Laman situs “independent.uk,” hari ini, Rabu, 03 Agustus 2016, menuliskan hasil studi dari Yale University tentang temuan terbaru yang menjawab mengapa perempuan mengalami orgasme.
“Ternyata tak ada hubungannya dengan reproduksi,” tulis “independent.uk,” yang membantah tesis tentang eratnya kaitan reproduksi dengan orgasme perempuan.
Tesis lama ini merujuk pda banyak mamalia, hewan jantan memulai ovulasi dengan stimulasi seksual betina dan menyebabkannya subur.
“Tetapi, pada manusia hal seperti itu lenyap sejak klitoris berpindah ke bagian luar dari dalam saluran vagina. Hal ini tampaknya menghapus hubungan antara orgasme dan reproduksi.” Tegas para peneiliti dari Yale.
Selama ini terus berkembang pertanyaan yang belum terjawab dikalangan ilmuwan kenapa hubungan antara orgasme dengan reproduksi dikaitkan dengan jumlah anak yang dilahirkan.
Mereka mengeksplorasi hormon yang keluar selama berhubungan seks dan menemukan hormon yang sama berperan penting pada ovulasi mamalia lain.
Hal itu membuat peneliti percaya, sesuatu yang disebut orgasme saat ini punya fungsi di masa lalu, membantu memicu ovulasi.
“Studi sebelumnya cenderung fokus pada bukti dan biologi manusia serta modifikasinya daripada asal evolusi,” kata peneliti Gunther Wagner dari Yale Biology Institute.
Tetapi ilmuwan menegaskan, penting untuk dicatat klimaks yang dialami nenek moyang evolusi tidak sama dengan sekarang.
“Penting untuk dicatat, ini tidak sama dengan orgasme wanita saat ini,” kata Mihaela Pavlicev yang membantu penelitian.
Menurut mereka, keluarnya hormon adalah inti yang mungkin dimodifikasi lebih jauh pada manusia. Namun riset yang dilakukan mengidentifikasi hormon, bukan sesuatu yang disebut orgasme.
Seringkali sulit menemukan hal yang sama dengan spesies lain, karena mereka berubah seiring waktu. Tetapi identifikasi keluarnya hormon dapat dilacak lewat sejarah.
“Kami berpendapat keluarnya hormon memberi ciri sesuatu yang dikenal sebagai orgasme pada manusia. Hal ini memampukan kami melacak evolusi ciri itu pada spesies lain,” ujarnya.
Selain itu, ukuran kelamin pria juga sering dianggap sebagai kunci orgasme pada wanita.
Ternyata, puncak kepuasan seks pada wanita ditentukan oleh anatomi vagina pemiliknya.
Sebuah penelitian lain, yang dilakukan oleh Departmen of Anatomy Indiana University mengungkap rahasia orgasme pada wanita adalah jarak antara klitoris dan saluran kemih.
Makin jauh klitoris dari saluran kemih, makin sulit pemiliknya mencapai orgasme.
“Jarak ideal antara klitoris dan saluran kemih adalah kurang dari atau sama dengan dua setengah sentimeter. Pada jarak tersebut, wanita bisa menikmati gesekan yang terjadi selama proses penetrasi sehingga mencapai orgasme,” papar Leslie Hoffman yang memimpin penelitian ini.
Jika jaraknya lebih dari itu maka kepekaan akan rangsangan berkurang.
Berkurangnya rangsangan artinya memperkecil kemungkinan mencapai orgasme.
Secara terpisah, Elisabeth Lloyd dari Kinsey Intitute for Research in Sex, Gender, dan Reproduction mengatakan kalau wanita yang memiliki jarak tiga sentimeter bisa dibilang mustahil mengalami orgasme ketika berhubungan seks.
Alasannya, dibutuhkan rangsangan untuk mencapai puncak kenikmatan seksual.
Tanpa rangsangan maka tak ada orgasme.
“Anatomi vagina menentukan. Ukuran penis dan kemampuan pria menggunakannya tetap punya peran, tapi tak signifikan,” imbuh Elisabeth.
Lantas apa yang terjadi pada p[erempuan saat orgasme terjadi
Bukan hanya memberikan kepuasan batin, tetapi orgasme memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.
Walau kita tak menyadarinya, tapi ada beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh saat kita mencapai kepuasan seks.
Bagian amygdala dan hipocampus, area otak yang terkait dengan rasa takut dan kecemasan, menjadi rileks karena bagian otak yang berhubungan dengan sensasi mengambil alih.
Aktivitas di area otak yang berkaitan dengan logika juga beristirahat sejenak.
Denyut jantung dan tekanan darah bisa naik dua kali lipat untuk memompa darah ke area genital dan otot lainnya, sementara metabolisme dan suhu tubuh juga sedikit naik.
Produksi dopamine mencapai puncaknya saat orgasme, ini sebabnya kita merasakan kepuasan yang penuh.
Selain itu tubuh juga akan melepaskan hormon oksitosin yang membantu kita merasa lebih intim secara fisik dan emosi dengan pasangan.
Pupil mata akan membesar sampai lima puluh persen pada sebagian orang, dan kita akan merasakan penglihatan yang lebih baik walau sementara.
Berbagai otot, termasuk yang ada di panggul, uterus, vagina, dan anus, berkontraksi, sehingga menimbulkan gelombang kepuasan.
Pelepasan hormon endorfin dan hormon lainnya bukan cuma membuat ambang nyeri kita meningkat, tapi juga membuat sirkulasi darah ikut meningkat.
Kita akan merasakan rasa hangat di dada dan pipi tampak bersemu merah.