Berciumanlah dan Awet Muda Akan Datang
Berciumanlah, dan awet muda akan datang menghampiri Anda.
Berciuman dan awet muda?
Ya, tulis laman situs “bustle.co,” hari ini, Kamis, 09 Maret 2017.
Iya juga ketika berciuman adalah sebuah aktifitas normal yang dilakukan oleh pasangan untuk menunjukkan rasa kasih sayangnya.
Namun, berbeda dengan di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, banyak orang di negeri ini yang merasa malu dan tidak nyaman dengan berciuman.
Seperti yang dilansir oleh Psychology Today, ciuman adalah tanda cinta atau representasi dari sebuah hubungan dalam beberapa kebudayaan.
Akan tetapi, berciuman ternyata juga memiliki beberapa manfaat menarik.
Berciuman bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh
“Pertukaran kuman melalui ciuman benar-benar meningkatkan sistem kekebalan tubuh,” kata Danielle Rosen, seorang editor senior di CIA Medical.
Dia melanjutkan, pelepasan oksitosin melalui sentuhan ini juga mendorong endorfin yang membuat Anda merasa lebih sehat dan kuat.
Dan juga, berciuman juga dapat menurunkan hormon stres, kortisol.
Sebuah penelitian oleh ilmuwan otak, Wendy Hill, menemukan bahwa setelah pasangan yang berciuman selama 15 menit memiliki level kortisol yang lebih rendah.
“Berciuman melibatkan lebih dari tiga puluh otot wajah,” kata pakar hubungan, Megan Stubbs, EdD, ACS.
Dia melanjutkan, rajin menggunakan otot tersebut membuat pipi Anda tetap kencang dan memiliki bentuk yang sempurna hinga di usia lanjut.
“Berciuman meningkatkan produksi air liur yang berisi zat untuk melawan bakteri dan virus,” kata Dr Vivika Joshi, dokter umum di DrFelix.
Saat Anda berciuman, dia melanjutkan, produksi zat tersebut meningkat dan membantu menjaga kesehatan mulut, gusi, dan gigi.
Menurut Dr Ryan Neinstein, seorang pakar bedah plastik dari New York seperti yang ditulis laman “glamour,” berciuman menyebabkan peredaran darah jadi lebih lancar.
Arus peredaran darah yang lancar di area wajah bisa menstimulasi produksi kolagen yang berfungsi sebagai pencegah penuaan dini atau awet muda.
“Semakin tinggi peningkatan peredaran darah memicu sel-sel darah menutrisi kulit secara keseluruhan,” jelas Dr Neinstein.
Kolagen dan elastin yang merupakan solusi awet muda, kata Dr Neinstein, terproduksi lebih banyak akibat lepasnya hormon-hormon bahagia dalam tubuh saat berciuman.
Selain itu, gerakan wajah kala sedang berciuman juga berperan dalam membuat kulit wajah awet muda.
“Otot-otot pada wajah yang bergerak saat berciuman menjadikan kulit lebih elastisitas kulit,” imbuhnya.
Berciuman dengan mesra dan gairah, menurut dia, memiliki dampak yang sama dengan melakukan gerakan yoga pada wajah yang berfungsi untuk memproduksi kolagen.
Bahkan menurut sebuah penelitian lainnya, berciuman bisa menjadi tolak ukur kualitas suatu hubungan.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Oxford University, menggali keterkaitan antara kualitas ciuman sepasang kekasih dengan hubungan yang mereka jalani?
Selain itu, perbedaan pandangan antara perempuan dan pria mengenai ciuman pun turut dieksplor pada penelitian ini.
“Bagaimana seseorang memilih pasangan dan bagaimana mereka menjalankan hubungannya adalah teori perilaku manusia yang kompleks’’ ujar Robin Dunbar, profesor di Oxford University.
“Karena hal tersebut berhubungan dengan hal-hal emosional yang berkembang pada diri mereka, momen di mana mereka mempertanyakan mengenai apakah hubungan ini akan terus berlanjut lebih serius? “
Semua tergantung pada detil kecil yang membuat mereka jatuh hati, misalnya bagaimana mereka saling berinteraksi baik lewat pandangan, intimasi tubuh dan secara sosial. Kemudian, seiring dengan waktu hubungan pun semakin dekat dan dibuktikan lewat ciuman’’
Penelitian ini melibatkan sembilan ratus responden pria dan perempuan, sebagian besar dari mereka adalah pasangan yang telah menjalin cinta dalam periode waktu yang tidak sebentar.
Pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana mereka menilai ciuman dengan pasangan masing-masing, dan bagaimana pengaruh kualitas ciuman terhadap hubungan mereka.
Hasil penemuan mengungkapkan, kaum perempuan menganggap ciuman adalah kunci keberhasilan suatu hubungan.
Sedangkan pria memiliki pandangan sebaliknya, menurut mereka ciuman bukan faktor penting bagi kelanggengan sebuah hubungan.
Lalu, koresponden yang menganggap diri mereka memiliki penampilan fisik menawan, menilai ciuman sebagai unsur penting dalam hubungan. Bahkan mereka yang memiliki fobia pada komitmen, juga menuturkan pendapat yang sama.
Dan yang paling menarik, ketika dikaitkan pada periode hubungan, dibandingkan kaum pria, perempuan cenderung menyepelekan kualitas ciuman yang terjadi di dalam hubungan yang berjalan sebentar.
Mereka baru menganggap pentingnya mencium pasangan, saat hubungan telah terbukti serius dan berjalan lama.
Lalu, jika dikaitkan dengan seks, seberapa pentingkah melakukan ciuman saat bercinta?
Hasil survei menunjukkan bahwa ciuman sebelum bercinta dirasa sangat perlu, tetapi seiring dengan semakin hangatnya aksi bercinta, ternyata mencium pasangan tak lagi menjadi fokus utama.
Tetapi, apabila hubungan yang dijalankan merupakan komitmen jangka panjang, mayoritas koresponden menjawab pilihan yang sama, yaitu mereka menikmati berciuman sebelum dan di tengah waktu bercinta.
Hasil dari penelitian ini diterbitkan pada dua modul pendidikan, yaitu jurnal Archives of Sexual Behavior dan Human Nature.