalah pemain terbaik sejauh ini, tapi Neymar bakal berada di sana (sebagai pemain terbaik) dalam tiga atau empat tahun ke depan,” terang Paulinho dalam wawancara dengan AS.com.
Gelandang yang dibeli Barca dari Guangzhou Evergrande pada musim lalu itu pun mengaku, Messi dan Neymar merupakan dua pemain anutannya yang membuat dirinya terus berkembang.
“Messi dan Neymar merupakan dua pemain berbeda dalam banyak hal. Mereka sangat impresif dan saya saat ini membantu Messi untuk menjadi yang terbaik di dunia.”
“Neymar juga impresif dan saya membantunya pula untuk mencapai tujuannya menjadi pemain terbaik,” kata Paulinho.
Pemain itu pun menceritakan pengalaman berkesannya bisa bermain bersama Messi di Barcelona dan Neymar di Timnas Barcelona.
“Lionel Messi adalah pemain yang selalu melakukan hal berbeda. Saya pernah berhadapannya pada laga internasional di Timnas, tapi sekarang saya mendapat kehormatan luar biasa bermain bersamanya dalam satu tim (di Barcelona). Ia menakjubkan,” ucap Paulinho.
Ia merasa berterima kasih dengan Messi karena sudah banyak membantunya untuk beradaptasi di dalam skuat Barcelona.
“Saya pernah bermain bersama Neymar di Timnas Brasil, dan kini tampil bersama Messi di sini. Saya akan sangat senang bermain untuknya, selanjutnya ia yang menentukannya,” kata Paulinho
Sebelumnya, legenda AS Roma, Francesco Totti, juga menyebut dua pemain itu sebagai yang hebat dunia saat ini.
Totti menambahkan satu nama lainnya, Ronaldo
Mereka adalah Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dan Neymar yang merupakan alien di sepak bola.
Kemampuan tiga pemain bintang tersebut yang luar biasa dinilainya tak bisa disamakan dengan manusia biasa.
Komentar itu terlontar dari mantan penyerang Timnas Italia tersebut saat ditanya para jurnalis soal kans Ronaldo, Messi dan Neymar untuk meraih pemain terbaik dunia versi FIFA.
“Kita bicara soal tiga pesepakbola alien. Tapi saya rasa pada akhirnya, Ronaldo yang berada di atas yang lainnya Messi dan Neymar,” ujar Totti dikutip dari FIFA.com.
“Ia [Ronaldo] sudah melalui musim yang menakjubkan dan telah menunaikan semua target dengan tim yang paling prestisius.”
Selain itu Totti juga mejagokan juru taktik Los Blancos, Zinedine Zidane, bisa meraih penghargaan pelatih terbaik FIFA, dibandingkan Antonio Conte dan Massimiliano Allegri
“Saya rasa Zidane favorit sama halnya dengan Ronaldo: Ia memenangkan segalanya musim lalu,” terang Totti.
Sementara itu kelakukan Neymar yang kekanak-kanakan di lapangan, menjadi sorotan tajam banyak kalangan.
Ia menjadi buah bibir setelah terlibat perselisihan dengan rekan setimnya di Paris Saint Germain Edinson Cavani.
Kedua pemain itu dua kali tertangkap kamera berebut menjadi eksekutor bola mati tendangan bebas dan penalti saat PSG.
Manajer Atletico Goianiense, Simoes mengatakan, Neymar tampaknya terlalu termakan janji bisa menjadi seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, sebagai pemain top dunia.
“Saya yakin seseorang menjanjikan dirinya bisa menjadi yang terbaik di dunia. Manjadi pemain terbaik dunia itu sama artinya seperti Cristiano Ronaldo: jago sepak pojok, penalti, tendangan bebas, dan semuanya.”
“Kemampuan yang sama pula dengan Messi. Saya yakin mereka yang sudah telanjur meyakinkan harus bertanggung jawab,” terang Simoes dikutip dari Goal.
Simoes punya hubungan erat dengan cerita Neymar ketika pemain itu masih merumput di Liga Brasil Serie A, Santos.
Saat itu, Goianiense, klub yang dimanajerinya pernah menghadapi Santos pada 2010 saat heboh cerita Neymar merajuk di lapangan.
Neymar pernah ingin sekali mengeksekusi tendangan penalti saat timnya mendapatkan hadiah eksekusi titik putih itu.
Namun sang pelatih Santos kala itu, Dorival Junior, meminta pemain lain yang melakukan tendangan penalti karena dinilai lebih berpengalaman.
Neymar tampak marah dan membanting bola ke lapangan dan pergi brgitu saja. Meski timnya mencetak gol dari tendangan penalti, wajahnya masih menunjukkan ekspresi kesal dan tampak mula bicara kasar terhadap pelatih.
Usai pertandingan itu pula, Simoes mengatakan bahwa Brasil baru saja menciptakan sosok monster di lapangan macam Neymar.
Namun pada kasus kali ini ia mencoba membela Neymar dan yakin ada pihak yang harus bertanggung jawab atas perangainya yang terlalu kekanak-kanakan.
“Manajer tim yang sejak awal seharusnya memutuskan. Jika memang Cavani yang diberikan tugas, Neymar yang harusnya salah. Tapi jika sebaliknya, Cavani yang salah.”
“Tapi jika Unai Emery memang tidak memutuskan, yang salah adalah pelatihnya. Contohnya saat Neymar masih di Santos, pelatihnya dulu Dorival Junior yang sudah memutuskan untuk tidak menendang penalti,” pungkasnya.