Dua laga “derby” pekan ke-enam Premier League, di dua kota, Liverpool dan London, akan menandai penjungkirbalikan posisi tim elitis, seperti Arsenal, Liverpool, Everton dan Tottenham Hotspur.
Liverpool, yang di musim lalu nyaris menjuarai Premier League, Sabtu malam nanti, 27 September 2014, akan menjalani ritual laga “klasik” dengan sebutan derby Merseiside , untuk warga kota Liverpool, ketika berhadapan dengan Everton di Anfield Stadion.
Baik Liverpool maupun Everton telah menjadi “musuh” abadi dalam laga-laga Primeir League sepanjang puluhan tahun. Keduanya, ketika bertanding, selalu memakan korban dari “hooliganitas” yang sangat parah.
Di laga pekan ini, Liverpool punya modal bagus untuk bangkit. Modal bagus tersebut adalah keperkasaan skuad The Reds jika bermain di Anfield dalam Derbi Merseyside.
Everton terakhir kali meraih kemenangan di Anfield pada 27 September lima belas tahun lalu. Kala itu, skuad The Toffess berhasil berpesta di hadapan Anfield Gang setelah menang tipis satu gol.
Pada laga keduanya 28 Januari 2014 lalu, Everton menelan kalah empat gol Manajer Liverpool, Brendan Rodgers, pun berharap bisa kembali mengulang kesuksesan tersebut agar performa terbaik timnya bisa kembali.
“Kami tahu kami harus tampil lebih baik lagi. Kami juga tahu kami harus meningkatkan peforma level kami. Derbi ini akan memberikan kami kesempatan melakukan hal tersebut,” ungkap Rodgers.
Liverpool saat ini memang masih dirundung sejumlah masalah. Masa transisi pascakepindahan Luis Suarez ke Barcelona sangat mempengaruhi ketajaman lini depan skuad mereka. Belum lagi, Daniel Sturridge, yang masih menjalani proses pemulihan cedera paha, masih meragukan untuk tampil.
Dengan begitu, Rodgers bakal berharap kepada Mario Balotelli untuk membongkar jantung pertahanan lawan. Akan tetapi, performa mantan bomber AC Milan itu pun hingga saat ini dinilai belum maksimal.
“Balotelli berpotensi menjadi pemain kelas dunia. Tetapi, Anda tidak dapat membandingkan Suarez dengan Mario. Mario masih berusia 24 tahun, jadi yang dia butuhkan saat ini adalah meningkatkan kualitas konsistensi permainannya,” kata Rodgers.
Sementara itu, meski mempunyai rekor buruk bermain di Anfield, kapten Everton, Phil Jagielka, tetap optimistis timnya bisa meraih kemenangan. Salah satu caranya, menurut dia, adalah dengan memanfaatkan masa transisi skuad Liverpool.
Selain itu, para pemain Everton juga pastinya termotivasi untuk memperbaiki posisi mereka di klasemen Premier League. Saat ini, Everton, yang musim lalu finis di posisi lima, masih bercokol di posisi empat belas dengan perolehan lima poin.
“Anda tidak dapat mengubah masa lalu, tetapi kemenangan Liverpool adalah sudah melampaui batas. Ini Anfield akan menjadi tempat yang fantastis bagi kami untuk memperbaiki posisi di liga,” kata Jagielka.
Adam Lallana gelandang Liverpool tak ingin menjalani laga derby Mersyide ini dengan biasa-biasa saja. Gelandang serang itu bertekad meneruskan tren positif Liverpool sekaligus mencetak gol di laga itu.
Lallana didatangkan ke Liverpool sebagai pemain termahal musim panas ini. Tapi, dia tak bisa langsung berkontribusi kepada The Reds. Lallana harus masuk ruang perawatan karena dibekap cedera.
“Everton selalu menunjukkan daya juang yang luar biasa sejak saya nge-fans mereka di waktu kecil. Saya memang tak selalu bisa nonton langsung tapi setiap kali saya menyaksikan pertandingan mereka, mereka tampil habis-habisan,” kata Lallana seperti dikutip Daily Mail.
“Saya tahu mereka tak pernah menang di Anfield dalam lima belas tahun ini dan berharap kami mampu melanjutkan itu. Lagipula kami memang membutuhkan kemenangan saat ini. Ayah saya mendukung Everton di era Gary Lineker, ketika mereka sedang moncer. Sejak itulah saya mengikuti mereka.
“Bagaimana perasaan saya jika mencetak gol di laga itu nanti? Saya belum bisa menjawabnya sebab saya harus melakukannya lebih dulu,” ucap dia.
Lallana digaet Liverpool pada transfer musim panas ini dengan nilai 25 juta poundsterling dari Southampton. Dia baru menjalani empat laga dari berbagai kompetisi bersama The Reds sejauh ini.