Priscillia Smith, seorang kolekter barang “bekas” selama puluhan tahun berburu berbagai macam asesori dan perabotan serta mengisi setiap sudut kamarnya rumahnya di Phildelphia dengan benda antik tersebut.
Celia, begitu ia di sapa dengan akrab, menghabis banyak uang untuk mendapatkan barang-barang itu kala internet belum mewabah dan informasi hanya didapatnya daro “oral to oral.”
Sebagai kolektor, Celia memiliki barang-barang antic mulai dari India, Mesir, Cina bahkan juga ada dari Bali dan Merauke, Papua. Barangnya antiknya bisa perabot, asesori, patung dan juga bebatuan.
Celia mengatakan, berburu atau mencari barang antik berkualitas seperti mencari mutiara di antara kelereng. Sekilas bentuknya mirip, namun sebetulnya jauh berbeda.
Memang, membeli barang-barang antik tak ubahnya berjudi. Anda tak tahu apa yang sebenarnya Anda beli.
Beruntung, Celia bisa berbagi dengan kita lewat situs “huffington post” dan memberikan cara mudah berburu barang antic terutama untuk jenis furnitur.
Untuk mendapat barang antik, ujar Celia, periksa aroma yang dimiliki oleh calon barang antik milik Anda. Bentuk dan karakter fisik yang dimiliki oleh furnitur tua memang menarik. Namun, bau tak sedap jelas sebaliknya.
Tentu saja, Anda akan sulit mengetahui bau tidak sedap yang dimiliki barang antik jika membelinya lewat sistem belanja online. Usahakan Anda bertanya langsung pada penjualnya jika tidak dapat merasakan sendiri kondisi barang tersebut.
Dikatakannya, pastikan perlengkapan yang menempel pada furnitur tersebut masih asli. Kenop, engsel, kunci, dan perlengkapan asli lain yang ada pada barang antik umumnya memiliki bobot cukup berat.
Pertimbangkan baik-baik jika Anda bersedia mengambil risiko dan membeli barang antik yang sudah dibongkar oleh pemilik sebelumnya atau oleh penjual. Anda bisa meminta penurunan harga, atau tidak membelinya sama sekali.
Kolektor ini mengharapkan kita, mengecek juga apakah furnitur antik tersebut bisa bekerja dengan baik. Buka-tutup lemari dan laci, perhatikan mudah atau tidaknya membuka dan menggunakan barang tersebut.
Kalau sudah dipastikan oke, jangan lupa memeriksa kayu pembuat furnitur tersebut! Kayu utuh jauh lebih baik kualitasnya dari tripleks. Meski hanya melapisi bagian dalam sekali pun, bukankah lebih berharga barang antik yang seluruh bagiannya dibuat dari kayu utuh?
Selain itu, barang antik yang asli dan berkualitas biasanya dibuat dari kayu-kayu berkualitas tinggi. Sama seperti ketika Anda mengecek perlengkapannya, pastikan Anda membayar dengan harga yang pantas.
Ia mengingatkan pula, jangan hanya tergiur penawaran barang antik murah. Jangan-jangan, barang yang ditawarkan pada Anda memang bukan barang berharga. Selain itu, rasanya tidak wajar jika biaya pengiriman jauh lebih mahal daripada bendanya, sementara bendanya sendiri tidak berkualitas.
Pastikan saja Anda membeli barang antik yang benar-benar sulit ditemukan dan sesuai selera Anda.
Untuk penempatannya, Celia memberi tip untuk tidak menumpuk pada satu area. Cobalah menyusun barang-barang Anda berdasarkan warna dan tipe. Satukan jenisnya menurut item dan jangan abaikan warnanya.