Tessa Kaunang dan Sandy Tumiwa, sepakat untuk menjalani kehidupan suami istri dengan beda keyakinan betapa pun sulitnya persoalan yang mereka rasakan di usia perkawinan tahun kedelapannya.
Tessa, kepada Gery Haryanto wartawan “nuga” di Jakarta, mengaku pada awalnya ia sempat merasa terpaksa menerima keputusan sang suami untuk berpindah keyakinan. Ia merasa “shock,” terkejut dan panic dengan keputusan yang mendadak dari Sandy, Namun saat ini ia telah menerimanya dengan lapang dada.
“Sebenarnya belum ada kesepakatan-kesepakatan istilahnya. Dalam kondisi yang terpaksa semua, harus menerima semuanya karena mengagetkan,” Tessa saat ditemui Gery Haryanto, Minggu, 15 Juni 2014.
Setelah Sandy mualaf, kini Tessa Kaunang pun mencoba ikhlas dan pasrah. Toleransi beragama serta saling menghargai dan menghormati menjadi kunci utama dalam rumah tangga mereka saat ini.
“Intinya sih toleransi saling menghormati ada karena keyakinan dari masing-masing,” ungkap
Tessa Kaunang menyatakan berupaya untuk kuat saat sang suami, Sandy Tumiwa menyatakan dirinya pindah keyakinan menjadi seorang muslim. Ia mengatakan saat ini yang menguatkan dirinya bukanlah cinta semata.
“Bukan cinta lagi, ini penuh belas kasihan. Karena cinta itu mungkin salah satunya berkorban untuk pasangan,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan kini dirinya sudah ikhlas dengan apa yang diputuskan oleh Sandy. Tessa pun menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan.
“Tetapi semua karena Tuhan yang buat saya kuat. Tapi balik lagi kalau sudah dikasih kekuatan tapi masih bandel kondisi bisa berubah kapan pun,” urainya seraya tersenyum.
Sandy memutuskan untuk menjadi mualaf sejak 25 April 2014. Ia mengaku menjadi seorang mualaf adalah panggilan hatinya.
Sementara ibu Sandy, Amalia Nurshanty, yang memang seorang muslimah, mengaku senang anaknya menjadi mualaf. Namun, Amalia tetap berharap Sandy bisa mempertahankan rumah tangganya bersama Tessa Kaunang.
Amalia mengatakan anaknya pernah memiliki nazar. Sandy berjanji ingin menaikkan haji ibunya itu. Tapi, belakangan ini, Sandy lupa dengan nazarnya itu.
“Nah terus, anak ini sibuk nggak pernah tanya saya lagi. Bagaimana pun nazar itu kan harus dipenuhi,” ujarnya.
“Dan dia tersadar. Dia bilang “Ma, aku mau naikin haji mama saat aku Islam,” Pas saya ingetin soal nasar berapa harinya itu dia dateng pas siang, dia cium kaki saya. Dia sadar sudah melupakan,” lanjutnya.
Amalia menuturkan Sandy pertama kali ingin pindah ke Islam lagi pada 28 November tahun lalu. Tanggal tersebut merupakan tanggal ulang tahun sang ibunda.
“Pertama kali pas ulang tahun saya. Mungkin masih bimbang, sesudah itu benar-benar mantap bulan April kemaren,” katanya.
Meski senang anaknya kembali memeluk Islam, Amalia berpesan kepada Sandy agar tetap menjaga rumah tangganya dengan Tessa. Amalia tak mau cucu-cucunya merasakan orangtuanya bercerai.
“Saya bilang ke Sandy, jangan sampai kehidupan masa kecil kamu berdampak ke anak-anak kamu juga,” tandasnya.
laporan gery haryanto wartawan “nuga” di jakarta