Geser satu perabot, ruang keluarga Anda pasti akan berubah. Tak puas? Bikin infografis, seperti yang dianjurkan situs desain interior, “furnishedup.com.” Aapa yang terjadi? Sensasi.
Ya, itulah dampak dari setiap kali ada perabot yang bergeser di ruang keluarga. Karane ruang keluarga termasuk salah satu ruang di dalam rumah yang paling sering digunakan seluruh anggota keluarga maka ia harus dalam kondisi terus berubah.
Tentu tidak semua orang merasa percaya diri ketika merancang pengaturan ruang ini.
Untuk itu, “furnishedup “ bisa membantu Anda mengatur ruang keluarga seperti sarannya berikut ini.
Ada bebarapa pengaturan umum yang standard di ruang keluarga. Setiap pengaturan akan memberikan efek tersendiri. Coba sesuaikan dengan kebutuhan keluarga Anda.
Pengaturan ruang keluarga pertama memiliki satu titik fokal di dalamnya. Di rumah-rumah orang Indonesia, umumnya televisi menjadi titik fokal dalam ruang keluarga. Sebenarnya, titik fokal bisa juga barang lain, seperti rak buku.
Atur tempat-tempat duduk agar mengarah ke titik fokal tersebut. Untuk mengadaptasi pengaturan ini, coba geser sofa atau menambahkan bantal di lantai. Agar semua anggota keluarga bisa menikmati sajian televisi, pastikan Anda saling berkomunikasi satu sama lain.
Biasanya, untuk keluarga-keluarga yang tidak lagi mementingkan siaran televisi dan lebih memedulikan kebersamaan, pengaturan seperti ini lebih cocok bagi mereka.
Kunci mengatur ruang keluarga dengan cara seperti ini adalah membuat lingkaran dari sofa dan kursi-kursi di ruang tamu. Pengaturan ini membuat semua anggota keluarga bisa saling bertatap muka dan berbincang.
Selain itu, cocok pula bagi Anda yang suka mengadakan arisan atau pesta di rumah. Pastikan saja ada ruang untuk berjalan di belakang sofa, tujuannya agar ketika percakapan sedang terjadi, Anda tidak perlu menghalangi percakapan tersebut.
Dalam setiap pengaturan, Anda bisa menyediakan “ruang” bermain anak yang dilapisi dengan karpet. Batasi ruang bermain dan area duduk dengan meja kopi. Sekilas, pengaturannya mirip dengan cara pengaturan ruang keluarga pertama. Hanya, ruang di antara meja kopi dan televisi bisa Anda isi dengan karpet.
Siapkan tempat untuk menyimpan mainan anak. Anda bisa menaruhnya dengan rapi di bawah meja kopi atau di sisi sofa.
Anda juga bisa memfokuskan diri pada keseimbangan visual. Jadikan meja kopi sebagai titik pusat. Kemudian, letakkan sofa di kanan, kiri, serta kedua sisi lainnya.
Selain menyediakan keseimbangan visual, Anda juga bisa membuat ruang keluarga tampak simetris. Semakin simetris, mulai dari pengaturan sofa, karya seni, dan lampu, ruang keluarga tampil semakin formal. Kebalikannya, semakin tidak simetris, ruang terasa lebih kasual.
Cara lainnya adalah dengan menggeser perabot. Anda bisa menciptakan nuansa baru dan lebih banyak ruang bagi keluarga di rumah Anda. Inilah yang dilakukan Sarah Holman dan suaminya, Andrew.
Sarah dan Andrew tinggal bersama anak-anak mereka di dalam rumah empat kamar yang dibangun pada 1970-an di East Yorkshore, Inggris. Sarah seorang seniman, dan Andrew guru senior.
Keduanya bertindak lebih jauh dengan melakukan renovasi besar di rumahnya. Lewat langkah yang dilaluinya selama empat bulan ini, dia berhasil menciptakan ruang bercengkrama bagi keluarganya.
Keluarga Holman ini menggunakan jasa arsitek dalam memperbaiki rumahnya. Seperti dikutip dalam Elle Decor, hal ini dilakukan karena dia memerlukan tenaga ahli dalam mengubah sebagian konstruksi rumah. Jadi, alih-alih meruntuhkan dinding, Sarah justeru menambahkan ruangan pada rumahnya.
Pengaturan dapur yang terbuka pada ruang makan dan ruang keluarga mampu efektif bagi keluarga Holman. Namun, Sarah dan Andrew harus memberikan perhatian ekstra. Sedikit saja barang menumpuk akan sangat tampak. Maka itu, mereka memasang rak khusus untuk menyimpan berbagai perlengkapan memasak. Anda pun bisa menggunakan cara yang dilakukan keluarga ini.
Sementara itu, mereka juga cermat dalam menggunakan skema warna dalam tiga ruang yang saling menyatu tersebut, yaitu dapur, ruang makan, dan ruang keluarga. Mereka menggunakan skema warna yang relatif lembut dan tidak terkesan “berat”. Dinding berwarna putih yang diberikan pemanis berupa warna biru pada salah satu bidang permukaannya tampak menarik.
Selain itu, mereka juga memberikan aksen berupa warna ungu pada detil, misalnya pada runner taplak meja, lukisan, dan throw pillow di ruang keluarga. Semuanya tampak menyatu dengan lantai berwarna kayu muda dan meja serta kaki sofa berwarna serupa.