Aksi paling heroik pasukan komando Hamas dari sebuah terowongan yang sangat rahasia di hari kedua Idul Fitri, Selasa, 29 Juli 2014, berhasil membunuh lima serdadau Israel untuk menggenapi jumlah lima puluh tiga tentara zionis itu yang tewas dalam perang paling brutal di Jalur Gaza.
Dengan sangat heroik, tulis surat kabar “Middle East Monitor” dan jaringan telivisi Al Jazzera, pasukan komando Palestina yang mencoba menerobos ke wilayah Israel menggunakan terowongan. Aksi ini dibenarkan oleh n pernyataan AD Israel, Selasa siang WIB..
Insiden ini meningkatkan jumlah prajurit Israel yang tewas menjadi lima puluh tiga orang, menurut catatan kantor berita Reuters.
“Prajurit infantri Daniel Kedmi, Barkey Ishai Shor, Sagi Erez dan Dor Dery tewas dalam percobaan serangan itu. Nama prajurit kelima belum bisa dipublikasikan,” demikian pernyataan militer Israel.
Sementara itu, sebelas orang tewas dalam sebuah serangan Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Bureij di Gaza City di saat pasukan Israel menyerang sejumlah target di sepanjang wilayah pesisir Palestina itu.
Di hari yang sama, jet-jet tempur Israel menembakkan roket ke kediaman pemimpin Hamas, Ismail Haniya di Gaza. Tembakan roket itu menghancurkan kediaman Haniya namun tak menimbulkan korban jiwa.
Israel menggelar operasi militer sejak 8 Juli lalu yang ditujukan untuk menghentikan serangan roket dari Gaza ke wilayah negeri Yahudi itu.
Konflik yang sudah memasuki hari ke-dua puluh dua itu telah menewaskan 1.100 warga Palestina, yang sebagian besar warga sipil. Sementara di pihak Israel lima puluh tiga prajurit dan tiga warga sipil tewas.
Militer Israel kembali menggencarkan serangan ke jalur Gaza, Palestina beberapa hari setelah perjanjian gencatan senjata disepakati. Sepuluh orang meninggal akibat serangan ini dan delapan di antaranya adalah anak-anak.
Dilansir oleh CNN berdasarkan informasi dari Departemen Kesehatan Gaza, Selasa militer Israel menyerang hingga ke kamp pengungsian dekat pantai di Gaza kemarin. Saat itu anak-anak tengah bermain dekat rumah mereka, sedangkan orang tua mereka sedang bersilaturahim dalam rangka Idul Fitri.
Disebutkan pula bahwa serangan itu menyebabkan lubang besar pada sebuah gedung. Selain itu RS Shifa juga terkena serangan, Kementerian terkait menyebutkan sedikitnya dua orang terluka di RS yang letaknya paling dekat dari kamp pengungsian yang diserang.
“Saya menemukan bagian-bagian tubuh yang kemudian saya satukan. Tetapi saya tidak bisa mengenali anak saya sendiri,” ujar seorang pria di lokasi.
Meskipun warga dunia meminta gencatan senjata dilakukan atas nama kemanusiaan, PM Israel Benyamin Netanyahu berkukuh untuk tetap melancarkan serangan. Dia menyebut baru akan berhenti hingga dapat menghancurkan terowongan-terowongan Hamas.
Rumah salah satu pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, diserang pesawat tempur milik Israel. Penyerangan itu dilakukan dengan menggunakan rudal sehingga rumah Ismail hancur berantakan.
Seperti yang dilansir oleh Reuters,, rumah Ismail di dekat lokasi pengungsian di Shati, Palestina, diserang bom rudal Israel pagi ini. Beruntung mantan perdana menteri Hamas itu tidak ada di lokasi.
“Sebuah pesawat tempur Israel menembakkan rudal di rumah pimpinan Hamas di Gaza, Ismail Haniyeh, Selasa pagi. Menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada korban,” kata Kementerian Dalam Negeri Palestina.
Sementara itu, putra Ismail memposting serangan itu ke dalam akun Facebook-nya. Ia menyatakan rumah tersebut tak berpenghuni.
Serangan Israel juga dilakukan di sebuah lokasi pengungsian di Gaza. Akibat serangan itu, 6 orang tewas, 3 di antaranya adalah anak-anak dan 2 lainnya adalah perempuan.
Sementara itu Al Jazzera memberitakan, Israel dituding sengaja mengirimkan gas pembunuh ke rumah sakit yang berada di Gaza. Kemungkinan besar gas ini digunakan sebagai obat bius bagi para pasien yang ada di rumah sakit tersebut.
Selama ini, Israel merupakan pemasok gas nitro oksida ke sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah Gaza. Namun, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, Israel justru mengirimkan gas karbon dioksida sebagai dalih gas nitro oksida.
Akibat hal ini, dilaporkan empat pasien di rumah sakit yang ada di Gaza meninggal dunia. Para korban meninggal dunia karena menghirup gas karbon dioksida saat dioperasi. Demikian seperti dilansir PressTV, Selasa.
Menteri Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra menyebut, tindakan Israel ini sebagai kejahatan tak berperikemanusiaan. “Kami meminta rezim Israel untuk bertanggung jawab sepenuhnya karena membahayakan nyawa pasien-pasien kami,” ucapnya.
“Ini merupakan upaya lain dari Israel untuk mempersulit kehidupan warga Gaza di tengah blokade yang terus berlangsung. Israel merupakan satu-satunya pemasok gas nitro dan tidak ada pihak lain yang bisa disalahkan kecuali Israel,” imbuh al-Qudra.
Gas nitro oksida jika dicampur dengan oksigen, mampu membantu mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien dan membuat tidur pasien saat menjalani operasi. Menurut para ahli medis, mengganti nitro oksida dengan karbon dioksida bisa menyebabkan serangan jantung dan berujung pada kematian.
Secara terpisah, organisasi HAM setempat, Al-Dameer Association for Human Rights mendesak dilakukannya investigasi internasional terhadap kejahatan baru Israel ini.
“Israel dikenal akan kejahatannya terhadap pasien Palestina dan pada sektor kesehatan selama bertahun-tahun dan kita semua tahu bahwa mereka melakukan eksperimen terhadap tahanan asal Palestina,” ucap pemimpin Al-Dameer Association for Human Rights, Samer Mousa.
“Jadi mengganti gas medis semacam ini tidak mengejutkan kami. Kami menyerukan agar Organisasi Kesehatan Dunia dan Palang Merah Internasional melakukan investigasi menyeluruh terhadap kasus ini,” tandasnya.