Laga sangat prestise di Anfield Stadion, Senin dinihari WIB, 17 Oktober 2016, dua klub “besar” di Liga Primer, Liverpool melawan Manchester United, dipastikan akan menjadi pertaruhan dua pelatih top, Juergen Klopp dan Jose Mourinho.
Keduanya dipastikan pula akan menurunkan pemain bagus dan akan menyiapkan strategi sangat rahasia untuk bisa memenangkan “clash” itu.
Empat hari sebelum laga, Bos Liverpool Juergen Klopp melemparkan bara api dengaqn mengatakan, kehancuran Manchester United akan terjadi di Anfield.
“Kami sangat menunggu, apa yang akan menjadi laga fantastik di Anfield. Pertandingan Liga Europa musim lalu sangat manis. Kita memiliki atmosfer yang luar biasa, yang menginspirasi para pemain,” kata Klopp, seperti dikutip dari Mirror, Kamis 13 Oktober 2016.
Kemenangan Liverpool di Anfield, disebut Klopp menjadi bukti apa hasil yang bisa didapat, dengan atmosfer luar biasa dari dukungan suporter.
Duel lawan Setan Merah juga terjadi pada momen sempurna, karena terjadi tepat satu tahun, setelah pertandingan pertama Klopp bersama Liverpool.
Klopp mengatakan, telah ada hasil bagus dan mengecewakan, selama satu tahun terakhir. Tetapi, dia menegaskan selalu memiliki pandangan positif akan masa depan.
“Itu pekerjaan yang harus kami lakukan. Kami akan menikmatinya, dan hasilnya akan jauh lebih baik jika Anda menikmatinya,” kata Klopp.
Mantan bos Borussia Dortmund, itu mengaku tidak pernah berpikir bisa ada perubahan cepat, dalam permainan Liverpool musim ini.
“Saya hanya tahu, kami harus lebih baik. Begitulah bagaimana kehidupan berjalan. Bahkan, saat Anda bermain bagus, Anda harus berusaha lebih baik,” ujarnya
Premier League sendiri telah menetapkan Anthony Taylor untuk memimpin duel antara Liverpool dan Manchester United.
Penunjukan ini menjadi angin segar untuk tim tuan rumah.
Sebab, sejarah membuktikan, Liverpool paling sering mendapatkan penalti dalam laga yang dipimpin oleh Taylor.
Taylor sudah memberikan enam penalti dalam dua puluh dua pertandingan Liverpoolsejak enam musim terakhir.
Seluruh penalti tersebut selalu berujung gol untuk tim berjulukan The Reds.
Bahkan, wasit asal Manchester itu sempat menghadiahkan dua penalti dalam satu laga untuk Liverpool.
Fakta ini tentu patut diwaspadai Manchester United, yang cuma mendapatkan dua hadiah penalti dalam empat belaslaga yang dipimpin Taylor.
Terlebih lagi, tendangan dua belas pas menjadi salah satu sumber gol Liverpool pada musim ini. Mereka sudah mencetak empat gol lewat penalti pada Premier League musim ini.
Media Inggris dalam berbagai tulisannya menyebut kedua tim akan menjalani laga berat Buruknya, duel panas ini terjadi setelah jeda pertandingan internasional.
Kedua tim kebetulan sama-sama banyak menyumbang pemain untuk tampil di kualifikasi Piala Dunia baik zona Eropa maupun Conmebol.
Jika dihitung dari jarak tempuh yang dijalani pemain, tim mana yang lebih lelah?
Seperti dilansir skysports, MU mengirim empat belas pemain untuk membela timnas beberapa negara.
Keempat belas pemain itu sudah menempuh penerbangan jauh sebelum pulang ke Carrington, markas latihan MU.
Sedangkan Liverpool mengirimkan sekitar sembilan pemain.
Meski kalah dalam akumulasi jarak, manajer Liverpool, Jurgen Klopp pantas lebih khawatir soal pemainnya.
Apa pasal?
Maklum, dua jagoannya Philippe Coutinho dan Roberto Firmino sudah berpergian sejauh. Coutinho tampil penuh saat Brasil menang atas Bolivia. Sedangkan Firmino main 23 menit. Keduanya juga tampil saat melawan Venezuela di Merida.
Di kubu MU, Anthony Valencia menjadi yang paling jauh berpergian.
Laga ini juga telah menyeret media Inggris untuk membuat statistic.
Mirror bekerja sama dengan Opta membuat statistik mengenai kreativitas para kontestan Liga Inggris musim ini
Di luar dugaan, Liverpool yang diasuh Jurgen Klopp menempati posisi teratas berkat kreativitas mereka.
Meski baru sepekan lagi digulir, tensi pertarungan antara Liverpool dan Manchester United (MU) di Anfield, sudah memanas. Perang psikologis mulai dilancarkan masing-masing kedua tim.
Sebelumnya, fans Liverpool sudah berkomentar mengenai penunjukkan wasit Anthony Taylor sebagai pemimpin duel tersebut.
Fans Liverpool khawatir Taylor akan mengambil keputusan yang berat sebelah mengingat dirinya adalah pria yang lahir dan dibesarkan di Greater Manchester.
Kini, giliran data statistik Opta yang membuat suasana semakin memanas.
Pasalnya, Liverpool dinobatkan sebagai tim yang paling banyak menciptakan peluang hingga pekan ketujuh.
Sebaliknya, MU yang dilatih Jose Mourinho hanya menempati posisi ketujuh.
Dari tujuh pertandingan, baru delapan puluh empat peluang yang diciptakan Setan Merah.
Sementara di posisi kedua ditempati Chelsea yang di musim ini dilatih Antonio Conte.
Untuk Manchester City yang berstatus pemuncak klasemen Liga Inggris, mereka hanya ditempatkan di posisi keempat.
Meski masih menjadi tim terbaik di klasemen, The Citizens hanya menciptakan sembilan puluh peluang dari tujuh laga, sama seperti Tottenham Hotspur.