Barcelona menantang Manchester City, di laga leg kedua perdelapan final Champions League, di Nou Camp, untuk membuktikan tuduhan Manuel Pllegrini bahwa mereka di”kadal”i wasit ketika kedua tim bertemu di laga putaran pertama, Rabu dinihari WIB lalu, di Etihad Stadium, dan “Blaugrana” memenangkannya dengan dua gol tanpa balas.
Tuduhan Pellegrini, pelatih asal Cile, yang sebelumnya melatih Malaga FC, salah satu klub di La Liga Spanyol, tentang peranan juri yang “memberi”: kemenangan kepada Barcelona menyentakkan, tidak hanya bagi Barca tetapi juga UEFA.
UEFA menegaskan akan menyelidiki tuduhan keberpihakan wasit pada laga leg pertama di Etihad itu dan memberi bukti yang nyata. Bila tidak ditemukan tuduhan Pellegrini itu UEFA akan menjatuhkan sanksi bagi pelatih Manchester City itu.
“Ini tuduhan serius. Kami tidak ingin memberi peluang kemenangan dengan tuduhan sebagai pecundang bagi sebuah tim. Ini tidak baik bagi kelanjutan fair play di lingkungan UEFA,” kata Michels Platini, bos UEFA.
Menurut Platini, Manuel Pellegrini harus akomodatif ketika diselidiki UEFA untuk membuktikan tuduhannya.
Bagi City, kalah dua gol di kandang sendiri, menyebabkan terjadinya penyempitan peluangnya lolos ke perempat final Champions League. Tak ada pilihan lain buat Manchester City selain memaksakan kemenangan saat gantian menjalani laga away di Nou Camp.
Kubu Barcelona jauh-jauh hari sudah mengantisipasi hal tersebut.
Lebih banyak menunggu dan gagal memanfaatkan kesempatan bermain di kandang sendiri, City menderita kekalahan dua gol tanpa balas saat menjamu Barcelona di leg pertama babak perdelapan final r Liga Champions.
Hasil pertandingan tersebut mengecilkan peluang The Citizens lolos karena di leg kedua mereka harus mencetak tiga gol untuk bisa membalikkan keadaan.
Dengan komposisi pemain yang dipunya, City punya modal bagus untuk bermain menyerang meski tengah menjalani laga tandang. Kubu Barcelona pun menyadari hal itu, yang membuat mereka memasang kewaspadaan tinggi.
“City adalah tim menyerang dan Anda butuh tampil seperti itu di pertandingan besar seperti ini. Mungkin mereka akan lebih mudah melakukannya di Premier League, tapi di Eropa ada banyak hal yang bergantung pada lawan yang Anda hadapi,” ujar gelandang Barcelona, Sergio Busquets.
“Di leg kedua City akan lebih menyerang – mereka bermain jauh dari rumah dan mereka harus mencetak gol,” katanya lebih lanjut di situs resmi Barcelona.
Meraih kemenangan di Camp Nou jelas bukan hal yang mudah bagi City. Tapi Citizens pernah meraih hasil mengejutkan saat menundukkan Bayern Munich di Allianz Arena setelah sempat tertinggal lebih dulu saat berhadapan di fase grup lalu.
Manchester City masih tak menerima kekalahan dari Barcelona dan tetap menunjuk wasit sebagai biang keladinya. Sergio Busquets, menyebut The Citizens bak pecundang yang selalu mencari alasan atas kekalahan.
Laga leg pertama perdelapan final Liga Champions di Etihad Stadium dua hari lalu memang menyisakan perih untuk City, mengingat mereka harus mendapat hukuman penalti yang disebut-sebut tak seharusnya terjadi.
Tak hanya itu City juga harus kehilangan Martin Demichelis yang mendapat kartu merah. Wajar adanya usai pertandingan, juara Premier League 2012 itu ramai-ramai menjadikan wasit Jonas Eriksson sebagai “kambing hitam”.
Bahkan manajer City, Manuel Pellegrini, berkomentar sangat keras yang membuat UEFA langsung mengadakan penyelidikan dan kemungkinan pria asal Chile itu akan mendapat sanksi.
City yang terus-terusan mengeluh itu ditanggapi dingin oleh Busquets, yang menyebut tim itu bak pecundang yang kerap mencari-cari alasan dan tak mengakui keunggulan lawan.
“Well, saya pikir kami memang sudah memenangi segalanya tanpa kesulitan beberapa waktu lalu,” ujar Busquets seperti dikutip Soccerway.
“Saya pikir wasit kadang membuat kesalahan. Terkadang kesalahan itu menguntungkan Anda dan kadang sebaliknya,” sambungnya
“Kita percaya bahwa kesalahan mereka itu berandil pada hasil akhir atau pun pertandingan. Itu terjadi beberapa hari lalu saat melawan Manchester City.”
“Anda harus membiarkan wasit melakukan tugasnya dengan baik. Kadang kesalahan mereka menguntungkan Anda dan ada yang merugikan Anda,” papar pemain 25 tahun itu.
“Anda seperti pecundang jika mencari-cari alasan ketika kalah. Lebih baik lupakan itu dan fokus ke laga berikutnya,” demikian dia.