Sebuah studi yang dikutip oleh media terkenal Inggris terbitan London, “daily mail,” secara mengejutkan menuding orang kurus itu pelit.
Apa betul?
“Ya,” tulis “mail,” mengutip hasilo sebuah penelitian.
Menurut sebuah studi, bos yang bertubuh kurus cenderung pelit dalam menaikan gaji karyawan.
Penelitian ini terjadi di Jerman dengan dua puluh responden bertubuh gemuk
Seluruh responden dalam masa eksperimen diminta untuk memainkan sejumlah permainan yang melibatkan uang.
Mereka menemukan bahwa responden dengan level gula darah rendah memiliki potensi pelit dalam berbagi solusi permainan.
Kondisi ini tidak terjadi pada responden bertubuh gemuk.
Peneliti mengatakan penjelasan ini sejalan dengan kondisi seseorang saat diet yang memiliki sejumlah pantangan makanan.
Biasanya orang yang tengah menjalani diet, mudah marah, tidak stabil dalam mengambil keputusan, dan sangat emosional.
Peneliti menjelaskan bahwa ketika orang bertubuh kurus merasa lapar karena gula darah menurun, maka dia menjadi lebih menyebalkan, terutama soal keuangan.
Selama penelitian, terlihat bahwa responden yang bertubuh kurus mengambil keputusan yang tidak adil dan menawarkan uang enam belas persen lebih kecil ketimbang responden bertubuh kurus.
Permainan dalam fase eksperimen ini dirancang peneliti untuk melihat kualitas karakter dengan mengukur level keadilan dan murah hati.
“Data kami menunjukkan bahwa keputusan ekonomi dan keuangan dipengaruhi oleh berat badan responden dan berat badan lawan. “
“Lalu, konsentrasi seseorang dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh kadar gula darah. Hasil penelitian ini harus menjadi perhatian pada pihak-pihak pengambil keputusan ekonomi,” jelas para peneliti pada hasil studi.
Studi lainnya, yang ditulis “daily star, tak kalah sengitnya ketika menyatakan orsng=-orang pelit jarang melakukan aktifitas seks dengan pasangannya.
Berlainan dengan orang yang rajin beramal dan tidak pelit dengan lingkungan sekitarnya memiliki kehidupan seksual yang bahagia.
Riset melibatkan ratusan wanita lajang dan pria lajang.
Mereka diminta untuk melakukan aktivitas sosial, seperti misalnya donor darah, menyumbang dalam bentuk uang, dan menolong orang yang kesulitan di jalan.
Hasilnya, wanita yang lebih penolong dan tidak ragu dalam mendonasikan uang, dianggap paling atraktif dan seksi.
Sementara itu, pria yang juga penolong dan tidak pelit, ditemukan memiliki kehidupan seks yang aktif.
Sebaliknya, kelompok yang mengaku jarang bercinta dan tidak bahagia secara seksual, merupakan responden yang menolak donor darah serta pelit menyumbang.
Peneliti pun melakukan eksperimen lain dengan memberikan sejumlah uang pada responden.
Lalu, responden diberikan pilihan, yaitu menyimpan uang, menyumbangkan semua uang, dan memberikan sebagian uang kepada dana sosial.
Hasilnya, pria yang memberikan seluruh uang untuk dana sosial, terungkap bahwa mereka bahagia dan puas dengan kehidupan seksual masing-masing.
Kondisi serupa juga terjadi pada responden wanita.
Peneliti pun menyimpulkan bahwa hati yang baik, sikap penolong, dan tidak pelit dengan orang lain, meningkatkan daya tarik seseorang sehingga terlihat lebih menarik oleh lawan jenis.