Anda punya rumah? Apakah ia menjadi “tempat tinggal” Anda?
Itulah pertanyaan yang sangat menggelitik dari tulisan di situs properti dan desain interior terkenal “houzz.com.”
Pertanyaan artikel di “houzz.com” itu memiliki makna mendalam, ketika banyak orang yang tidak merasakan rumahnya sebagai tempat tinggalnya. Padahal, menurut philosopi hunian, “Rumahku adalah Tempat Tinggalku.”
Pertanyaan mengenai kapan atau bagaimana sebuah tempat tinggal menjadi “rumah” akhir-akhir ini sering diperdengarkan masyarakat property. Soalnya, para keluarga pemilik rumah akan meneruskan kalimat tanya ituketika bertambahnya jumlah keluarga baru yang menempati rumah-rumah baru membuat hal ini tidak aneh.
Laura Gaskill dari “houzz” punya jawaban bagi Anda yang kini tengah menanyakan hal serupa. Anda bisa mengambil sedikit waktu untuk membayangkan “kepribadian” bangunan tempat Anda beristirahat setiap malam. Karena, tentu saja, setiap tempat tinggal punya ciri tersendiri.
Menurut Gaskill, karakteristik tempat tinggal harus bercampur dengan karakteristik keluarga yang menempatinya.
“Ini akan tampak aneh. Namun, jika mencobanya, Anda akan terkaget-kaget atas apa yang Anda temukan,” ujar Gaskill.
Gaskill menyatakan, ada rumah yang tampak misterius, unik, hangat, dan ada pula rumah “manis”. Nah, bagaimana kepribadian rumah Anda?
Karakter tidak hanya dimiliki bangunan tempat tinggal Anda. Lingkungan Anda pun memiliki nuansa tersendiri.
Gaskill menyontohkan tempat tinggalnya di California Selatan, Connecticut, dan Texas. Agar lebih mudah membayangkannya, coba rasakan perbedaan tinggal di Jakarta, Depok, Bogor, dan kota-kota lain. Karakter alam, sosial, dan ekonominya tentu berbeda. Anda perlu menyelaraskan diri dan rumah Anda dengan lingkungannya.
Menurut Gaskill, Anda perlu mencoba mengeksplorasi area di sekeliling rumah Anda. Dengan cara ini, Anda betul-betul mengenal lingkungan tersebut dan merasa seperti berada di “rumah”.
Kemudian, kembalilah ke dalam rumah Anda. Pindahkan dan atur posisi furnitur hingga sesuai dengan kebutuhan dan kesukaan Anda. Jika Anda membeli rumah dari tangan kedua, ubah pengaturan ruang di dalamnya. Hal ini akan membuat Anda lebih terhubung dengan rumah.
Jangan lupa, bersihkan udara di dalam rumah dari debu. Selain itu, singkirkan juga peninggalan dari pemilik sebelumnya. Miliki rumah Anda, tidak hanya secara hukum, namun juga dalam hati Anda.
Membiarkan karakteristik pemilik sebelunya tetap bermukim di dalam rumah akan menyulitkan Anda sendiri beradaptasi dalam rumah tersebut. Gunakan pengharum udara kesukaan Anda, masak masakan yang Anda suka, tanam bunga-bunga harum favorit, pasang musik kesukaan, serta dekor seperti keinginan Anda.
Dekor sesuai kesukaan Anda tidak hanya berarti menggunakan furnitur milik Anda. Jangan takut, hias juga dinding dengan foto kenangan, karya seni, serta hiasan lain. Gunakan foto-foto keluarga Anda, serta barang-barang yang Anda bawa pulang dari perjalanan.
Terakhir, buat kenangan baru di rumah tersebut. Atur acara kumpul-kumpul, arisan, ulang tahun di rumah baru Anda. Toh, penduduk Indonesia punya kebiasaan membuat acara selamatan ketika pindah ke rumah baru.
Tentu, membuat selamatan bukan ide yang jelek. Terlepas dari urusan klenik, selamatan atau kendurian membuat Anda bisa memperkenalkan rumah baru Anda kepada keluarga dan kerabat, serta tetangga. Inilah yang Anda perlukan hingga tempat tinggal benar-benar menjadi “rumah” bagi Anda dan keluarga.