Pep Guardiola tak bisa menyembunyikan “tangisannya” ketika Manchester City dibantai Everton empat gol tanpa balas di Goodison Park, Minggu sore waktu setempat, pada lanjutan Primer Liga, dan secara jujur mengakui Citizen tak mungkin mimpi juara di musim ini.
Seperti di tulis “daily mail,” Senin, 16 Januari 2017, Everton di luar dugaan mampu membantai tim bertabur bintang Manchester City.
Pep Guardiola pun mengakui ini merupakan kekalahan berat sehingga membuat para pemain The Citizens terpukul.
“Tentu saja seharusnya kami bisa bermain lebih baik lagi. Ini sangat buruk bagi para pemain saya. Terkadang normal menghadapi situasi (kekalahan) seperti ini,” ujar Guardiola seperti dikutip dari BBC.
Guardiola pun membeberkan berusaha menghibur para pemainnya yang harus menderita kekalahan hingga empat gol.
“Saya katakan kepada para pemain untuk tetap positif karena mereka sudah membuat hal fantastis musim ini,” tutur pelatih berkepala plontos itu.
“Namun, kita tidak selalu mendapatkan apa yang pantas. Saya rasa seluru manajer bisa mengatakan ini.”
Menurut Guardiola, kekalahan seperti ini memang menjadi bagian dari konsekuensi permainan sepak bola terbuka.
“Ini adalah sepak bola. Dalam sepak bola terkadang Anda tak perlu melakukan banyak hal untuk mencetak gol,” terang Guardiola.
“Mereka menyerang sesekali dan menciptakan gol. Bukan hari ini saja, tapi hampir setiap musim dan sangat berat bagi pemain mengatasi situasi ini.”
Guardiola mengatakan, para pemain sebenarnya memiliki sejumlah peluang pada babak pertama.
“Tapi setelah itu, kami tak bisa mencetak gol dan mereka memiliki satu peluang serta berbuah gol,” jelas mantan pelatih Bayern Munich itu.
“Mereka langsung membuka gol lagi pada awal babak kedua dan ini amat berat secara mental.”
“Tentu saja seharusnya kami bisa bermain lebih baik lagi. Ini sangat buruk bagi para pemain saya. Terkadang normal menghadapi situasi (kekalahan) seperti ini,” ujar Guardiola seperti dikutip dari BBC.
Guardiola pun membeberkan berusaha menghibur para pemainnya yang harus menderita kekalahan hingga empat gol.
“Saya katakan kepada para pemain untuk tetap positif karena mereka sudah membuat hal fantastis musim ini,” tutur pelatih berkepala plontos itu.
“Namun, kita tidak selalu mendapatkan apa yang pantas. Saya rasa seluru manajer bisa mengatakan ini.”
Menurut Guardiola, kekalahan seperti ini memang menjadi bagian dari konsekuensi permainan sepak bola terbuka.
“Ini adalah sepak bola. Dalam sepak bola terkadang Anda tak perlu melakukan banyak hal untuk mencetak gol,” terang Guardiola.
“Mereka menyerang sesekali dan menciptakan gol. Bukan hari ini saja, tapi hampir setiap musim dan sangat berat bagi pemain mengatasi situasi ini.”
Guardiola mengatakan, para pemain sebenarnya memiliki sejumlah peluang pada babak pertama.
“Tapi setelah itu, kami tak bisa mencetak gol dan mereka memiliki satu peluang serta berbuah gol,” jelas mantan pelatih Bayern Munich itu.
“Mereka langsung membuka gol lagi pada awal babak kedua dan ini amat berat secara mental.”
Kekahalan ini langsung mengundang pernyataan dari pengamat bola Inggris, Phil Neville, yang menilai Pep Guardiola tak mungkin menjuarai Liga Primer Inggris musim ini.
“Manchester City terlihat seperti tim yang masih disiapkan oleh Pep, karena mereka belum berada di level yang mereka inginkan,” kata Neville dalam kolomnya untuk BBC Sports.
“Saya kira mereka tak mungkin memenangi Liga Inggris musim ini, tapi mereka tetap akan berada di empat besar. Mereka tak mungkin menyerah begitu saja.”
Kekalahan itu membuat City kini berada di peringkat lima klasemen sementara. Mereka berselisih sepulouh poin dari Chelsea di puncak klasemen, tapi hanya terpaut tiga poin dari Tottenham Hotspur di peringkat dua.
Menurut Neville, salah satu alasan keterpurukan ManCity adalah karena lini serangan City tumpul meski sering kali menguasai bola.
“Tak sukar bagi Everton untuk bertahan melawan City di Goodison Park. Ya, City memang punya beberapa kesempatan dan juga klaim penalti di babak pertama, tapi saat ini jika Anda mempertahankan pola dan mempersempit ruang, sangat mudah untuk menahan mereka,” ujar Neville.
“City tak cukup cepat ketika menyerang. Mereka sangat mudah ditebak, dan di Liga Primer Inggris mereka kesulitan untuk mencetak gol melawan lini pertahanan yang rapih.”
Hal senada juga disampaikan Guardiola seusai kekalahan tersebut.
Menurutnya, faktor terbesar kekalahan tersebut adalah karena kegagalan lini serang City memanfaatkan berbagai kesempatan sebelum Romelu Lukaku mencetak gol pertama Everton.
Sementara di saat bersamaan, Everton bisa mencetak gol hanya lewat peluang pertama dalam pertandingan itu.
“Yang terjadi adalah mereka bisa mencetak gol ketika menyerang pertama kali. Bukan hari ini saja, tapi hampir setiap musim dan sangat berat bagi pemain mengatasi situasi ini,” tutur Guardiola.
Kekalahan ini bukan hanya membuktikan bahwa Pep Guardiola kesulitan beradaptasi dengan Liga Primer Inggris, tapi juga sang penjaga gawang, Claudio Bravo.
Untuk kali keempat dalam tujuh pertandingan terakhirnya, Bravo kebobolan dari tembakan pertama yang ia hadapi.
Selain dibobol dari peluang pertama Everton, Bravo juga punya catatan buruk lain. Ia memungut bola dari gawang tiga kali dari tiga tembakan pertama Everton.
Bravo yang didatangkan Guardiola untuk menggantikan Joe Hart
Bravo juga menjadi penjaga gawang dengan catatan penyelamatan paling buruk di antara enam klub teratas di klasemen Liga Inggris.
Ia jauh tertinggal dari Thibaut Courtois dan Petr Cech yang hanya kebobolan 28 persen dari tembakan tepat sasaran yang mereka hadapi.