Apa hebatnya Singapura!! Dicekik asap saja sudah mati,” tulis seorang teman, yang biasa kami panggil “Mister Che” di pesan pendeknya Jumat pagi. “Mister Che” memang benar. Apa hebatnya Singapura yang selama ini selalu dikumandangkan sebagai Negara “mini” terkuat karena menguasai perdagangan “jasa keuangan.”
“Mister Che” memang seorang Singapura. Selama ini ia sering muak dengan kesombongan Negara pulau itu kalau membicarakan Indonesia. “Kali ini kami terperangkap. Kalau terus begini tamat negeri ini,” tutur Che dalam lanjutan pesan pendeknya.
Singapura memang sedang dilanda prahara asap. Selama sepekan terakhir mereka baru tahu bahwa negeri secuil itu tidak bisa di”bunuh” dengan isolasi perdagangan dan kekuatan militer skali pun karena punya duit dan perlengkapan perang sangat canggih.
Kabut asap dari Indonesia yang menyelimuti Singapura terus memburuk. Kualitas udara di Negeri Singa itu dikabarkan berada di level kritis dan mengancam kesehatan warga setempat..
Berdasarkan Indeks Standar Polusi, kabut asap yang melanda Singapura sudah mencapai 400. Kondisi itu menjadikan kabut asap yang menerpa potensial mengancam nyawa bagi warga yang tengah sakit atau warga lanjut usia.
“Tingkat kualitas pencemaran udara yang mencapai lebih dari 400 dalam waktu 24 jam terakhir. Keadaan yang terjadi menimbulkan ancaman terhadap warga,” pernyataan pihak Pemerintah Singapura, seperti dikutip AAP, Jumat siang.
Dokter Phillip Koh mengaku dalam sepekan terakhir banyak warga yang mendatanginya untuk memeriksa kesehatan. Sekira 80 persen dari pasiennya, menderita karena pengaruh kabut asap.
“Pasien saya sering mengeluhkan kapan hal ini bisa berakhir.. Sekarang tingkat pencemaran sudah mencapai 400, apakah levelnya akan terus bertambah. Banyak dari pasien datang ke tempat saya karena ingin membeli masker, tetapi pasokan saat ini menurun tajam,” menurut Koh.
Kabut asap yang menyelimuti Singapura memang semakin parah. Kabut asap tahun ini merupakan kabut asap terbesar yang pernah dialami Negara Singa itu. Kewalahan dengan kabut asap ini pemerintah Singapura merengek minta Indonesia segera mengakhirinyanya dan menghimbau untuk minta maaf.
Tahu apa jawaban Indonesia. Tidak aka nada permintaan maaf. Itu ditegaskan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
“Tidak, tidak ada permintaan maaf, saya kira pihak Singapura mengetahui bahwasanya ini kan bertahun-tahun kondisi membaik, upaya Indonesia telah membuahkan hasil. Namun berbagai alasan situasi dan kondisi kita saksikan apa yang sedang kita realisasikan,” ujar Marty..
“Pemerintah Singapura jangan macam anak kecil merengek. Kita sudah bekerja. Bisa lihat konteks selama ini kita lakukan. Singapura juga harus tau Indonesia lah yang paling ingin masalah diatasi, semangatnya kebersamaan dan kemitraan,” ujar Marty.
Pemerintah Singapura telah menerima laporan bahwa perusahaan asal negaranya ikut bertanggung jawab dalam kebakaran hutan Sumatera. Perdana Menteri Lee Hisen Loong berjanji memberi sanksi pada perusahaan tersebut.
“Beberapa pejabat Indonesia mengatakan beberapa perusahaan Singapura dan Malaysia terlibat dalam kebakaran hutan,” ujar Lee seperti dikutip Reuters, Jumat.
“Jika perusahaan Singapura terbukti terlibat, kami tidak akan segan-segan menghukum mereka,” lanjutnya.
Kabut asap yang menyelimuti Singapura memang semakin parah. Kabut asap tahun ini merupakan kabut asap terbesar yang pernah dialami Negara Singa itu.
“Kami tidak tahu akan sejauh mana kabut asap berkembang. Kabut asap ini dapat terus muncul selama musim kemarau di Sumatera,” terang Lee.