Psikopat?
Lantas apa yang muncul di benak Anda.
Seorang yang mempunyai kelainan jiwa yang tidak memiliki hati nurani dan empati sehingga tindakannya cenderung merugikan orang lain?
Ditambah lagi seorang manipulatif, tak berperasaan, impulsif dan kadang-kadang kriminal.
Ya. Para ahli memang menyimpulkan demikian
Sifat anti-sosial psikopat membuat mereka terlihat seolah tak memiliki hati nurani atau pun emosi yang stabil.
Namun pemikiran tersebut dibantah oleh para peneliti–ahli psikologi dan psikiater.
Mereka menemukan psikopat ternyata mampu merasakan emosi dan rasa takut layaknya orang dengan kondisi kejiwaan normal.
Memang yang membedakan adalah mereka tidak kenal bahaya. Psikopat memilih untuk merespon atau menanggapi ancaman yang datang pada dirinya.
Dalam studi yang dipublikasikan pada Psychological Bulletin, peneliti dari Vrije Universiteit Amsterdam dan Radboud University Nijmegen menganalisa hubungan antara rasa takut dan psikopati pada orang dewasa.
Selama beberapa dekade, kita mungkin percaya mereka antipati. Namun emosi ketakutan ini ternyata yang membedakan psikopat dari gangguan kejiwaan lainnya.
“Psikopati adalah gangguan kepribadian yang buruk, gaya interpersonal yang menipu, dan sering impulsif, tidak bertanggung jawab serta berperilaku sembrono,” kata peneliti, seperti dimuat laman berita Inggris, Dailymail, Jumat, 02 September 2016.
Melalui ‘meta-analisis’, para peneliti menemukan sedikit bukti untuk mendukung gagasan bahwa psikopat memiliki gangguan di otak yang mencegah kesadaran mereka mengalami ketakutan.
Tapi, ilmuwan justru menemukan bahwa psikopat mengalami kesulitan mendeteksi ancaman.
Para ahli juga menemukan, kepribadian psikopat sangat menarik karena siapa pun bisa ditipu lewat interaksi singkat.
Peneliti menilai, individu psikopat mungkin menderita ancaman disfungsional, stres pascatrauma atau mungkin merasa diancam.
“Hal ini kemudian membuat mereka merasa takut, ” kata Inti Brazil, salah satu penulis studi tersebut.
Lantas muncul pertanyaan lain.
Apakah mudah menandai seseorang psikopat?
Jawabannya, sulit.
Memang tak mudah untuk mengetahui seseorang yang psikopat
Namun begitu da beberapa perilaku yang bisa menunjukkannya.
Psikopat adalah seseorang yang memiliki kesulitan untuk memahami orang lain yang memiliki perasaan.
Rasa kurang empati ini dapat terlihat dalam beberapa cara yang jelas, termasuk jenis minuman yang dipesan seseorang.
Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Individual and Personality Differences, para peneliti memberikan catatan bahwa psikopat cenderung berkepribadian tidak tulus, egois, percaya diri yang berlebihan, dan tidak peduli.
Dalam sebuah studi lainnya para peneliti melihat hubungan antara kepribadian pria dan bagaimana mereka menampilkan dirinya dalam media sosial.
Mereka cenderung lebih banyak berfoto narsis
Peneliti di The Ohio State University, menyurvei ratusan pria. Mereka memfokuskan survei pada kepribadian yang menarik, keinginan orang lain memperhatikan dirinya, peduli dengan moralitas, serta daya tarik untuk memanipulasi orang lain.
Selain itu, peneliti juga menanyakan seberapa sering mereka mengunggah foto narsisnya di media sosial. Hasilnya, para peneliti menemukan pria yang mempunyai nilai tinggi dalam penampilannya, banyak mengunggah foto diri sendiri di sosial media.
Kecenderungan itu mengarah seseorang jadi psikopat karena kurangnya empati, dan lebih memikirkan diri sendiri.
Sebuah studi di Innsbruck University, Austria, menemukan bahwa orang-orang yang lebih menyukai makanan dan minuman yang pahit, menampilkan karakteristik seperti machiavellianism, psikopati, narsisme, dan sadisme sehari-hari.
Orang dengan kepribadian machiavellianism cenderung memiliki pribadi yang ingin mendapat kekuasaan dan mengendalikan perilaku orang lain.
Mereka biasanya cenderung lebih rasional, non-emosional, bersedia berbohong untuk mencapai tujuan pribadi, dan kurang mementingkan kesetiaan, serta suka memanipulasi orang lain.