Diabetes?
Ya, diabetes atau nama lengkapnya diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolisme menahun akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin secara cukup atau tidak mampu menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif.
Insulin merupakan hormon yang memiliki fungsi untuk mengatur keseimbangan gula darah dalam tubuh. Dengan adanya gangguan fungsi pankreas dan insulin tersebut, tubuh akan terbebani dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia).
Nah kondisi menumpuknya kadar gula di dalam tubuh yang tidak terserap dengan baik akan menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh si penderita.
Jika tidak dikontrol dengan baik, penyakit ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa si penderita.
Pada dasarnya glukosa diperlukan oleh sel tubuh sebagai sumber energi utama. Yang menjadi inti dari penyakit ini adalah, hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mampu mengatur konsentrasi glukosa dalam tubuh yang akhirnya mengganggu organ dalam dan berpotensi menyebabkan komplikasi.
Diabetes digolongkan menjadi 2 kategori yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut dengan insulin dependant yang ditandai dengan kurangnya produksi insulin oleh pankreas.
Diabetes tipe 2 disebut dengan non insulin dependant yang ditandai dengan produksi insulin yang sudah cukup namun tidak digunakan secara efektif oleh tubuh.
Dari keseluruhan penderita diabetes, 90%-nya adalah penderita diabetes tipe 2, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam infodatin diabetes yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Saat ini, International Diabetes Foundation ) mengestimasi terdapat tiga ratus delapan puluh dua juta orang yang hidup dengan diabetes di antaranya belum terdiagnosis.
Artinya ada ratusan juta orang yang terancam memiliki diabetes dan berpotensi sangat besar untuk mengalami komplikasi.
Angka ini akan terus meningkat dalam jumlah besar
Pada akhirnya penyakit ini menjadi momok bagi masyarakat indonesia bahkan dunia. Pola hidup yang serba instan dan ketidakpedulian masyarakat dalam mengatur pola makan dicurigai sebagai penyebab masifnya penyakit ini.
Ada banyak cara untuk menghindarkan penyakit ini dari Anda dan keluarga Anda. Selain itu sekali pun misalnya seseorang sudah terdiagnosa menderita diabetes, ada banyak cara untuk menjaga kondisi kesehatan orang tersebut.
Yang pertama akan dibahas adalah faktor penyebab atau risiko dari seseorang untuk terserang diabetes.
Pada kasus diabetes tipe 1 orang akan lebih mudah terserang diabetes tipe 1 apabila ada dalam keluarganya terdapat riwayat diabetes tipe 1. Artinya faktor genetik memegang peranan penting dalam penyebab diabetes tipe 1.
Diabetes tipe 1 juga bisa disebabkan oleh virus. Diabetes tipe 1 lebih banyak menyerang orang berkulit putih daripada ras lainnya dan paling sering menyerang usia empat hingga tujuh tahun dan sepuluh hingga empat belas tahun.
Pada diabetes tipe 2, faktor penyebabnya lebih beragam dan bisa tidak terdeteksi selama bertahun-tahun. Orang akan lebih mudah terserang diabetes tipe 2 apabila memiliki faktor risiko seperti berikut.
Yang pertama adalah kelebihan berat badan atau obesitas dan punya riwayat keluarga dengan penyakit diabetes tipe 2, serta kurang aktif, artinya aktivitas fisik akan membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin.
Faktor selanjutnya adalah usia. Pada diabetes tipe 2, semakin tinggi risiko diabetes ini sejalan dengan bertambahnya usia dan memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Yang terakhir adalah memiliki kadar kolesterol yang baik namun kadar trigliserida tinggi.
Diabetes melitus tipe 1 dan 2 memiliki gejala yang serupa. Gejala-gejala diabetes ini antara lain adalah sering merasa haus. Sering buang air kecil terutama saat malam hari, sering merasa sangat lapar, berat badan yang turun tanpa ada alasan yang jelas, berkurangnya massa otot, dan terdapat keton dalam urine.
Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak hasil dari tubuh yang tidak dapat memanfaatkan gula sebagai sumber energi. Selain beberapa gejala di atas, terdapat gejala lain yang perlu Anda dan keluarga waspadai.
Misalnya saja terdapat luka yang sulit sembuh, pandangan yang kabur, dan untuk pria terjadi disfungsi ereksi atau impotensi. Apabila Anda atau orang di dekat Anda mengalami gejala-gejala seperti disebutkan di atas, Anda patut waspada bahwa Anda terserang penyakit diabetes.
Namun Anda tidak boleh melakukan self diagnosis. Artinya kapasitas Anda adalah mengamati gejala dan bukan memutus yang terjadi pada diri Anda termasuk gejala dari suatu penyakit tertentu. Hal paling bijak yang bisa Anda lakukan adalah dengan datang ke dokter dan memeriksakan diri anda apakah benar terserang penyakit diabetes melitus.
Untuk menguji apakah seseorang mengidap diabetes atau tidak, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan. Ke semua tes yang dilakukan ini pada dasarnya adalah mengukur kadar gula di dalam darah, apabila kadar gula dalam darah konsentrasinya melebihi batas tertentu maka orang tersebut dikategorikan mengalami diabetes.
Tes pertama adalah tes darah sewaktu, tes ini dilakukan pada waktu yang acak. Apabila hasilnya menunjukkan kadar gula dalam darah lebih dari 200 mg/dL, pasien tersebut didiagnosis diabetes. Ada juga tes gula darah puasa yaitu mengukur gula darah saat orang tersebut berpuasa. Apabila gula darahnya > 100 mg/dL, orang tersebut negatif mengalami diabetes.
Apabila nilainya adalah 100-125 mg/dL menunjukkan orang tersebut mengalami pre diabetes, dan apabila hasilnya adalah < 126 mg/dL, orang tersebut mengalami diabetes. Selain 2 tese tersebut masih terdapat tes toleransi glukosa dan tes HhA1C.
Cara untuk mengobati sesorang dengan penyakit diabetes adalah dengan melakukan diabetes diet. Diabetes diet adalah pola makan untuk menghindarkan seseorang kelebihan glukosa untuk dikonsumsi. Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makannya dengan memperbanyak mengonsumsi buah, sayur, protein, dan biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Selain dengan mengtur pola makan, penderita diabetes juga diharuskan untuk mengurangi kadar gula darahnya dengan berolahraga secara rutin, setidaknya 10 – 30 menit tiap hari.
Selain hal-hal tersebut, pengobatan juga diperlukan. Pengobatan yang dilakukan dapat berupa terapi insulin untuk mengatur gula darah. Terapi ini dilakukan dengan memberikan insulin tambahan melalui suntikan. Dosis dan jenis insulin yang diberikan akan disesuaikan oleh dokter.
Pada penderita diabetes tipe 1 yang parah, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pada penderita diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah metformin.
Obat ini memiliki fungsi untuk menurunkan kadar glukosa dalam hati. Secara sederhana cara untuk mengobati diabetes adalah dengan menjaga kadar gula darah agar tidak naik secara drastis. Hal ini bisa dilakukan dengan mengatur pola makan, berolahraga agar gula darah dapat terbakar, injeksi insulin, pencangkokan pankreas, dan konsumsi obat penurun kadar glukosa dalam hati.