Pemain “buangan” Manchester City, yang “dipungut” Juventus, Carlos Tevez, menjadi “hantu” ketika timnya memainkan laga leg kedua babak “knock out,” enam belas besar, Liga Champions, Kamis dinihari WIB, 19 Maret 2015, melawan Borussia Dortmund di Signal Iduna Park.
Tevez memberikan dua gol dan satu assist dalam laga yang berakhir dengan tiga gol tanpa balas itu, dan dicatatkan sebagai “man of the match,” sekaligus meloloskan Juventus ke perempat final Liga Champions.
Tevez sendiri, kepada “football italia,” Kamis, 19 Maret 2015, menegaskan Juventus memang pantas meraih kemenangan dan lolos ke perempatfinal.
Torehan tersebut diyakininya sebagai suatu langkah penting, lantaran dalam gelaran musim lalu hanya mencapai fase grup.
“Saya pikir kami bermain dengan luar biasa. Saya hanya melakukan tugas, tapi adalah tim yang selalu memenangkan pertandingan. Juve selalu kesulitan di Liga Champions, tapi sekarang kami berada di jalur yang tepat,” kata.
Sedikit berbeda dengan Tevez, bek Giorgio Chiellini merasa petualangan sebenarnya Juventus baru diimulai. Pasalnya, rival-rival kelas satu seperti Barcelona, Real Madrid, dan Bayern Munich sudah menanti.
“Lolos ke fase gugur bukan tujuannya, tapi baru titik awal. Barcelona, Real Madrid, dan Bayern Munich adalah tim yang terbaik, tapi kami puas mencapai delapan besar.
Sekarang, kami harus bermain tanpa kenal rasa takut akan apa yang akan dihadapi. Kami adalah tim besar dan ingin membuktikan itu,” jelas Chiellini.
Tampil dengan kekuatan penuh, “La Vecchia Signora.” Begitu Juve di sapa, menyingkirkan tuan rumah dengan keunggul agregat lima berbanding satu.
Penyerang Juventus Alvaro Morata memuji penampilan Tevez yang ia nilai amat impresif. Morata yakin Tevez bisa membuat gol lagi siapapun lawan Juve di perempatfinal.
Dalam laga itu Juve tampil efisien. Meski sedikit tertinggal dalam penguasaan bola Juventus tercatat lebih banyak mengancam gawang lawan.
“Ini adalah penampilan yang benar-benar impresif. Kami bertahan saat dibutuhkan dan menyengat ketika kami punya kesempatan untuk menyerang,” kata Morata di situs resmi UEFA.
“Ini adalah sebuah laga yang sulit, tapi seluruh tim mengatasinya dengan cara yang luar biasa,” sambungnya.
Di perempatfinal, Juve bisa berhadapan dengan siapapun mengingat tak ada aturan khusus untuk undian di babak ini.
Tujuh tim yang jadi calon lawan ‘Si Nyonya Besar’ adalah Paris Saint-Germain, Barcelona, Atletico Madrid, Real Madrid, Bayern Munich, AS Monaco, dan Porto.
“Undian perempatfinal?
Tidak ada tim mudah untuk dilawan. Tapi jika kami bermain seperti malam ini, kami tidak punya alasan untuk takut siapapun,” tandas p[elatih Juve Allegri .
“Itu adalah penampilan yang sempurna. Kami memiliki pengetahuan saat datang ke sini, menjadi kuat dan bermain tanpa rasa takut melawan Dortmund,” kata sang pelatihi kepada Sky Sport, Kamis, 19 Maret 2015.
“Kami memiliki keuntungan di leg pertama, jadi kami bisa menyerang balik mereka. Bahkan, kami pantas mencetak lebih banyak gol lagi. Gianluigi Buffon hanya satu kali melakukan penyelamatan, itu menunjukkan superioritas kami. Kami tampil dewasa. Kami berada di perempatfinal dan tak takut dengan siapa pun,” lanjutnya.
Sebagai satu-satunya wakil Italia tersisa, hasil ini tentu melegakan.
Namun Allegri menilai anak asuhnya percaya bisa lebih baik lagi, bahkan di laga yang lebih menuntut atau dengan kata lain di babak-babak berikutnya.
Allegri percaya timnya bisa bersaing di perempatfinal sekalipun harus berhadapan dengan raksasa-raksasa Eropa seperti Bayern Munich, Barcelona, dan Real Madrid.
“Tugas ini diselesaikan bersama antara klub, tim, dan pelatih. Para pemain tak membiarkan apapun untuk Borussia dan saya rasa selama dua leg, mereka hanya punya satu tembakan yang benar-benar tepat sasaran,” kata Allegri kepada Sport Mediaset.
“Ini adalah sebuah hasil penting untuk sepakbola Italia, terutama lewat bagaimana itu didapat. Skuat ini punya segala yang dibutuhkan untuk bermain lebih baik lagi daripada yang mereka lakukan malam ini.”
“Tentu saja anda menghadapi tim-tim dengan kualitas dan teknik bagus di level ini, tapi para pemain, klub, dan penggemar semuanya siap untuk itu. Kami bisa dan harus berkembang dalam hal mengumpan dan manajemen permainan. Di atas segalanya, kami tampil baik pada babak kedua,” imbuhnya seperti dikutip Football Italia.
Tentang kekalahan timnya pelatih Borussia Dortmund Juergen Klopp menilai performa timnya tidak membahayakan lawan.
Klopp juga mengakui kalau Juve memang bermain lebih baik.
Sepanjang pertandingan, Dortmund tak banyak menciptakan peluang yang membahayakan gawang Juve. Hanya dua dari sembilan attempts yang dilepaskan Dortmund yang mengarah ke gawang.
Sebaliknya, Juve lebih agresif. Tim tamu tercatat melepaskan 11 tembakan dengan enam di antaranya yang berstatus on target.
Dortmund kemudian kebobolan saat pertandingan baru berjalan tiga menit lewat tembakan Carlos Tevez dari luar kotak penalti. Di babak kedua, Dortmund tak mampu membalas dan kemasukan dua gol lagi.
“Kami tidak terlalu berbahaya. Jika Anda tidak menembak ke gawang, Anda tidak bisa mencetak gol. Dan kami tidak bisa menyalahkan bolanya, karena itu melayang dengan baik, seperti yang bisa Anda lihat dalam gol Tevez,” ujar Klopp usai pertandingan.
“Setiap menit lawan mendapat kepercayaan diri dan sebaliknya kami tidak. Juve lebih baik daripada kami, tapi mereka juga punya start yang sempurna setelah tiga menit,” imbuhnya seperti dikutip situs resmi UEFA.
sumber : uefa.com, football italia, mediaset dan sky sports