Berlainan dengan pelatih pada klub-klub elit Europa, pada umumnya, yang selalu menyembunyikan kondisi tim dan sengaja mengalpakan diri untuk mengritik pemain bintangnya, Louis van Gaal adalah tipikal yang berbeda.
Pelatih Manchester United asal Belanda itu justru menarik akan sikapnya yang jujur terhadap kondisi tim, dan tak pernah membedakan antara pemain bintang dengan pemain non bintang kalau mereka bermain jelak atau bagus.
Van Gaal akan mengatakan tim bermain bagus atau jelak. Walau pun tim menang atau kalah. Kalau menang pun ia akan mengatakan jelek kalau penampilan tim memang jelek. Kalau kalah, asal tim bermain bagus, ia mengatakan bagus.
Gelandang Manchester United, Juan Mata mengungkapkan Louis van Gaal sebagai pelatih yang memiliki sifat terbuka. Van Gaal tidak pernah menutupi hal apa pun kepada para pemainnya.
Bagi Mata, semenjak meneer berusia 62 tahun bergabung dengan The Red Devils musim ini, ia selalu mengutarakan secara langsung kepada pemainnya, apakah itu baik atau buruk. Kejujuran seperti ini dianggap sebagai sebuah nilai plus oleh Mata.
“Louis van Gaal, di atas segalanya, adalah orang yang jujur. Dia akan mengatakan semuanya, baik dan buruknya kepada kami secara langsung,” ungkap Mata seperti dilansir Goal, Rabu, 12 November 2014
Mata menambahkan bahwa target United saat ini baru sebatas kembali ke Liga Champions musim depan. Target juara yang sempat diusung Van Gaal pada awal musim harus dikoreksi mengingat United sudah tertinggal jauh dari pemuncak klasemen Chelsea.
“Tujuan kami sekarang adalah kembali masuk ke Liga Champions. Kami tidak mampu melakukannya musim lalu. Tentu kami ingin agar tim ini mencetak banyak gol. Saya juga yakin para penyerang kami akan bisa mencetak lebih dari lima belas gol,” tutupnya.
Juan Mata sendiri tidak peduli dengan posisi dirinya yang sering menguap dari “starting eleven.” Dalam dua laga terakhir Manchester United ia raib dari sebelas pemain utama MU. Banyak pengamat menilai pemain tim nasional Spanyol itu dinilai terlalu bagus untuk menjadi seorang super-sub.
Saat MU ditangani Louis van Gaal, Mata sudah bermain sebanyak sembilan kali. Rinciannya, dia tujuh kali menjadi starter dan dua kali turun sebagai pemain pengganti.
Pada laga terakhir saat MU menjamu Crystal Palace, Minggu pekan lalu, Mata menjadi pahlawan. Turun ke lapangan sebagai pemain pengganti, dia mencetak gol kemenangan ‘Setan Merah’.
Posisi Mata di MU terancam dengan perubahan strategi yang dilakukan oleh Van Gaal dan juga kembali bermainnya Wayne Rooney.
Mata biasa menempati posisi di belakang dua striker saat MU mengusung skema empat-tiga-satu-dua. Tapi, saat Rooney kembali, posisi Mata digantikan oleh Ronney.
Soal situasi Mata di MU, Martin Keown, kolomnis sepakbola di “Daily Mail, mengemukakan, “Tak ada keraguan mengenai kualitasnya –ini merupakan pemain yang menyandang status juata Piala Eropa dan Piala Dunia.,
“Tapi, dia mendapati dirinya ada dalam posisi kelebihan pemain di Chelsea dan sekarang posisinya juga mirip di Manchester United.”
“Dia terlalu bagus untuk menjadi seorang super-sub di United dan jika dia tak bisa banyak beraksi, saya bisa melihat dia segera pindah, atau mungkin kembali ke Spanyol,” imbuhnya.