Pemerintahan Amerika Serikat lumpuh. Itu yang terjadi selama dua hari terakhir. Lumpuhnya operasional pemerintahan ini adalah akibat shutdown, yaitu tertutupnya anggaran karena belum disetujui anggaran untuk membiayai jalannya roda pemerintahan.
“Shutdown” ini berpangkal pada dihambatnya proses pengesahan anggaran oleh Partai Republik yang menetang masuknya anggaran untuk membiayai “Obamacare” dalam fiscal yang diajukan Gedung Putih. “Obamacare” adalah tunjangan kesehatan, yang dinamai asuransi, untuk maun miskin di Amerika yang tidak mampu mencover biaya kesehatan.
Obamacare ini telah dijadikan undang-undang untuk asuransi kesehatan penduduk miskin,dan mulai berlaku 1 Oktober 2013 lalu saat terjadinya pengesahan anggaran. Tapi Partai Republik yang menguasai Kongres menjegal pengesahan anggaran itu sehingga tidak bisa dioperasionalkan.
“Shutdown” pernah terjadi dimasa pemerintahan Bill Clinton selama 17 hari ketika Republik di Kongres menolak anggaran yang diajukan Gedung Putih. Dengan ditolaknya pengesahan anggaran ini seluruh pembiayaan pemerintahan federal mengalami kelumpuhan sehingga jalannya operasional pembiayaan menjadi kacau balau.
Beberapa politisi Republik berusaha menghentikan shutdown, walaupun itu berarti mengkhianati partainya sendiri.
Kisruh anggaran dimulai ketika Partai Republik menuntut kebijakan pelayanan kesehatan yang dikenal dengan nama Obamacare direvisi. Tuntutan itu ditolak mentah-mentah Partai Demokrat. Partai Republik yang menguasai parlemen pun menjadikan anggaran pemerintah sebagai sandera.
“Saya sedang berusaha mencari jalan keluar. Ada beberapa politisi yang memaksakan agendanya,” ujar anggota parlemen dari Partai Republik, Charlie Dent, seperti dikutip Reuters, Jumat 04 Oktober 2013..
Politisi yang dimakud Dent adalah kubu garis keras di dalam Partai Republik. Kubu tersebut ingin menjatuhkan Presiden Barack Obama dengan segala cara. Padahal, masih banyak politisi Republik yang berpaham moderat.
“Banyak politisi Republik lain yang sama seperti saya,” lanjut Dent.
Terjadinya shutdown dikhawatirkan merusak ekonomi AS yang masih belum pulih dari resesi. Presiden Barack Obama dilaporkan membatalkan kunjungannya ke KTT APEC di Bali karena sedang menghadapi shutdown.
Dengan terjadinya kelumpuhan ini dan diperlukannya negosiasi baru di antara dua kubu di ongres, Barack Obama terpaksa membatalkan kehadirannya di Konfrensi Tingkat Tinggi APEC yang akan berlangsung besok di Bali.
Obama telah menelefon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas ketidakhadiran nya di Bali.
“Pada Jumat, pukul 08.15 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima telepon dari Presiden Barack Obama,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 04 Oktober 2013.
Dalam pembicaraan telepon tersebut, kata Faizasyah, Presiden Obama menyesalkan tidak dapat menghadiri KTT APEC di Bali sehubungan masih berlangsungnya pembahasan anggaran nasional AS. “Sehubungan dengan pembatalan kunjungan ini, Presiden Obama telah menunjuk Menteri Luar Negeri John Kerry untuk mewakilinya di KTT APEC,” terangnya.
Presiden SBY, kata dia menyampaikan, bahwa dirinya dapat memaklumi pertimbangan terkait ketidakhadiran Presiden Obama di KTT APEC.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga membenarkan ketidakhadiran Obama di Apec. Meski demikian, lanjut Marty, pembatalan kedatangan Obama ke APEC tidak mengganggu segala bentuk persiapan dan pembahasan pada pertemuan APEC 2013 di Bali.
“Tentunya hal ini tidak mengganggu segala bentuk persiapan dan pembahasan yang dilakukan dalam pertemuan di APEC,” ujar Marty.
Marty mengatakan, ketidakhadiran Obama menyangkut perkembangan negaranya sendiri. Terutama menyangkut penanganan anggaran di AS yang saat ini masih terus bergulir.
“Tentunya pak Presiden sangat pahami kenyataan ini karena kita semua mengikuti perkembangannya secara seksama dan dapat menerima apa yang disampaikan Presiden Obama,” ujar Marty.
Marty mengatakan, nantinya Presiden Obama akan diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam rangkaian pertemuan APEC ini. “Ini keadaan yang dihadapi Presiden Obama, sehingga beliau baru saja menyampaikan ketidakhadirannya dalam pertemuan APEC ini,” tutupnya