Mengawetkan memori? Cukup segelas coklat panas memori Anda akan terjaga. Awet. Atau menjauh dari pelupa. Pikun.
Betulkah? Paling tidak, Anda bisa percaya dengan sebuah hasil penelitian dari Columbia University Medical Centre yang menemukan adanya hubungan coklet dengan penurunan demensia. Atau penurunan ingatan.
Penelitian, yang akurasinya sangat terkenal di dunia ilmuwan itu, menunjukkan manfaat lain dari minuman cokelat hangat. Secara sederhana para ilmuwan di Columbia University Medical Centre, menuliskan dalam jurnal penelitiannya, dengan mengasup segelas coklat hangat bisa meningkatkan aliran darah ke suatu bagian dari otak.
“Hot chocolate” atau cokelat hangat adalah salah satu minumannya Ya, minuman manis yang sering mengubah “mood” atau suasana hati seseorang menjadi lebih baik dalam waktu yang singka, memiliki manfaat untuk otak.
Selain memberikan energi tambahan, cokelat yang tinggi antioksidan diketahui bisa menangkal radikal bebas perusak sel-sel dan juga bisa membantu mencegah penyakit jantung. Cokelat juga mengandung flavonoid yang dapat membantu mengurangi peradangan serta mencegah resistensi insulin untuk meminimalisir risiko diabetes tipe 2.
Penelitian tersebut mengindikasikan unsure flavonoid yang terdapat dalam coklat t dapat mencegah penurunan memori yang berhubungan dengan usia pada orang tua yang sehat.
Selain itu, antioksidan dalam cokelat yakni flavanol dapat membantu meningkatkan daya ingat atau memori pada lansia.
Para peneliti menganalisa apakah flavanol coklat dapat meningkatkan kinerja kognitif dan fungsi otak pada orang berusia tua yang diberikan dosis rendah dan tinggi dari flavanol cokelat selama kurang lebih tiga bulan.
Mereka dalam hal ini para peneliti menemukan bahwa peserta yang mendapatkan asupan flavanol cokelat dalam dosis tinggi diketahui memiliki memori atau kemampuan daya ingat yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang diberikan flavanol cokelat dalam dosis rendah.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa antioksidan yang ada dalam cokelat mampu meningkatkan kinerja kognitif dengan cara meningkatkan aliran darah menuju daerah tertentu dari otak,” ujar Dr. Clare Walton, seorang peneliti dalam penelitian ini.
Para peneliti mengungkapkan bahwsa salah satu faktor penurunan memori yang berhubungan dengan usia adalah adanya perubahan di daerah tertentu dari otak, dan hal ini bisa diatasi dengan intervensi makanan atau minuman.
Bagi para penderita demensia vaskular yang meliputi kebingungan, kesulitan bicara, kehilangan penglihatan, dan kehilangan memori, disebabkan oleh kurangnya pasokan darah pembawa oksigen dan nutrisi ke otak, coklat adalah “obat”nya.
Jurnal Neurology, menyarankan kepada para “manula” untuk mengonsumsi cokelat untuk menghambat demensia vaskular datang lebih awal, sebelum gejala-gejalanya muncul.
“Ini merupakan langkah awal yang berpotensi dalam mengidentifikasi seseorang yang berisiko mengalami demensia sebelum mereka mengembangkannya lebih dalam,” kata Farzaneh A. Sorond, seorang ahli syaraf vaskular di Brigham dan Rumah Sakit Wanita di Boston.
“Apabila kita bisa menemukan cara untuk mengidentifikasi demensia vaskular sebelum gangguan ini merusak neuron dan pembuluh darah, maka ada kemungkinan untuk mencegahnya”.
Menurut Heather Snyder dari Alzheimer’s Association, penelitian ini sifatnya masih permulaan dan dalam skala kecil, sehingga tidak dimaksudkan untuk memberikan anggapan pada orang bahwa minum cokelat dapat memulihkan mereka dari demensia.
“Saya tidak berpikir kita bisa menarik kesimpulan dari penelitian ini tentang apakah minum cokelat adalah sebuah terapi potensial,” katanya.
Menurut Sorond, adalah hal yang berbahaya jika seseorang banyak mengonsumsi cokelat dalam sehari tanpa memperhitungkan asupan kalori yang didapatkan dari makanan lainnya.
Secangkir cokelat yang digunakan dalam penelitian ini mengandung seratus kalori, sehingga para peneliti berhati-hati untuk memastikan dan memberitahukan pada partisipan bahwa mereka telah mengambil ‘jatah’ 200 kalori perhari selama penelitian dari jumlah kebutuhan kalori harian mereka.
“Saya khawatir pada orang yang memiliki penyakit vaskular, diabetes, hipertensi, mulai minum cokelat dan secara tidak sadar mengonsumsi kalori, lemak dan gula secara berlebihan,” kata Sorond. “Hal tersebut mungkin akan berbahaya bagi mereka.”