Tren memelihara tanaman hias untuk tahun ini terus berlanjut dan makin menarik untuk dilakukan.
Sejak awal masa pandemi di masa karantina lokal, masyarakat mulai melirik hobi barunya mengoleksi tanaman. secara berlanjut tren tanaman hias ini memang selalu silih berganti,
Anda mungkin masih ingat bagaimana tanaman jenis anthurium seperti gelombang cinta menjadi buruan para kolektor sebagai benda prestis di kediamannya.
Kini, variasi tanaman hias yang disukai masyarakat kian beragam.
Anda mungkin sudah cukup familiar dengan jenis tanaman seperti lidah mertua atau monstera, kaum generasi kekinian bahkan menyebutnya tanaman Instagrammable karena menjadi salah satu elemen dekoratif yang akan memperindah seni fotografi di media sosial.
Namun, saat akan memulai hobi tanaman hias, ada beberapa langkah yang harus Anda ketahui. Anda dapat berbincang langsung dengan penjual tanaman atau berbagi pengalaman dengan teman yang lebih dulu memulai hobi bercocok tanam.
Yang pertama harus dilakukan tentu saja mengenali jenis tanaman itu sendiri. Baru setelah itu Anda dapat mempelajari mengenai karakteristik tanaman tersebut, seperti media tanam, jenis pupuk, hingga rutinitas perawatannya.
Setelah Anda merasa puas dengan kehadiran tanaman hias di sudut-sudut hunian, waspadalah, sebab ada jenis-jenis penyakit tanaman hias yang bisa menyerang tanaman hias seketika.
Sebut saja penyakit busuk akar. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menyerang pada akar.
Proses pembusukan terjadi karena media tanam yang terlalu banyak tergenang oleh air dalam waktu yang terlalu lama sehingga menyebabkan akar menjadi busuk,daun menjadi pucat, layu, dan membusuk.
Oleh sebab itu, perhatikan secara teliti setiap jenis tanaman hias yang dipelihara dan seberapa banyak kebutuhan air yang diperlukan. Terutama untuk jenis succulent atau tanaman berdaun duri, kebutuhan air sangatlah minim karena habitat asli tanaman jenis tersebut biasa tumbuh di daerah gurun atau savana dengan udara panas.
Selain itu ada juga penyakit bercak putih. Penyakit bercak putih pada daun juga dikenal sebagai gejala karat (rust) berwarna putih kotor pada bagian bawah permukaan daun.
Apabila tanaman hias sudah terserang penyakit ini biasanya ditandai dengan daun menjadi layu, kemudian menggulung, mengerut, dan mengering. Penyakit karat biasanya cepat berkembang di kondisi udara yang lembab dan dingin seperti saat musim hujan.
Penyebarannya pada tanaman lain biasanya dilakukan oleh angin maupun air selama pemeliharaan.
Bila muncul bercak-bercak putih pada daun tanaman hias, segera cari tahu pencegahannya, lakukan karantina tanaman dengan memisahkan tanaman tersebut agak jauh dari tanaman lain agar tidak tertular.
Penyakit tanaman hias lain selain bercak putih adalah bercak hitam.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur Botrystis sp dan mudah menyerang pada kondisi lingkungan lembab dan panas seperti saat musim kemarau atau tanaman terlalu lama terperangkap di dalam ruangan tanpa sirkulasi udara yang memadai.
Gejala yang terlihat adalah terdapat bercak kehitaman pada daun atau bunga yang berakibat pada pembusukan.
Sama seperti penyakit bercak putih atau karat putih, segera cari tahu pencegahannya, lakukan karantina tanaman dengan memisahkan tanaman tersebut agak jauh dari tanaman lain agar tidak tertular.
Ada juga penyakit pembengkakan akar Penyakit ini disebabkan oleh jamur meloidogyne spp ini sering ditemui tanaman hias jenis bunga-bungaan.
Biasanya tanaman yang terkena penyakit bengkak akar akan timbul bintil-bintil, lalu menjadi layu dan daunnya menguning sampai akhirnya mati bila tidak dilakukan antisipasi.
Lainnya, penyakit infeksi rhizoctonia. Penyebarannya terjadi melalui air irigasi, bahan tanaman maupun benih yang terinfeksi akibat jamur-jamur yang sulit dikendalikan karena mampu bertahan sebagai saprofit di dalam tanah maupun pada sisa tanaman.
Tanaman hias yang terinfeksi penyakit Rhizoctonia ini biasanya terdapat tanda warna merah kecoklatan, dengan gejala awal infeksi ini tanaman menjadi layu di siang hari dan segar di malam hari.