David Beckham merupakan salah satu ayah terbaik dalam mengasuh anak-anaknya, seperti terlihat dalam fot diatas
Peran ayah dalam pola asuh anak sama pentingnya dengan peran ibu. Bahkan, dalam beberapa aspek para ayah memiliki kelebihan dibanding kaum ibu dalam mengasuh anak.
Para pria biasanya lebih mampu berpikir rasional dan juga tenang dalam berbagai situasi. Tak terkecuali ketika mereka sedang mengawasi anaknya. Jika melihat si kecil memanjat naik ke atas meja, para ibu biasanya akan berteriak dan langsung berkata “jangan”. Sebaliknya dengan ayah, mereka bisa dengan tenang berkata, “itu tidak aman nak, ayo turun dari sana,”.
Salah satu tantangan menjadi orangtua adalah membagi waktu. Dengan sisa energi yang ada, kita masih harus menyiapkan makan malam atau membereskan rumah. Tak heran terkadang saat bermain dengan anak perhatian kita akan terpecah.
Namun, tidak dengan para ayah. Mungkin karena tak harus disibukkan dengan urusan domestik, saat bermain dengan buah hatinya mereka akan total “bersenang-senang”. Rumah mungkin tampak berantakan saat mereka bermain, tetapi ayah adalah teman terbaik bagi anak-anaknya.
Dibandingkan dengan para ibu yang sering cemas akan berbagai hal, mulai dari kebersihan sampai keamanan si kecil, para ayah justru cenderung lebih santai. Saat si kecil makan dengan berantakan mereka tidak terburu-buru mengambil lap dan membersihkan meja. Saat menghadapi anak yang susah makan, mereka juga lebih tenang dan bisa membujuk anak untuk membuka mulutnya.
Bukan berarti ibu kurang melindungi anak-anaknya, hanya sosok ayah memang identik dengan pelindung keluarga. Karena itu biasanya anak lebih suka bercerita kepada ayah mereka mengenai sesuatu hal yang membuat mereka takut.
Para ibu biasanya kurang sabar dalam hal membiarkan anak mereka mengerjakan sesuatu hal dengan benar.
Misalnya memakai sepatu sendiri atau saat berpakaian. Karena masih banyak hal yang harus dikerjakan, biasanya ibu selalu ingin membantu anak sehingga kemandirian anak terbentuk lebih lama. Para ayah biasanya lebih baik dalam hal ini. Mereka lebih bisa percaya bahwa buah hati mereka mampu melakukan dan bisa belajar dari kesalahannya.
Riset terbaru mengungkapkan, ayah yang “hangat” membuat anak lebih mudah menyesuaikan diri, lebih sehat secara seksual, dan perkembangan intelektualnya lebih baik.
“Keterlibatan ayah dalam keluarga akan meningkatkan IQ anak sampai 6-7,” kata Berry Brazelton, seorang dokter anak. Di samping itu, anak akan lebih memiliki rasa humor, lebih percaya diri, dan mempunyai motivasi belajar.
Menurut Dr Louis B Silverstein dari Universitas New York, AS, ada hubungan langsung antara pertemuan ayah-anak dan tingginya tingkat agresivitas anak, serta tingkah laku yang cepat dewasa pada anak perempuan.
Cuma masalahnya, bagaimana membina hubungan mesra antara ayah dan anak? Jangan khawatir, banyak yang bisa Anda dilakukan, antara lain:
Dengan bermain bersama, membantu membuat (dalam arti mengajar) pekerjaan rumah, dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas kebersamaan dengan anak di rumah maupun di luar rumah.
Contoh kebersamaan ini antara lain bisa ditempuh dengan cara seperti mengajak anaknya yang naik kereta api. Bukan kereta api jarak jauh, melainkan kereta api jurusan Jakarta Kota–Bogor. Anak akan senang sekali.
Bekerja keras merupakan keharusan, tetapi setiap ayah perlu menghindari godaan materi. Ayah yang bijaksana tahu bahwa relasi ayah–anak bukanlah soal material, melainkan kepuasan hidup. Itu bisa berarti sebuah pilihan.
Misalnya saja, mana yang lebih penting, mempunyai rumah di atas tanah seluas 3.000 meter persegi dengan kolam renang yang indah atau membuat setiap penghuni rumah merasa kerasan tinggal di dalamnya?
Atau, mana yang lebih utama, mempunyai dapur yang indah atau kepastian setiap anggota keluarga bisa duduk bersama saat makan malam dan berbagi pengalaman?
Ayah yang efektif tahu apakah dia telah mengecewakan anaknya. Pun dia tahu hal-hal apa saja yang disukai anaknya. Ayah seperti ini juga tahu perbedaan anaknya dengan anak-anak tetangga. Mereka pun sangat peduli dengan karakter si anak.
Ken R Canfield, pengarang buku The Seven Secrets of Effective Fathers yang meneliti 4.000 orang ayah, sampai pada kesimpulan bahwa seorang ayah yang baik tahu keadaan anaknya bila sang anak tengah menghadapi masalah atau bagaimana harus meneguhkan hati anak.
Kebanyakan anak memandang kantor, pabrik, atau toko tempat ayahnya bekerja sebagai sebuah tempat asing. Dengan sesekali mengajak anak ke tempat kerja akan membuat mereka kenal dengan kegiatan ayahnya sehari-hari