Betulkah botak itu seksi? Entahlah! Yang pasti botak itu gundul. Itulah penggelan dialog dua teman tentang kebotakan dengan nada setengah canda. Canda yang belum tentu mengasyikkan, karena botak itu sendiri, ternyata, sangat tidak mengenakkan bagi pria.
Pria botak sering menjadi incaran ledekan. Macam-macam gurauan yang bisa “menyerang” pria botak bila mereka hadir ditengah “sosialita.” Bisa diperspsikan dengan “om…..” Atau lelaki ketuaan. Atau juga nggak “ng-ganteng. dan entah apa lainnya. “Ya diolok-olok lah,” tutur seorang teman dengan nada serius tentang kebotakannya.
Bahkan tak jarang kita dengar sebuah “joke” yang beredar tentang cerita kebotakan dan pengobatannya yang sudah sangat klasik. Kisah tentang seorang pasien, di suatu hari, mendatangi seorang professor untuk konsultasi pengobatan kebotakannya yang bertanya tentang terapi pengobatan kebotakan.
Lalu terjadi dialog di antara pasien dan profesornya. “Prof,” kata si pasien, “apa obat yang bisa menumbuhkan kembali rambut saya.” Sang professor menerangkan tentang sebab akibat dan gejala dari kebotakan dengan panjang lebar yang menyebabkan kebingungan si pasien. dengan rasa tidak sabar mendengar “kuliah” sang professor, si pasien lantas memotong. Apakah ada obat botak prof, katanya.
Sang professor yang merasa tersinggung dengan cara yang tidak sabaran dari si pasien menjawab,”Saya saja gara-gara memikirkan obat untuk kebotakan malah tambah botak.”
Itulah “joke’ yang sering bergemuruh menjadi celotehan para “botakan.” Namun begitu, gejala kebotakan kini makin menggejala melanda usia muda. Kecenderungan botak di usia muda merupakan gejala yang umum di masyarakat. Di decade lalu gejala rambut mulai terlihat menipis terjadi pada usia 40-an tahun. Tapi kini gejala ini sudah terjadi di usia 20-30an tahun ketika mereka melihat banyaknya helai rambut yang tertinggal di sisir.
Tentu banyak hal yang membuat rambut seorang pria menipis. Bisa pengaruh gaya hidup, stres, dan diet. Bahkan penipisan rambut yang berujung pada kebotakan bisa juga terjadi akibat kondisi androgenic alopecia yang juga dikenal sebagai pola kebotakan pada pria.
Seseorang dengan androgenis alopecia mengalami kebotakan yang dimulai dari atas pelipisnya, kemudian garis rambut surut ke belakang dan membentuk pola huruf ‘M’. Di Amerika yang intensitas penelitiannya terhadap kebotakan ini sangat tinggi memberikan angka yang tinggi tentang penipisan rambut itu. Ada sekitar 35 juta orang di Amerika Serikat yang mengalami kebotakan. Mereka meyakini kondisi tersebut terjadi karena keturunan.
Menurut sebuah penelitian yang dilansir oleh i Times of India, kebotakan ini bisa terjadi dari beberapa sebab
Pertama karena pola makan yang buruk. Rambut terbuat dari sejenis protein. Maka itu jika Anda makan makanan yang tidak cukup mengandung protein maka bisa menyebabkan rambut menipis. Karena itu jangan kebanyakan makan junk food, lemak, dan garam. Hanya makan sayuran juga bisa menyebabkan penipisan rambut karena asupan protein tidak tercukupi. Kurangnya zat besi juga memicu kebotakan. Selain itu penurunan berat badan juga menyebabkan rambut menipis.
Kedua, factor turunan. Penipisan rambut terkait dengan genetika. Pola kebotakan pada pria diwariskan dari sisi keluarga ibunya. Jadi lihatlah kerabat ibu Anda untuk melihat indikasi rambut Anda di masa mendatang.
Ketiga, karena stress. Stres merupakan penyebab utama penipisan rambut. Sebab stres kronis dapat membuat kekacauan pada hormon Anda, yang akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan sehingga rambut menipis.
Keempat, akibat sering keramas. Terlalu sering keramas juga bisa menjadi penyebab rambut menipis. Kulit kepala mengandung minyak alami yang membantu rambut tetap sehat. Dengan keramas, artinya Anda melucuti minyak ini dengan bahan kimia yang terkandung dalam shampo. Jika rambut banyak terkena shampo maka akan menjadi kering dan rapuh, sehingga mudah rontok.
Kelima, kurang sirkulasi. Kebotakan dan rambut yang menipis juga disebabkan oleh kurangnya sirkulasi. Setiap rambut berada di folikel yang dipelihara oleh aliran darah. Maka itu jika anda mengalami masalah sirkulasi atau gizi buruk, maka dapat menyebabkan rambut rontok.
Keenam, kondisi medis.Kondisi medias seperti hipertiroid, diabetes dan lupus telah dikaitkan dengan rambut rontok dan rambut yang menipis. Adanya parasit seperti kurap juga dapat merusak folikel rambut sehingga berimbas pada penipisan rambut atau kebotakan.
Kemoterapi dan terapi radiasi yang sering digunakan untuk pengobatan kanker pun biasanya menyebabkan rambut rontok. Akan tetapi umumnya rambut akan tumbuh kembali setelah pengobatan selesai.
Dan ketujuh, hair treatment dan styling.Penampilan seseorang bisa terliht berbeda hanya dengan mengubah gaya rambut. Tapi ingat, membuat rambut lebih bergaya seperti membuat model spike atau menguncir ekor kuda bisa menarik rambut dari folikelnya, sehingga rambut bisa rontok.
Perawatan rambut dengan menggunakan bahan kimia seperti mewarnai dan mengeriting juga dapat melemahkan dan merusak rambut sehingga menyebabkan rambut rontok dan menipis.