Boneka Barbie ternyata meninggalkan luka bagi anakanak penyuka karena kebiasaan ini, terutama bagi nak perempuan, akan berdampak ketidakpercayaan diri setelah ia dewasa
“Barbie memberikan dampak buruk terhadap perkembangan citra diri anak perempuan, terutama ketika mereka tumbuh dewasa,” tulis studi tersebut.
Para peneliti menemukan, Barbie bisa membawa anak perempuan menderita gangguan makan, seperti aneroksia dan bulimia.
Beberapa waktu lalu, Mattel, perusahaan pencipta dan distributor resmi Barbie merilis boneka dengan bentuk tubuh menyerupai wanita pada umumnya.
Barbie baru itu hadir dengan tubuh berisi, ragam warna kulit, dan tinggi tubuh.
Namun, kehadiran seri baru tersebut tidak memberikan pengaruh siginifkan.
Setidaknya, begitulah hasil penelitian ini.
Studi menemukan bahwa anak perempuan berusia enam hingga delapan tahun yang sering main boneka Barbie sedari usia tiga tahun, tumbuh dengan rasa tidak puas pada bentuk tubuh sendiri.
Responden anak-anak perempuan memperlihatkan sikap tidak percaya diri, baik pada penampilan dan kemampuan mereka.
Lalu, studi juga mengungkapkan, anak-anak perempuan yang telah mengenakan riasan wajah di usia pra remaja karena ingin berparas cantik seperti Barbie.
Dr Kathleen Keller, Pakar Nutrisi dan Ilmuwan Pangan, dari Pennsylvania State University, menuliskan pada jurnal Body Image bahwa anak-anak perempuan memiliki emosional yang labil dan mudah terpengaruh.
“Pada masing-masing eksperimen, kami melihat anak perempuan menginginkan memiliki tubuh dan wajah seperti boneka mereka.”
“ Hasil studi ini memperlihatkan, waktu bermain dan alat permainan memiliki peran penting pada fase tumbuh kembang anak,” urainya.
Dia menyarankan bahwa sebaiknya orangtua memilihkan mainan boneka dengan bentuk dan wajah yang masuk akal.
“Belikan anak ragam jenis permainan, jangan hanya boneka Barbie. Satu hal yang sangat dianjurkan adalah mengizinkan anak untuk bermain dan banyak beraktivitas di luar ruangan,” pungkasnya.
Jadi serba salah.
Mungkin itulah kata-kata yang tepat untuk diberikan kepada boneka Barbie, yang kini telah berusia lima puluh tujuh tahun.
Sejak awal kemunculannya pada lima puluh tujuh tahun silam, boneka Barbie sering diprotes lantaran dinilai memberi persepsi akan tubuh ideal wanita, yang tak realistis.
Demi meredam opini negatif di publik, pada tanggal 28 Januari 2016, produsen Barbie, Mattel, meluncurkan tiga tipe bentuk tubuh baru Barbie, yakni berisi, tinggi, dan mungil, lengkap dengan tujuh warna kulit berbeda.
Banyak yang menyambut positif akan evolusi Barbie tersebut. Walau demikian, banyak pula yang mengkritik keputusan Mattel.
Dari sejumlah komentar media sosial yang dilansir oleh Dailymail, tak sedikit yang menunjukkan penilaian bahwa evolusi Barbie ini adalah sumber masalah baru.
Salah seorang pengguna Twitter bernama Ella Whelan melalui akunnya mengatakan, “Jika anak perempuan masih terlalu muda untuk bermain dengan #Barbie, dia masih terlalu muda juga untuk memikirkan citra tubuh positif. Berhenti memaksakan masalah orang dewasa pada anak-anak.”