Hidup lajang menyenangkan?
Kenapa tidak, tulis laman media terkenal “independent.”
Menurut tulisan terbaru di media itu hidup tanpa pasangan tak selamanya mengerikan.
Riset telah membuktikan bahwa hidup sebagai ” jomblo” memiliki beberapa manfaat.
Memiliki banyak waktu untuk diri sendiri adalah salah satunya.
Orang-orang yang memilih untuk melajang tidak hanya mampu menerima kesendiriannya, tetapi juga mendapatkan manfaat dari kesendirian tersebut.
Bella DePaulo, seorang psikolog dari University of California Santa Barbara, merupakan salah satu orang yang sering mengampanyekan indahnya hidup melajang.
Ia sering diundang dalam berbagai acara di banyak negara, termasuk berbicara dalam forum kreatif seperti TEDx. Walau begitu, DePaulo juga sering dikritik karena kampanye hidup lajangnya itu.
DePaulo sebenarnya tidak asal berbicara ketika menyangkut manfaat hidup melajang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hidup sendiri sebenarnya baik-baik saja, malah banyak keuntungannya. Simak yang berikut ini:
Pada dua tahun lalu, ilmuwan sosial bernama Natalia Sarkisian dan Naomi Gerstel mulai mengeksplorasi bagaimana hubungan manusia dengan saudara, tetangga dan berbagai teman yang terjadi di antara orang dewasa Amerika yang sudah menikah dan masih melajang.
Periset menemukan bahwa mereka yang masih melajang tidak hanya sering berinteraksi dengan jejaring sosial mereka, tapi juga cenderung memberi dan menerima bantuan dari orang lain lebih banyak daripada orang yang sudah menikah.
Hasil riset tetap sama meskipun para peneliti memperhitungkan faktor lain seperti ras, gender dan tingkat penghasilan.
Dengan kata lain, periset mengatakan bahwa hidup tanpa pasangan dapat meningkatkan hubungan sosial baik wanita maupun pria.
Membina persahabatan adalah kunci untuk hidup dengan baik dan meningkatkan kebahagiaan.
Penelitian di Inggris sepuluh tahunlalu menyimpulkan hal yang sama. Orang yang memiliki banyak teman cenderung lebih bahagia.
Dalam riset yang meneliti hampir dua ratus delapan puluh ribu orang, William Chopik, asisten profesor psikologi di Michigan State University, menemukan bahwa pertemanan menjadi semakin penting seiring bertambahnya usia.
Bagi mereka yang telah berada pada usia senja, persahabatan adalah faktor penting yang dapat meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan daripada hubungan dengan anggota keluarga.
“Memiliki beberapa teman yang benar-benar baik di sekitar bisa membuat dunia berbeda bagi kesehatan dan kesejahteraan kita. Jadi, pintarlah berinvestasi dalam persahabatan yang membuat mamu hidup sangat bahagia,” ucap Chopik.
Mungkin ada beberapa kebenaran pada gagasan bahwa orang-orang yang punya pasangan cenderung menjalani gaya hidup tidak sehat.
Kamu pasti punya teman atau saudara yang bertambah gemuk setelah menikah bukan?
Dalam survei yang diikuti lebih dari tiga belas ribu orang berusia antara delapan belas hingga enam puluh empat, para periset menemukan bahwa mereka yang masih lajang sering berolahraga daripada rekan mereka yang sudah menikah dan bercerai.
Riset tahun 2015 dalam jurnal Social Science and Medicine juga menemukan bahwa orang-orang lajang memiliki indeks massa tubuh atau dikenal dengan IMT yang sedikit lebih rendah daripada mereka yang telah menikah.
Makin tinggi IMT, makin gemuk tubuhnya.
Beberapa penelitian telah menghubungkan kesendirian dengan manfaat seperti peningkatan rasa kebebasan, tingkat kreativitas dan keintiman yang lebih tinggi.
Amy Morin, seorang psikoterapis, mengatakan bahwa menghabiskan waktu sendirian dapat membantu orang menjadi lebih produktif.
“Menghabiskan waktu seorang diri bukan berarti kesepian. Itu bisa menjadi kunci untuk mengenal diri lebih baik,” ucap Morin.
Dalam presentasi dua tahun lalu untuk Asosiasi Psikologi Amerika, DePaulo mempresentasikan bukti bahwa orang lajang cenderung memiliki perasaan ketetapan hati yang lebih kuat dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan psikologis yang lebih baik daripada mereka yang telah menikah.
Tetapi, ia juga mengakui bahwa penelitian mengenai manfaat hidup melajang masih sedikit. Dari berbagai studi yang ada, kebanyakan hidup melajang hanya dijadikan pembanding dengan kehidupan orang yang menikah.
Survei Keluarga dan Rumah Tangga Nasional AS tahun dua puluh tahu silam menunjukkan bahwa orang-orang lajang dalam survei cenderung mengalami pertumbuhan pribadi yang lebih baik daripada orang-orang yang sudah menikah, yang diukur dengan bagaimana mereka merasakan proses pembelajaran, pertumbuhan dan pengalaman baru.
Dengan kata lain, hasil riset ini mengatakan bahwa hidup tanpa pasangan bukanlah hal yang mengerikan seperti yang selama ini dibicarakan. Namun bagaimanapun juga, memiliki pasangan juga memiliki manfaat tertentu.
“Keyakinan bahwa orang lajang sengsara dan kesepian tidak lebih dari sekedar mitos saja,” katanya.