Real Madrid dituding lolos ke semifinal Liga Champions usai menyingkirkan Juventus di perempat final berkat dukungan mafia sepakbola.
Pernyataan mengejutkan itu datang dari legenda sepakbola asal Paraguay Jose Luis Chilavert.
Ia tanpa sungkan menuduh sukses Real Madrid menyingkirkan Juventus di perempat final Liga Champions sebagai bantuan dari mafia sepak bola.
Klaim serius itu diungkap Chilavert melalui akun Twitter. Kiper yang mencetak enam puluh tujuh gol ketika masih aktif bermain itu kesal dengan keputusan wasit Michael Oliver yang memberi Madrid tendangan penalti pada injury time babak kedua.
“Mafia sepak bola memastikan kalau Juventus tidak lolos,” tulis Chilavert melalui Twitter dikutip dari Marca.
Oliver membuat keputusan kontroversial dengan memberi Madrid tendangan penalti di injury time babak kedua.
Penalti diberikan wasit asal Inggris itu setelah menganggap bek Juventus Medhi Benatia melanggar Lucas Vazquez dari belakang.
Keputusan Oliver membuat para pemain Juventus marah. Bahkan kapten I Bianconeri Gianluigi Buffon mendapat kartu merah karena melakukan protes berlebihan.
Penalti kemudian dieksekusi Cristiano Ronaldo untuk membuat Madrid kalah sati nbanding tiga gol.
Kekalahan itu cukup bagi Madrid untuk menyingkirkan Juventus dari perempat final dengan keunggulan agregat empat banding tiga gol.
Sementara itu mantan wasit asal Spanyol, Eduardo Iturralde, menganggap Madrid seharusnya tidak mendapatkan penalti. Iturralde menganggap wasit Oliver mengambil keputusan yang salah.
“Kontak dari belakang tidaklah cukup. Dia [Oliver] tidak seharusnya memberikan penalti,” ucap Iturralde kepada AS.
Buffon sendiri mengkritik habis-habisan wasit Oliver. Buffon menganggap Oliver tidak siap memimpin pertandingan sebesar perempat final Liga Champions yang mempertemukan Madrid vs Juventus.
“Wasit menciptakan penalti yang hanya dia lihat. Tidak adil tersingkir seperti ini. Tidak manusiawi memberi penalti seperti itu.”
“Jika wasit tidak berani, dan tidak punya kemampuan memimpin pertandingan seperti ini, lebih baik dia tetap di rumah makan keripik atau di tribune penonton bersama suporter, istri dan anaknya,” ucap Buffon dikutip dari Sport.es.
Terkait kekalahan Juventus dari Real Madrid di Liga Champions, Presiden Juventus Andrea Agnelli menilai ada indikasi badan sepak bola Eropa ingin menjatuhkan klub-klub Italia yang berlaga di pentas antarklub Eropa.
Kasus kontroversi penalti yang terjadi di leg kedua perempat final Liga Champions membuat Agnelli berpikir UEFA memiliki niat buruk kepada wakil-wakil Italia yang sedang berlaga di Benua Biru itu, baik di Liga Champions dan Liga Europa.
Agnelli juga menyoroti kinerja mantan wasit Italia, Pierluigi Collina, yang kini menjadi pemberi tugas wasit di UEFA.
“Bukan hanya Juve, tapi Roma juga seharusnya mendapat Penalti ketika menghadapi Barcelona, begitu pula ketika Milan kalah dari Arsenal di Liga Europa, dan kami malam ini.”
“ Jika ada masalah teknis karena UEFA tidak memiliki wasit bagus maka kami bisa membantu memberi latihan,” kata Agnelli seperti dikutip dari Football Italia.
“Di fase gugur kita butuh melatih wasit, menunjuk orang yang tepat, dan membantu agar mereka menggunakan VAR. “
“Teknologi garis gawang berbeda dengan tayangan ulang, Jika UEFA tidak siap, mereka harus melatih secara cepat, seperti yang terjadi di Serie A, Jerman, Portugal, dan lain-lain,” kata Agnelli.
“Untuk beberapa alasan, keangkuhan pemberi tugas wasit membuat ia membuktikan secara ilmiah bahwa mereka tidak bias, dan tetap menunjuk wasit-wasit yang merugikan klub Italia,” ujar pengusaha asal Italia itu.
Agnelli menilai Michael Oliver yang memimpin laga antara Madrid dan Juventus sebagai wasit yang mengecewakan dan tidak mengerti momen.
Tanpa Juventus di pentas Eropa, Agnelli mengutarakan dukungan untuk dua tim asal Italia lain yakni AS Roma di Liga Champions dan Lazio di Liga Europa.
Juventus benar-benar menyikapi kekalahan telak di leg pertama dengan semangat nothing to lose saat datang ke Santiago Bernabeu.
Pelatih Max Allegri menurunkan komposisi terbaik tanpa banyak berpikir peluang lolos ke semifinal karena besarnya selisih dalam agregat.
Tidak adanya Sergio Ramos di lini belakang berhasil dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Juventus. Gol pertama Juventus lahir dari sundulan Mario Mandzukic yang bebas tanpa pengawalan.
Mandzukic dengan nyaman menyambut umpan silang yang dikirim Sami Khedira. Gol cepat di menit kedua ini adalah penyemangat Juventus. Bianconeri jadi punya kepercayaan diri lebih bagus untuk menggempur Real Madrid.
Senyum Juventus makin mengembang karena mereka tak hanya mampu menahan serangan Real Madrid melainkan juga mencetak gol kedua
Mandzukic kembali menyarangkan bola lewat duel udara. Pemain asal Kroasia ini tak mendapatkan penjagaan yang ketat sehingga bisa menyundul bola saat ia berdiri di posisi tiang jauh.
Keunggulan yang didapat Juventus di babak pertama membuat Si Nyonya Tua di atas angin meski mereka masih tertinggal dalam agregat.
Kegugupan lini belakang Real Madrid akhirnya harus dibayar mahal. Keylor Navas tidak menangkap bola dengan baik sehingga bola yang terlepas bisa diambil Blaise Matuidi dan diceploskan ke dalam gawang.
Skor tiga gol di menit keenam puluh satu membuat kedudukan kembali ke awal. Bianconeri bahkan makin percaya diri karena peluang menciptakan keajaiban sudah ada di depan mata.
Selain buruknya penampilan lini belakang Real Madrid, kesigapan Gianluigi Buffon dan kawan-kawan menghalau serangan Los Blancos juga menempatkan Real Madrid dalam situasi bahaya di pertengahan babak kedua.
Real Madrid tertinggal nol tiga, tetapi sejatinya mereka punya banyak peluang untuk setidaknya mencetak satu gol. Situasi Real Madrid saat itu mirip Juventus di leg pertama ketika peluang yang didapatkan selalu berujung kegagalan.
Saat malam di Santiago Bernabeu sepertinya akan bertambah panjang karena adanya babak tambahan, momen di masa injury time akhirnya memutus nyawa Juventus.
Kesalahan lini belakang Juventus membaca serangan terakhir Real Madrid adalah bencana bagi tim tamu.
Lini belakang Juventus salah menduga saat umpan Toni Kroos mengarah ke tiang jauh Juventus. Giorgio Chiellini dan sejumlah pemain Juventus memilih bersiap di depan kotak penalti mengantisipasi serangan yang menusuk langsung ke arah gawang.
Umpan Kroos berhasil dikejar oleh Ronaldo yang langsung menyundul bola. Kesalahan kedua lini belakang Juventus adalah saat mereka tak sigap mengejar Lucas Vazquez yang berlari menuju gawang.
Mungkin bek Juventus menduga Ronaldo akan langsung mengarahkan sundulannya ke belakang. Namun ternyata Ronaldo memilih mengarahkannya ke Vazquez.
Mehdi Benatia yang telat beberapa langkah memutuskan langsung mengambil bola dengan posisi ia di belakang Vazquez. Wasit Michael Oliver menganggap hal itu sebagai pelanggaran.
Diiringi drama protes dari Gianluigi Buffon dan kawan-kawan yang berujung kartu merah untuk Buffon, Cristiano Ronaldo maju sebagai eksekutor penalti.
Dalam situasi penuh tekanan, Ronaldo bisa mengirim bola ke pojok kiri gawang tanpa bisa dijangkau oleh Wojciech Szczesny yang bergerak ke arah yang tepat.
Juventus menang di akhir pertandingan, namun tak bisa bersorak senang. Real Madrid kalah di Santiago Bernabeu, tetapi bisa melanjutkan mimpi untuk kembali jadi juara Liga Champions dengan keunggulan agregat empat banding tiga gol.
Juventus nyaris ciptakan keajaiban, namun kemudian buyar karena kesalahan dalam antisipasi serangan di menit-menit akhir pertandingan.