Banyak yang beranggapan Arsenal merugi telah melepas bintangnya Alexis Sanchez ke Manchester United.
Apalagi harus ditukar dengan Henrikh Mkhitaryan yang performanya menurun di Manchester United.
Di atas kertas, popularitas Sanchez memang jauh lebih mentereng ketimbang Mkhitaryan.
Terlebih winger asal Chile tersebut juga pernah menjadi bagian dari klub raksasa Spanyol, Barcelona.
Sementara Mkhitaryan baru masuk jajaran pemain terbaik Eropa ketika tampil cemerlang bersama Borussia Dortmund.
Kualitasnya makin diperhitungkan ketika Manchester United meminangnya ke Old Trafford pada Juli dua tahun silam.
Sayangnya, performa Mkhitaryan justru menurun di MU seiring minimnya kepercayaan yang diberikan manajer Jose Mourinho.
Sementara Sanchez selalu menjadi andalan di Arsenal. Satu-satunya alasan Wenger untuk menepikan Sanchez di bangku cadangan karena si pemain memang sudah menyatakan keinginannya untuk hengkang dari Emirates.
Sebagai manajer yang kerap sukses memoles pemain, Wenger yakin Mkhitaryan punya kualitas setara dengan Sanchez. Keduanya disebut berada di level yang sama.
“Kami mengganti pemain yang sangat bagus dengan pemain yang sangat bagus. Pemain kelas dunia dengan pemain kelas dunia,” kata Wenger di situs resmi Arsenal.
“Mkhitaryan bisa bermain di sayap maupun di lini tengah. Saya yakin dia bisa bermain dengan baik di banyak posisi.”
“ Hal ini bisa membantu tim dengan baik karena ia bisa bermain bersama Oezil dan juga sebagai playmaker. Jadi, secara keseluruhan ini adalah langkah yang bagus,” sambung Wenger yang banyak dkritik fans Arsenal soal kepindahan Sanchez
Alexis Sanchez dikenal sebagai pemain dengan kecepatan, energik, dan kemampuan mencetak gol yang cukup baik.
Memiliki dua kaki yang sama-sama ‘hidup’, Sanchez pun kerap menghantui pertahanan lawan ketika dipasang sebagai penyerang, pemain sayap, maupun gelandang serang.
Kapabilitasnya menyediakan assist atau menyumbang gol kini diharapkan oleh Jose Mourinho, yang menginginkan Sanchez datang untuk menambal lini depan Manchester United.
Selain kemampuan yang kerap diperagakan dalam setiap pertandingan, terdapat fakta lain yang menarik dalam kehidupan keseharian Sanchez.
Ketika masih kecil, Sanchez pernah mendapat panggilan Dilla yang merupakan kependekan dari Ardilla yang berarti tupai karena lincah mengambil bola yang tersangkut di pohon atau bangunan tinggi lainnya ketika sedang bermain di jalanan.
Gaya lari dan kecepatannya di lapangan tidak lepas dari pengaruh masa kecilnya ketika bermain bola telanjang kaki.
Sanchez baru memiliki sepatu bola di usia lima belas tahun yang merupakan pemberian wali kota setempat.
Saat berusiaenam belas tahun, Sanchez yang sudah bermain untuk klub Cobreloa membayar denda seribu dollar yang dikenakan pada sang ibu lantaran tidak memiliki izin menjual ikan.
Ketika hidup di Italia, Sanchez pernah kehilangan kunci mobil ketika sedang berbelanja.
Alih-alih menumpang kendaraan lain untuk balik ke rumah, mantan pemain Udinese itu berlari untuk mengambil kunci mobil cadangan.
Hubungannya dengan Pep Guardiola yang dibentuk ketika Sanchez membela Barcelona pada tujuh tahun lalu terjaga dengan baik.
Keduanya saling memuji meski sudah tidak berada di satu klub yang sama.
Di daerah Tocopilla, tempat kelahirannya, terdapat nama Alexis Sanchez. Pemain yang identik dengan nomor punggung tujuh itu juga sering menyumbangkan hadiah dan pakaian di daerah tersebut pada masa Natal.
Di timnas Chile pemain berusia dua pulu sembilan tahun itu tercatat sebagai pencetak gol terbanyak dengan tiga puluh sembilan gol.
Selain menjadi pemain yang paling sering berkostum timnas, Sanchez juga menjadi pemilik rekor pemain termuda yang pernah membela La Roja.
Caps pertamanya dibukukan saat masih berusia tujuh belas tahun.