Para suami, seperti diingatkan oleh surat kabar terkenal terbitan London, Inggris, “Daily Mail,” dalam edisi Rabunya, 30 Juli 2014, diminta waspada terhadap istri mereka karena terjadinya peningkatan perselingkuhan yang sangat pesat dalam dua dekade terakhir.
Merilis sebuah survei oleh General Social Survei dari National Opinion Research, Daily Mail,” membeberkan data mengejutkan, yang menyebutkan, sekarang ini jumlah istri yang berselingkuh meningkat pesat, sedangkan jumlah suami yang melakukan perselingkuhan terbilang stabil.
Secara rinci hasil survei mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah istri yang berselingkuh meningkat sebesar lima belas persen, dan kuantitas suami yang tak setia pada pernikahannya tercatat masih belum bergeser dari angka dua puluh satu persen.
Secara umum jumlah lelaki yang selingkuh masih di atas persentase istri yang menyeleweng. Tapi peningkatan jumlah istri yang selingkuh mengalami peningkatan lebih dari empat kali lipat di banding dua puluh tahun lalu.
Angka persentase antara suami dan istri yang melakukan penyelewengan pernikahan kini hampir sama. Padahal dua puluh tahun, jumlah lelaki yang selingkuh mencapai delapan kali dari istri yang berbuat serong.
Menurut pakar hubungan dan pernikahan, Patricia Johnson dan Mark Michaels, terjadinya peningkatan perbuatan serong para istri ini disebabkan oleh karena kemampuan wanita dalam menopang hidup secara finansial menunjukkan kemajuan pesat.
Tak sedikit wanita yang menikah memiliki penghasilan lebih besar dari suami mereka.
Seperti dikutip DailyMail, di era modern, penghasilan wanita mengalami peningkatan pesat dibandingkan 20 tahun yang lalu. Hal ini membuat wanita lebih mandiri dan tidak bergantung pada suami, sehingga membuat mereka tidak terlalu mengkhawatirkan perceraian.
“Komunikasi tak lagi menjadi penyebab utama dari perceraian dan perselingkuhan. Peran yang dimainkan oleh pria, acap kali menciderai hubungan jadi kurang perhatian,” ujar Johnson dan Michaels.
Temuan ini senada dengan hasil survei yang dikuak oleh American Academy of Matrimonial Lawyers Chicago. Mereka menemukan, pernikahan kandas akibat perselingkuhan, umumnya dikarenkan pihak istri yang tidak setia.
Di banyak kawasan kini jumlah istri yang mengajukan pembatalan perkawinan telah melebihi dari para suami. Padahal, sebelumnya, para istri dianggap tabu untuk mengajukan gugatan cerai terhadap para suaminya.
Pergeseran nilai dalam masyarakat, menurut “Daily Mail,” juga tidak terjadi di Barat, tapi juga telah merambah hampir ke setiap pelosok dunia dimana istri dengan “santai” bisa datang ke pengadilan mengajukan gugat cerai
sumber : daily mail uk.co.