Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan pria untuk mencapai, maupun mempertahankan ereksi ketika berhubungan seksual dengan pasangannya, dan banyak sekali informasi di luar sana tentang disfungsi ereksi.
Saking banyaknya informasi ini muncul masalah kesalahkaprahan kebenarannya.
Tentu informasi yang didapat dari brosur ‘obat kuat’ tidak akan cukup untuk membuat Anda paham mengenai disfungsi ereksi dengan lengkap dan tepat.
Yang Anda butuhkan adalah nyata, informasi yang jujur tentang apa yang terjadi di bawah ikat pinggang Anda. Inilah tujuh mitos salah terbesar tentang disfungsi ereksi dan kebenarannya yang perlu Anda ketahui.
Definisi disfungsi ereksi tidak sama untuk setiap orang, kata Daniel Williams, M.D., seorang profesor di departemen urologi University of Wisconsin School of Medicine and Public Health.
Disfungsi ereksi biasanya didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi untuk mendapat dan memberi kepuasan seksual.
Ada pria yang bisa ereksi sempurna, namun hanya sebentar saja. Ada yang bahkan tidak bisa ereksi sempurna sama sekali untuk bisa melakukan hubungan seksual.
Memang benar bahwa prevalensi disfungsi ereksi meningkat sejalan usia, tetapi bukan berarti para pria muda kebal terhadap hal ini.
Menurut sebuah studi di American Journal of Medicine, delapan puluh lima persen pria mengatakan mereka “selalu” atau “hampir selalu” bisa mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup baik untuk seks.
Itu berarti ada 15 persen pria memiliki kesulitan dengan ereksi mereka, setidaknya kadang-kadang, saat berhubungan seks.
Beberapa pria pernah mengalami satu dua kali masalah dengan kemampuan seksualnya namun sebelum dan sesudahnya, mereka bisa melakukan hubungan seksual dengan baik.
Jika ini yang terjadi, berarti tidak perlu ada yang dikhawatirkan, kata Tobias Köhler, M.D., M.P.H., F.A.C.S., komisaris departemen urologi di Rumah Sakit Memorial Illinois.
Banyak sekali penyebab mengapa hal tersebut bisa terjadi, misalnya karena pada malam kegagalan tersebut, seorang pria minum terlalu banyak alkohol atau sedang mengalami stres.
Di sisi lain, jika Anda tidak bisa mencapai atau mempertahankan ereksi, selama tiga bulan atau lebih, berarti ada masalah yang lebih kronis yang perlu Anda perhatikan. Buatlah janji dengan dokter untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi
Dalam banyak kasus, disfungsi ereksi adalah kombinasi dari faktor fisik dan psikologis, kata Dr Williams.
Misalnya, ada masalah pembuluh darah yang yang menghambat aliran darah ke penis Anda. Semakin Anda stres tentang masalah itu, semakin sulit untuk mencapai ereksi.
Ereksi bisa menjadi salah satu gejala adanya masalah kesehatan tertentu yang Anda alami. Misalnya, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan Kolesterol tinggi dapat merusak pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke penis Anda, kata Dr. Köhler.
“Pembuluh yang memasok darah ke penis hanya berdiameter satu sampai dua milimeter,” katanya.
“jantung Anda dua kali ukuran itu.” Ini berarti masalah ereksi mungkin terjadi setahun sebelum Anda menderita nyeri dada atau gejala lain penyakit jantung.
Masalah dengan ereksi juga bisa menandakan diabetes, testosteron rendah, atau depresi klinis.
Kebiasaan buruk sehari-hari tidak hanya buruk juga bagi kesehatan tapi juga bisa membuat perangkat intim Anda menderita. Contohnya, merokok dapat merusak pembuluh darah, menghambat aliran darah dan membuat Anda sulit mendapatkan ereksi.
Viagra, Cialis, dan Levitr, semua adalah jenis obat yang disebut PDE5 inhibitor.Obat-obatan ini bekerja dengan cara yang sama, merelaksasi otot polos dan meningkatkan aliran darah ke penis, kata Dr Williams.
Namun, cara mereka memengaruhi tubuh Anda sedikit berbeda-beda. Yang penting untuk Anda pahami adalah bagaimana efek obat ini dalam mengatasi masalah Anda.
Misalnya, obat-obatan seperti Viagra dan Levitra mencapai efektivitas puncak dalam satu jam, sementara Cialis memakan waktu sekitar dua jam.
Makan berat dan makanan berlemak sebelum mengonsumsi Viagra dan Levitra dapat mengurangi efektivitas obat tersebut.
Jadi, Anda harus menunggu antara dua sampai tiga jam setelah makan besar atau berlemak, barulah bisa mengonsumsi obat itu dan mendapat hasil maksimalnya satu jam kemudian.
Disfungsi ereksi dibagi menjadi dua, yaitu organik dan psikogenik. Apa bedanya?
Pertama, disfungsi ereksi organik disebabkan oleh adanya gangguan penyakit pada saraf hingga hormonal.
Disfungsi ereksi organik bisa disebabkan karena ada gangguan arteri, hipertensi, diabetes, hiperlipidemia atau Kolesterol tinggi, dan pada orang yang pernah operasi prostat
Penyakit tersebut berkaitan dengan terganggunya pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di penis.
Kekurangan hormon testoteron dan peningkatan hormon prolaktin juga dapat menyebabkan ereksi yang keras sulit dicapai.
Disfungsi ereksi organik terjadi secara perlahan yang lama-kelamaan dapat merusak jaringan erektil di penis.
Sementara itu, disfungsi ereksi psikogenik disebabkan oleh faktor psikis dan emosional seseorang.
Tipe disfungsi ereksi ini tidak permanen dan jaringan erektil tetap sehat karena hanya terjadi pada saat-saat tertentu, misalnya depresi, stres, dan kurang percaya diri.
Misalnya seorang pria baru dipecat dari kerjaannya, mood jelek, dia akan sulit ereksi saat berhubungan karena pikirannya kacau.
Kebanyakan kasus disfungsi ereksi yang ditemukan adalah gabungan antara organik dan psikogenik.
Kedua tipe disfungsi ereksi ini harus diketahui terlebih dahulu untuk mendapat pengobatan yang tepat.
Kebanyakan disfungsi ereksi enggak murni organik, biasanya juga psikogenik. Awalnya dia disfungsi organik, tetapi hal itu membuat tidak percaya diri. Akhirnya malah memperburuk disfungsi ereksi.