Ingat film “Cintaku di Kampus Biru.”
Tentu, para penggemar film di tahun delapan puluhan ingat betul seorang dosen yang jatuh hati dengan mahsiswanya. Sang mahasiswa, diperankan Roy Marten, “mengejar’ sang dosen, Rae Sita Supit, untuk dipacari.
Lantas? Seru!
Begitu kesan, yang mungkin, dikenang oleh remaja delapan puluhan.
Dan, hari ini, “ibu dosen” Rae Rita Supit, perempuan yang selalu ceria dan heboh itu, kembali ke “Pencipta”nya.
Rae Rita Supit telah “berpulang.”
Aktris yang pernah sangat terkenal berkat aktingnya pada film era tujuh puluhan dan delapan puluhan itu mengakhiri kehidupan fananya.
Rae Sita, ketika dimasa mudanya, sangat senang dengan desain, saat mengambil jurusan Seni Rupa di ITB, yang kemudian memutuskan pindah ke IKIP dengan jurusan yang sama telah tiada..
Rae yang pernah menempuh perkuliahan seni rupa dengan mengambil jurusan Interior New South Wales University, Sydney, Australia hingga pada akhirnya mendapatkan gelar sarjana muda, hanya bisa dikenang sebagai sosok heboh.
Rae yang menikah dengan sahabat kuliahnya, Oke F Supit, memiliki tiga orang anak yakni, Jenifer Jill Supit, Georgiana Grae Supit, dan Ravelra Ruth Supit.
Ketika sudah memiliki tiga orang anak itulah Rae Sita memulai untuk main film.
Gaun Pengantin. Ingat film fenomenal yang diproduksi pada tahun 1974. Itulah film pertamanya.
Tak butuh waktu lama bagi Rae untuk menarik hati produser dan sutradara. Di tahun kedua memulai karier akting, nama Rae makin melejit setelah berperan sebagai dosen dalam film Cintaku di Kampus Biru yang diproduksi dua tahun kemudian
Sepanjang periode tujuh puluhan dan delapan puluhan, banyak film yang telah ia bintangi. Seperti film terkenal, Guna Guna Istri Muda, Pengalaman Pertama, Layu Sebelum Bekembang, Rahasia Seorang Ibu, Christina, Di Ujung Malam, Ratapan Anak Tiri II, R.A. Kartini, Kerikil-Kerikil Tajam dan banyak lainnya.
Setelah membintang puluhan film, Rae sempat memutuskan untuk berhenti dari dunia yang telah membesarkan namanya.
Ia sempat menjajal dunia PR saat bekerja menjadi Public Relations Manager Hotel Sahid Jaya.
Kecintaanya pada dunia akting tak bisa dibohongi, di masa-masa tua, Rae tetap konsisten di jalur film, dirinya terpilih menjadi anggota Lembaga Sensor Film hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Di sisi lain, Rae juga aktif sebagai anggota Tim Pokja Film Kompetitif, anggota pengajar BP SDM Citra di YPPHUI dan Anggota Lembaga Sensor Film.
Rae meninggal akibat kanker yang telah menyerang tubuhnya belakangan ini. Ia menghembuskan nafas terakhir pada usia enam puluh sembilan tahun.
Malam ini, almarhumah akan disemayamkan di Rumah Duka Heaven di kawasan Pluit Jakarta Utara. Jika tak ada aral melintang, jenazah akan dimakamkan di kawaaan Karawang, Jawa Barat, pada Kamis 21 Mei 2015.
Anwar Fuadi, salah satu sahabatnya, bisa mengenang dengan baik tentang sosok Rae Sita.
“Sosok periang,” katanya pendek.
Anwar melanutkan, “Dia orang baik. Dengan yang lebih muda juga dia sangat care dan meghormati yang lebih tua. Dia sangat periang. Kita sama-sama kehilangan sosok Rae,.”
Rae memang telah berjuang lama untuk bisa keluar dari jerat kanker. Namun Tuhan berkata lain dan memilih mengangkat anggota Lembaga Sensor Film itu.
“Saya pernah beberapa kali kerja bareng di film televisi. Dia orang baik. Yang paling saya kenang adalah dia orangnya blak-blakan, enggak suka ngomong di belakang,” kenang Anwar.