Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencegah duel “gila Farhat Abbas dan anak-anak Ahmad Dhani dengan alasan El masih anak-anak. El kemarin telah mendaftarkan sparing tinju ke Pertina untuk menghadapi pengacara kontroversial Farhat di atas ring.
Pertina sendiri sudah menjadwalkan duel tersebut akan dihelat pada 30 November di Sasana Tinju Amfibi Marinir Cilandak. Tapi KPAI berharap pertandingan putra musisi dan sang pengacara urung dilaksanakan.
“Kalau bisa nggak usah terjadi pertandingan tinjunya. Kalau mau bertanding lain waktu dengan cara dan tujuan yang lebih baik,” ucap sekretaris KPAI Maria Advianti, Jumat, 29 November 2013.
Maria menambahkan, KPAI tak mengecam adanya duel tersebut. Namun ia menyayangkan bila duel itu harus terjadi. “Kita nggak mengecam, kita hanya menyayangkan saja. Memangnya tidak ada cara lain untuk menjelaskan pada Al dan El? Melawan itu bukan berarti menantang,” ujarnya.
Tapi bila memang bertujuan untuk berolahraga, hal itu sebenarnya tidak masalah. “Kita melihatnya dua subtansi, pertandingan atau keterampilan fisik bisa juga untuk menambah ketangkasan untuk menambah kesehatan, dan itu bagus.”
“Kalau dilihat dari janji-janji atau internal menambah sportivitas. Tapi ketika dilandasi untuk mengalahkan orang lain, ekspresi untuk melawan itu nggak benar. Anak-anak harus didampingi orangtuanya,” paparnya.
Maria menambahkan, bila tujuan dari tanding itu nantinya memang untuk olahraga hal itu sah-sah saja. Tapi tidak bila untuk balas dendam.
“Jadi sebetulnya kita tidak antisipasi pada tinjunya. Harus ditanyakan lagi niatnya apa. Adu ketangkasan atau mau balas dendam . Harus diperbaiki adalah pemahaman anak itu,” tandasnya
Berlainan dengan Maria, Ketua KPAI arist Merdeka Sirait keberatan dengan duel “gila” versi Dhani-Farhat itu. Ia mengatakan, rencana sparring partner tersebut dianggap tidak mendidik dan memberikan contoh kekerasan.
“Saya kira polisi bisa melakukan itu. Jadi polisi bisa bertindak dengan tidak memberikan izin pertandingan itu,” kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Jumat. pagi.
Aris menilai, selain tidak memberikan contoh yang mendidik, pertandingan tinju itu hanya akan menampilkan perilaku kekerasan yang dapat ditiru banyak remaja lainnya. Pasalnya, putra Ahmad Dhani yang berencana duel dengan Farhat adalah figur publik.
Selain itu, El merupakan seorang anak remaja. “Saya yakin ini sudah ditunggu-tunggu remaja yang mengidolakannya,” ujar Arist.
Arist melanjutkan, Komnas PA akan mengambil sikap dengan mencari ruang di undang-undang perlindungan anak. Hal itu untuk mengetahui apakah rencana duel tinju itu memenuhi unsur pelanggaran terhadap undang-undang perlindungan anak. Ia pun meminta agar rencana tersebut dibatalkan.
“Kita akan cari ruang di udang-undang perlindungan anak ini, apa masuk perbuatan itu. Karena itu memang mendorong dan membiarkan terjadinya kekerasan,” ujarnya.
Sementara itu , Farhat Abbas sendiri menyambut tantangan putra kedua Ahmad Dhani, El Jalaluddin Rumi yang mendaftarkan sparing tinju ke Pertina. Farhat mengaku siap duel pada Sabtu, 30 November, besok.
“Jangankan Pertina, kalau Dhani izinkan juga pun kita sikat,” sesumbar Farhat .
Berbeda dengan El yang sesumbar tak perlu latihan jelang duel, Farhat mengaku sudah latihan rutin. Ia lantas yakin bisa mengalahkan El. Bahkan menurutnya, Ahmad Dhani saja bisa ia kalahkan.
“Saya udah diajarin latihan. Lihat aja tiga ronde Ahmad Dhani hancur sama saya,” ucap Farhat.
Farhat kemudian justru mencibir langkah El yang mendaftarkan sparing tinju ke Pertina. “Anak kecil dibawa ke sana Pertina itu cari sensasi aja,” cibirnya.