La Liga, Minggu malam WIB, 20 Desember 2015, mencatat dua momen penting berupa kemenangan “bersejarah” Real Madrid atas Rayo Vallecano, sepuluh gol berbanding dua, di Bernabue, dan terjengkangnya Ateletico atas Malaga di Roseleda Stadium sehingga gagal mengudeta Barcelona di puncak klasemen.
Barcelona sendiri absen di pekan ketiga La Liga karena sedang menjalani ritus pertandingan Piala Dunia Antarklub.
Dengan kekalahan Atletico ini, jarak di antara tiga pemimpin puncak klasemen La Liga, Barca, Atletico dan Real, kini, hanya tersisa masing-masing dua angka.
Di Bernabue, pelatih Rayo Vallecano, Paco Jemez, Senin dinihari, 21 Desember 2015, dalam pernyataan kepada media, dengan nada serak setengah menangis, mengatakan bahwa kesebelasannya “dipermalukan” dan “disiksa” dengan sepuluh gol oleh Real Madrid.
Ia juga mengatakan bahwa skor tersebut tak baik untuk citra Liga Spanyol secara keseluruhan.
Kesuksesan Madrid ini tidak hanya semata kehebatan skuadnya, tapi juga faktor kelemahan Rayo Vallecano yang hanya tampiln dengan sembilan pemain sejak menit ketiga puluh
Meski telah mencetak banyak gol, Madrid tak mau bermain-main dan membuang waktu sedikit pun.
Dalam kemenangan itu, Gareth Bale mencetak empat gol, Karim Benzema mendapat hattrick, sementara Cristiano Ronaldo menorehkan dua gol. Satu gol tambahakan Madrid dicetak oleh Danilo.
“Kami merasa dipermalukan. Skor ini tidak menguntungkan Madrid, kami sendiri, atau sepak bola Spanyol. Kami semua kehilangan kredibilitas, kata Jemez kepada AS.
“Hari ini, tidak ada yang menang. Ini memalukan. Kami harap tidak melihat hal ini terjadi lagi di tempat lain.”
Jemez mengakui bahwa ia belum pernah menjalani pertandingan yang demikian timpang.
Jemez juga mengakui tidak tahu cara menghadapi para pemainnya.
“Sudah sangat lama sejak saya melihat sesuati yang sangat aneh dan memalukan. Sangat sulit untuk menghibur para pemain saya karena mereka merasa dipermalukan dan diinjak-injak.”
Sementara itu, bos Real Madrid Rafael Benitez mengatakan bahwa kekalahan telak adalah bagian dari sepak bola.
“Ada banyak momen ketika kami berada pada situasu tidak menguntungkan. Ketika itu saya tidak mengatakan apapun, dan saat ini saya juga tidak mengatakan apapun.”
“ Sebagai manajer, saya harus membuat tim saya mencetak gol, bermain baik, dan kami hanya berkonsentrasi soal itu.”
Dengan kemenangan ini era Rafa Benitez di Real Madrid bakal dikenang dalam sejarah Liga Spanyol dan sepakbola Eropa untuk tahun-tahun mendatang.
Kemenangan sepuluh 10 gol sangat fenomenal karena membuat Madrid era Benitez mencatatkan sejumlah sejarah penting.
Ini adalah kali pertama sebuah tim di kompetsi La Liga berhasil mencetak sepuluh gol pada sebuah pertandingan dalam lima dekade terakhir.
‘Los Blancos’juga jadi tim yang terakhir kali mampu membobol gawang lawan sebanyak sepuluh kali atau lebih, yaitu saat mereka menang sebelas gol 2 atas Elche pada lima puluh lima tahun silam.
Bukan hanya di Spanyol, mencetak 10 gol atau lebih juga merupakan hal yang sulit bagi tim-tim Eropa lainnya. Madrid jadi tim pertama di Liga Elit Eropa yang mampu mencetak sepuluh gol sejak Borussia Moenchengladbach mengalahkan Braunschweig pada tahun 1984 silam.
Catatan ini jelas membuat Madrid era Benitez akan masuk dalam daftar sejarah sepakbola Spanyol dan juga Eropa.
Fakta ini semakin menarik bila mempertimbangkan kenyataan bahwa selama ini Benitez justru kerap dikritik lantaran membuat Madrid bermain terlalu defensif.
Madrid tentunya berharap pesta gol ini mampu jadi momentum kebangkitan mereka dalam perburuan titel Liga Spanyol.
Saat ini mereka harus puas duduk di posisi ketiga dan masih tertinggal dari Barcelona dan Atletico Madrid
Atletico Madrid sendiri gagal melakukan kudeta atas tuan rumah Malaga di Stadion La Rosaleda.
Sebenarnya, pada laga itu, Atletico berpeluang berada di puncak klasemen sementara lantaran Barcelona tidak memainkan pekan keenam belas mereka karena harus berlaga di Piala Dunia Antarklub.
Atletico pun menunjukkan tekad kuat untuk bisa membawa pulang kemenangan lewat permainan agresif yang diterapkan sejak awal laga.
Sejumlah peluang dihasilkan oleh Atletico di laga ini. Namun Malaga pun tak mau kalah begitu saja. Posisi Malaga yang masih ada di luar zona sepuluh besar membuat Malaga butuh tambahan tiga angka untuk mengatrol posisi mereka.
Masuknya Fernando Torres di babak kedua membuat tekanan Atletico makin gencar. Namun kesigapan Carlos Kameni membuat Atletico tetap tak mampu membobol gawang Malaga.
Tiga menit jelang bubar, Atletico yang justru kebobolan oleh Malaga. Berawal dari umpan lambung Nordin Amrabat, Charles Barbosa melakukan tembakan ke arah gawang. Tendangan Barbosa membentur Diego Godin dan membuat bola bergulir ke pojok kanan gawang.
Setelah kebobolan, Atletico tak punya cukup waktu untuk mencari gol penyama kedudukan. Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan Malaga satu gol.
Kekalahan ini membuat Atletico tetap tertahan di peringkat kedua, memiliki poin sama dengan Barcelona, namun sang rival masih menyimpan satu pertandingan lebih banyak.
Tidak hanya itu, hasil negatif di markas Malaga membuat selisih poin antara Atletico dengan Real Madrid kini hanya berjarak dua angka.