Manajer interim Manchester United Ole Gunnar Solskjaer menyindir Jose Mourinho setelah membawa The Red Devils mengalahkan Tottenham Hotspur pada lanjutan Liga Inggris di Stadion Wembley
Man United bangkit bersama Solskjaer.
Kemenangan atas Tottenham merupakan kemenangan keenam beruntun Man United sejak Solskjaer ditunjuk sebagai pengganti Mourinho.
Usai laga melawan Tottenham, Solskjaer diklaim Fox Sports menyindir Mourinho dalam sebuah wawancara dengan legenda Man United Teddy Sheringham. Solskjaer menjelaskan perbedaan Man United eranya saat ini dibanding saat masih dilatih Mourinho.
“Kami bermain bagus dalam menyerang. Tidak bermain bodoh, memainkan bola di kotak sendiri atau ke belakang. Itu bukan Man United,” ujar Solskjaer.
Bukan hanya Solskjaer yang menyindir Mourinho usai Man United menang atas Tottenham. Gelandang asal Prancis, Paul Pogba, juga mengeluarkan sindiran untuk Jose Mourinho.
“Sangat sulit bermain dengan taktik yang pernah kami mainkan sebelumnya. Saya lebih menyukai bermain menyerang. Bermain bertahan bukan gaya terbaik saya,” ucap Pogba seperti dikutip dari Mirror.
Sejak dilatih Solskjaer, Man United berhasil mencetak tujuh belas gol dan hanya kebobolan empat kali dalam enam pertandingan di semua kompetisi
Penampilan meyakinkan Man United membuat Solskjaer dikabarkan berpeluang mendapat kontrak permanen akhir musim ini. Menariknya, Mauricio Pochettino adalah kandidat utama manajer permanen Man United.
Lima kemenangan di Liga Inggris membuat Man United kini menempel ketat Arsenal di posisi lima.
Sementara itu, Paul Pogba menyindir gaya main manajer sebelumnya Manchester United, Jose Mourinho, usai Setan Merah menaklukkan tuan rumah Tottenham Hotspur
Satu-satunya gol Setan Merah dicetak Marcus Rashford . Pogba berperan bersar di balik gol Rashford tersebut dengan menciptakan assist.
Umpan panjangnya mampu dimanfaatkan dengan baik oleh penyerang muda asal Inggris tersebut menjadi gol ciamik ke gawang Hugo Lloris.
Pogba menegaskan saat ini ia benar-benar menikmati permainan Man United saat ini di bawah arahan mantan pemain klub tersebut, Ole Gunnar Solskjaer.
“Sangat sulit bermain dengan taktik yang pernah kami mainkan sebelumnya. Saya lebih menyukai bermain menyerang. Bermain bertahan bukan gaya terbaik saya,” ucap Pogba seperti dikutip dari Mirror.
Di bawah arahan Solskjaer, Man United memang jauh lebih eksplosif di lini depan dengan permainan menyerang. Gaya permainan itu berbeda sekali dengan Mourinho yang banyak menekankan strategi bertahan.
Beberapa kali Pogba pun terlibat perseteruan dengan Mourinho salah satunya karena perbedaan pendapat tentang gaya bermain di lapangan.
“Manajer mengatakan kepada saya untuk merangsek ke kotak [penalti lawan], mencetak banyak gol. Contoh terbaik saya adalah Frank Lampard. Dia adalah pemain yang mencontohkan permainan seperti ini.”
“Ini seperti yang kami inginkan, sehingga kami bermain seperti ini. Kami harus menjaganya. Kami menang hari ini dan dapat tiga poin,” kata pemain timnas Prancis itu.
Pogba sendiri sangat senang karena kemenangan timnya kali ini diraih dengan mengalahkan salah satu tim besar di Liga Primer Inggris.
“Saya suka bermain di laga-laga besar dan menawan para pemain terbaik. Seperti itulah kami bisa maju. Ini salah satu laga besar bagi kami. Semua pemain bermain bagus,” ujarnya
Sementara itu, sekretaris klub Molde, Heidi Rindaroy, mengungkapkan mantan pelatih mereka, Ole Gunnar Solksjaer, biasa memanjakan para staf klub mereka.
Begitu pula saat Solksjaer kini menangani Manchester United, kebiasaan baiknya itu tetap dilakukan seperti saat ia melatih klub asal Norwegia tersebut.
“Saya pernah dengan Ole [Solskjaer] kami pernah memanjakan Kath, resepsionis Manchester United di [pusat pelatihan] Carrington dengan cokelat dari Norwegia. Kalau begitu, saya akan memasukkan daftar permintaan kepadanya untuk roti Inggris.”
“Begitulah Ole. Dia memperlakukan kami setara. Dia membawakan kami [minuman] anggur merah terbaik sebagai hadiah Natal,” ucap Rindaroy.
Kehadiran Solskjaer dan keramahannya kerap menjadi pembahasan sejak ia bergabung nyaris sebulan lalu. Di Norwegia yang merupakan negara kelahirannya, ‘The Baby Assassin’ juga begitu dipuji.
“Di Norwegia ada Paus [Fransiskus], kemudian ada Ole [Solskjaer]. Dia adalah tokoh olahraga kami yang sangat terkenal,” terang mantan manajer timnas Norwegia, Age Hareide.
Meski hanya enam bulan menangani Manchester United, Solskjaer disebut sangat senang menangani klub yang pernah ia belanya itu. Kebanggaannya itu pula yang disampaikannya kepada mantan pelatihnya saat masih bermain di Clausnengen, Ole Olsen.
“Dia sangat menyukai pekerjaannya sekarang. Setelah [Man United] melawan Huddersfield dan mengatakan: ‘Saya telah kembali ke rumah,'” ujar Olsen meniru ucapannya Solskjaer..
Solskjaer sebelumnya pernah menangani Cardiff City setelah melatih Molde. Namun, kariernya tidak mulus sehingga kembali ke Molde Kali ini ia mampu mewujudkan impian menangani Setan Merah.
“Anda memang butuh jatuh dulu untuk bangkit. Kepemilikan di Cardiff berbeda. Di United, dia bahkan tahu para staf kantin, tukang cuci, bahkan semua orang [di Man United]. Lebih mudah baginya.”
“Anda tak akan pernah tahu. Sebagai pemain, ia mengambil panggung di Manchester. Dia akan melakukan hal yang sama lagi,” terang Olsen.