Ruang keluarga? Situs desain terkenal “houzz.com” menegaskan, jangan hanya digunakan untuk nonton televisi dan malas-malasan.
Ruang keluarga termasuk salah satu ruang di dalam rumah yang paling sering digunakan seluruh anggota keluarga. Uniknya, tidak semua orang merasa percaya diri ketika merancang pengaturan ruang ini.
Ruang keluarga, menurut pesan yang disampaikan “houzz.com,” seharusnya mampu menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpul. Di tempat tersebut, idealnya anggota keluarga bisa bertukar cerita dan mempererat hubungan satu sama lain.
Sayangnya, kini ruang keluarga hanya berperan sebagai tempat untuk menonton televisi. Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa hal berikut ini yang bisa Anda lakukan untuk mengubah peran ruang keluarga.
Pengaturan ruang keluarga pertama memiliki satu titik fokal di dalamnya. Di rumah-rumah orang Indonesia, umumnya televisi menjadi titik fokal dalam ruang keluarga. Sebenarnya, titik fokal bisa juga barang lain, seperti rak buku.
Atur tempat-tempat duduk agar mengarah ke titik fokal tersebut. Untuk mengadaptasi pengaturan ini, coba geser sofa atau menambahkan bantal di lantai. Agar semua anggota keluarga bisa menikmati sajian televisi, pastikan Anda saling berkomunikasi satu sama lain.
Sally Augustin, kontributor “houzz” dan pemilik Design With Science menyarankan Anda untuk mengusahakan adanya kontak mata di ruang keluarga. Menurutnya, dengan adanya kontak mata, komunikasi bisa terjadi dan hubungan bisa terjalin dengan baik.
Untuk memperoleh itu, Anda harus meletakkan tempat duduk di ruang keluarga dengan formasi saling berhadapan. Dengan cara ini, Anda sekeluarga dapat saling berkomunikasi, tidak sekedar “berkomunikasi” dengan televisi.
Cobalah memilih beberapa jenis tempat duduk. Tidak hanya sofa, tapi memilih tempat duduk dengan jenis lain, misalnya ottoman atau bahkan dingklik.
Tentu saja, tidak semua orang senang menguasai percakapan. Perlu dipahami, bahwa ada juga anggota keluarga yang suka menjadi pemerhati percakapan dan hanya sesekali menimpali.
Meski sesekali, bukan berarti dia tidak ingin terlibat dalam percakapan tersebut. Maka itu, sediakan juga beberapa kursi yang bisa dipindah-pindah. Anggota keluarga Anda yang cenderung introvert bisa memilih posisinya sendiri.
Selain itu, Augustin juga menyarankan Anda untuk membuat “pemisah”. Keluarga memang perlu saling melihat dan saling berhadapan ketika melakukan perbincangan. Namun, ketika terjadi argumentasi, masing-masing anggota keluarga juga perlu “mengistirakatkan” matanya. Manfaatkan akuarium untuk melakukan “tugas” tersebut.
Langkah selanjutnya adalah memastikan keluarga Anda merasa aman dan nyaman ketika berkumpul bersama. Menurut Augustin, cobalah memilih sofa dengan sandaran punggung berukuran besar.
Meja konsol juga mampu memberikan rasa aman, sekaligus mempercantik tampilan interior rumah. Dengan menyediakan berbagai furnitur ini, Anda dan keluarga dan merasa santai tanpa perlu terganggu. Namun, pastikan juga ukuran kursi dan sofa cocok untuk keluarga Anda. Tidak terlalu kecil atau terlalu besar.
Pastikan Anda juga membuat masing-masing anggota keluarga Anda nyaman dengan cara membuat mereka bisa melakukan aktivitas lain sembari berbincang. Anda bisa menyediakan sepasang kursi dan papan catur, atau sofa di pojok ruangan untuk membaca.
Pastikan juga semua kursi tersebut berada pada level yang sama. Jangan sampai, ada salah satu kursi yang lebih tinggi dari kursi lainnya. Hal ini bisa membuat orang yang duduk di kursi tersebut tidak nyaman, atau justeru merasa orang-orang di sekitarnya tidak lebih penting dari dia.
“Kita cenderung mendominasi orang-orang yang berada di bawah kita,” kata Augustin.
Selain itu, sediakan juga pencahayaan yang hangat dan tidak melelahkan untuk mata. Jika memungkinkan, pastikan sinar matahari bisa masuk ke dalam ruangan tersebut. Di siang hari, Anda tidak perlu harus menyalakan lampu. Buka saja jendela-jendela besar atau pintu kaca yang ada di ruangan tersebut.
Terakhir, jangan biarkan televisi menjadi pusat utama ruang keluarga Anda. Buat lemari yang bisa “menyembunyikan” televisi ketika sedang tidak digunakan, atau buat televisi bisa digeser-geser.