Didi Petet, atau lengkapnya Didi Widiatmoko, “pensiunan preman,” dalam tayangan sore berdurasi satu jam setiap harinya di RCTI, Jumat pagi telah berpulang. Ia memasuki pensiunan abadi ditengah kenangan tongkat tua dan retorika rendah penuh wibawa yang melekat di memori pemirsa.
Ya. Didi Widiatmoko, suhu teater, film dan sinetron itu telah berangkat di keabadian menemui Sang Khaliknya. Ia pergi tanpa pernah memberitahu tentang sakit dan penyakitnya.
Semua kita terkejut dengan kepergiannya itu, yang berlainan dengan berpulangnya Pepeng “Jare..Jaree..” beberapa pekan lalu. Pepeng memang menjalani penyakit yang panjang ketika ia menemui kematian.
Didi Petet telah menempuh jalan panjang kariernya di dunia seni peran Tanah Air, Almarhum Didi Petet, telah membintangi banyak film dan teater. Memerankan berbagai tokoh mulai dari Emon dalam Catatan si Boy dan Kabayan dalam Si Kabayan Saba Kota.
Emon, sahabat Boy, merupakan karakter yang kemayu atau kebanci-bancian dalam film-film Catatan Si Boy pada era delapan puluhhan dan sembilan puluhan.
Wikipedia mencatat, karakter tersebut termasuk yang paling fenomenal dan ikonik yang diperankan oleh pria kelahiran lima puluh delapan tahu lalu itu di Surabaya.
Dalam Catatan si Boy yang disutradarai oleh Nasri Cheppy, Didi berakting bersama bintang film Onky Alexander dan Meriam Bellina.
Film ini sempat diberi judul lain, yaitu Kugadaikan Cintaku ciptaan Gombloh yang menjadi lagu tema film ini disebabkan karena karakter Mas Boy belum terlalu populer di daerah luar Jakarta pada saat itu.
Film ini menghasilkan empat sekuel
Tak hanya Catatan Si Boy dan empat sekuelnya saja yang sukses dibintangi Didi. Perannya sebagai Kabayan dalam sekuel Si Kabayan memiliki lima seri.
Untuk sekuel Si Kabayan, Didi tercatat menjadi aktor yang paling sering membintangi tokoh dari Pasundan tersebut selain mendiang aktor kenamaan Kang Ibing.
Khusus untuk Si Kabayan dan Anak Jin, akting Didi cukup meninggalkan kesan ketika Kabayan mengucap mantra “goal geol gutak giteuk” untuk memanggil anak jin yang diperankan Sena A. Utoyo.
Ketika dunia sinetron merebak seiring dengan tumbuh maraknya stasiun televisi di tanah air, Didi pun terjun ke sana.
Kini catatan prestasi Didi tinggal kenangan setelah sang aktor pagi tadi di rumahnya karena sakit.
Kepergiannya memang terasa begitu mendadak. Bahkan sang anak, Nabila, disela-sela upacara pemakaman sang ayah mengungkapkan, beberapa jam sebelum mengembuskan napas terakhir, ayahnya masih bisa bercerita dan berbagi tawa.
“Semalam itu kita masih sempat ngobrol dan ketawa-ketawa juga,” kisahnya
Dengan isak tangis putri kedua Didi itu tampak berusaha tegar saat melakukan sesi wawancara dengan beberapa awak media. Meskipun tidak menjelaskan penyakit apa yang diderita sang ayah, Nabila mengatakan bahwa ayahnya itu baru melakukan terapi.
“Tadi malam ke Bandung terapi, dan udah mendingan,” pungkasnya.
Banyak kenangan yang tak terlupakan atas meninggalnya Didi Petet.
Salah satu yang selalu diingat oleh Teuku Zacky adalah Didi Petet yang tak pernah menyebut dirinya selebriti.
“Dia seorang legend dia memberikan contoh, dia nggak pernah sombong. Dia nggak pernah nyatet dirinya selebriti, dia betul-betul rendah hati,” kenang Teuku Zacky saat ditemui di rumah duka.
Kebetulan, kediaman Zacky dan Didi memang tidak terlalu jauh. OIeh karena itu, Zacky mengatakan dirinya selalu belajar di rumah sang mendiang.
“Saya belajar di rumahnya, dia selalu kasih masukan kebetulan saya tetanggan sama beliau. Setiap senggang selalu telepon atau main. Panutan yang benar-benar,” urainya lagi.
“Dia selalu bilang di akting nggak ada peran kecil, walaupun sebagai figuran. Kalau memainkannya dengan baik,” lanjut Zacky lagi.
Zacky sendiri mengaku tak mengetahui Didi memiiki riwayat penyakit. Sebelumnya, ia sempat ingin menghubungi Didi karena ada beberapa pekerjaan yang akan dikerjakan secara bersamaan.
“Terakhir ketemu di rumah, waktu ada syukuran rumah dan makan ketemu di rumah dia sangat ramah,” kenang Zacky.
Epy Kusnandar juga sangat kaget mendengar kabar jika senior sekaligus lawan main di sinetron Preman Pensiun, Didi Petet, menghembuskan nafas terakhir pada hari ini. Epy mengingat betul keluhan Didi sebelum meninggal dunia.
“Ketika ketemu, kalimat terakhir, dia meluk saya bisikin ‘Pi aing gering euy’ artinya kalau bahasa Indonesia ‘Pi saya sakit’. Saya salah enggak nemenin dia pas itu, saya malah suruh istirahat,” ungkap Epy.
Epy tak bisa menutupi kesedihannya ditinggal pergi Didi Petet. Dia turut menyesal karena tak bisa menemani Didi disisa hidupnya.
“Padahal dia butuh temen ngobrol. Tadi subuh dikabarin beliau meninggal, ampun Gusti maafin saya karena enggak bisa nemenin dia. Mohon maaf semuanya,” sambung Epy dengan nada kecewa.
Didi Petet memang dikenal sebagai sosok yang tak pernah mengeluh tentang kesehatan. Bahkan, banyak dari para sahabat yang tak tahu aktor senior itu tengah sakit.
Hanya Slamet Rahardjo dan Epy Kusnandar saja yang pernah tahu almarhum sakit. Slamet mengaku tahu sahabatnya itu pernah menderita asam lambung. Sementara, Epy yang menjadi lawan mainnya dalam sebuah sinetron, baru kemarin tahun seniornya itu tengah sakit.
“Dia meluk saya bisikin, Py aing geuring euy. Artinya kalau bahasa Indonesia, Py saya sakit. Tapi saya salah, nggak nemenin dia pas itu, saya malah suruh istirahat padahal dia butuh teman ngobrol,”
Didi memang sosok yang tak pernah sekalipun mengeluh sakit selama ini. Menurutnya, justru Didi dikenal sebagai orang yang rajin memberi semangat dan doa untuk para sahabatnya.
“Nggak pernah tahu kalau dia sakit. Kita tahu dari grup WhatsApp soal sakitnya. Terus tadi pagi langsung dapat kabar meninggal,” kisahnya.
laporan wartawan “nuga” di jakarta gerry haryanto