Salahkah Ahmad Dhani ketika men”daftar-hitam”kan “TV One.” Belum tentu! Dhani punya hak untuk tidak memberikan kinfirmasi maupun klarifikasi untuk televisi berita yang ia anggap telah memelintir kasus kecelakaan maut yang menimpan anak bungsunya, Dul, di Kilometer 8+ Tol Jagorawi.
Menurut Dhani, pemberitaan “TV One” terhadap tabrakan beruntun yang dipicu oleh Dul sudah tidak proporsional. Sudah keluar dari etika pemberitaan dan sudah menuduh, memvonis dan menghukum. Sudah mendahului apa yang disimpulkan kepolisian.
“Tidak etis,” kata seorang sahabat Dhani menirukan kemarahan Dhani terhadap isi liputan TV One baik yang “live” maupun tayangan berita. “Mereka membentuk opini bahwa Dhani-lah yang bersalah. Ini kan keluar dari jalur etika jurnalistik.”
Pemberitaan media di era kebebasan pers “non tanggung jawab” sekarang memang sangat liar. Mereka bisa menghujat, memfitnah bahkan memberi “hukuman” kepada siapa pun tanpa ada yang berani menggugat.
Kalau pun ada yang melakukan gugatan, mereka “dikeroyok” sebagai penghalang kebebasan memberikan pendapat. “Ada semangat kebebasan yang berlebihan sehingga orang bisa dicaci-maki,” kaya seorang pengamat.
Pernyataan “blacklist” untuk konfirmasi dan klarifikasi berita yang dikenakan Ahmad Dhani terhadap TV One tertulis dalam siulan di twitternya Selasa siang. Dalam kicauan itu, Dhani menulis di akun Twitter-nya, @AHMADDHANIPRAST, tentang keberatannya terhadap TV One. Dhani meminta kru televisi berita itu menjauh kegiatannya.
“Saya perintahkan supaya crew @tvOneNews tdk meliput saya…Saya mem Blacklist @tvOneNews. Jadi tau diri aja utk menjauh dari saya,” tulis Dhani yanb bertanggal, Selasa, 10 September 2013.
Kicauan @AHMADDHANIPRAST sampai menjelang sore telah di-retweet lebih dari seribu orang. Hingga berita ini ditulis, Dhani belum bisa dimintai komentarnya terkait kicauannya ini.
Dhani menjadi sorotan media terkait kecelakaan di Jagorawi yang melibatkan anaknya, AQJ, 13 tahun. AQJ kehilanan kendali dengan mobil Lancer-nya. Kecelakaan itu menewaskan enam orang dan belasan lain luka.
AQJ mengalami patah kaki dan selesai menjalani operasi. “Alhamdulillah Dul sdh selesai operasi dgn baik…semoga tdk ada kekurangan satu apapun…,” tulis Dhani.
Hari ini, Selasa, 19 September 2013, menurut kepolisian, seharusnya Ahmad Dhani sudah mulai menjalani pemeriksaan terkait kecelakaan yang menimpa putranya, Dul, di Mapolda Metro Jaya. Namun, pemeriksaan si Bos Republik Cinta Manajemen tersebut diundur hingga besok karena Ahmad Dhani minta penangguhan.
Penangguhan pemeriksaan ini dialasankan Dhani karena ia masih menjalani “road show” menjenguk korban dan keluarga mereka. Dhani dari kemarin sore secara terus menerus menyambangi korban dan keluarganya untuk memberitahu tanggungjawabnya sebagai ayah Dul.
“Hari ini memang rencananya akan ada pemanggilan orangtua dari tersangka. Tapi, hasil dari komunikasi kepada yang bersangkutan itu tidak bisa datang hari ini,” kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sambodo Purnomo di Mapolda Metro Jaya.
Sambodo menjelaskan, Ahmad Dani belum dapat memenuhi panggilan kepolisian lantaran masih menemui pihak keluarga korban kecelakaan. “(Dani) akan memenuhi panggilan polisi besok siang. Waktunya belum bisa ditentukan tapi besok siang karena hari ini katanya sudah janjian ketemu dengan keluarga korban,” ujar Sambodo.
Sesuai dengan perkembangan kasus tersebut, kata Sambodo, kepolisian telah menetapkan AQJ alias Dul sebagai tersangka kasus kecelakaan lalu lintas yang menewaskan enam orang tersebut.
Terkait tes urine Dul, polisi mendapati hasil negatif, atau tidak dalam pengaruh alkohol atau zat lainnya saat dia mengemudikan kendaraan Mitsubishi Lancer B 80 SAL. Dul yang masih berusia 13 tahun itu diketahui terlibat kecelakaan dengan dua kendaraan lainnya, yakni Toyota Avanza B 1882 UZJ dan Daihatsu Gran Max B 1349 TFM pada Minggu sekitar pukul 00.45.
Polisi menyatakan, dari olah TKP, Mitsubishi Lancer yang dikemudikan oleh Dul kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan, masuk ke jalur berlawanan lalu menghantam dua kendaraan lainnya. Akibat kejadian tersebut, enam orang meninggal dunia sementara sembilan orang lainnya mengalami luka-luka.