Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan Amerika Serikat “harus mengambil tindakan militer terhadap sasaran-sasaran di Suriah” terkait dugaan penggunaan senjata kimia.
Namun serangan itu, ia katakana, harus terlebih dahulu memainta persetujuan Kongres. “Kami telah punya target untuk menyerang Suriah. Tunggu waktunya.”.
Dalam pidato televisi dari Taman Mawar di Gedung Putih, Obama meminta anggota Kongres untuk mempertimbangkan tanggung jawab dan nilai-nilai mereka dalam memperdebatkan aksi militer AS atas Suriah. “Hari ini saya minta Kongres untuk mengirim pesan kepada dunia bahwa kita bersatu sebagai satu bangsa,” katanya.
“Saya sudah mempertimbangkan dengan matang, dan saya memutuskan bahwa AS harus melakukan serangan militer ke Suriah,” kata Obama yang didampingi Wakil Presiden Joe Biden di Gedung Putih.
Lebih jauh Obama menambahkan, meski sudah mempertimbangkan serangan militer dia memastikan bahwa operasi militer di Suriah bukan sebuah serbuan militer terbuka dan besar-besaran.
“Kami tidak akan mengirimkan pasukan darat ke Suriah. Serangan ini akan dirancang secara terbatas baik waktu maupun sasarannya,” ujar Obama.
Meski merupakan sebuah serangan terbatas, Obama yakin serbuan AS akan cukup untuk menghentikan kemampuan rezim Assad dalam penggunaan senjata kimia dalam perang menghadapi para pemberontak.
“AS memiliki aset militer di kawasan Timur Tengah. Panglima Angkatan Bersenjata memberi informasi kepada saya, kita bisa menyerang kapanpun dibutuhkan,” Obama menegaskan.
“Kami bisa menyerang besok, pekan depan atau bulan depan. Kini saya sedang mempersiapkan untuk memberi perintah,” tambah dia.
Namun, serangan militer AS ke Suriah dipastikan tidak akan terjadi dalam waktu beberapa hari ke depan.
Sebab, Obama sudah memutuskan akan meminta persetujuan kongres terkait rencana serangan ke Suriah ini. Sementara saat ini kongres AS masih berada dalam masa reses dan baru kembali bekerja pada 9 September mendatang.
Pernyataan Obama datang tak lama setelah inspektur PBB meninggalkan Suriah, membawa bukti yang akan menentukan apakah senjata kimia digunakan dalam serangan awal pekan lalu di pinggiran kota Damaskus.
“Tujuan dan mandat sangat jelas, yaitu untuk memastikan apakah senjata kimiabenar-benar digunakan dan bukan oleh siapa,” kata juru bicara PBB, Martin Nesirky, kepada wartawan, Sabtu.
Tentang siapa yang menggunakan senjata dalam serangan gas beracun yang dilaporkan terjadi di pinggiran kota Damaskus pada 21 Agustus telah menjadi titik kunci perdebatan global selama krisis Suriah. Para pejabat tinggi AS mengatakan tidak ada keraguan bahwa pemerintah Suriah berada di belakangnya, sementara para pejabat Suriah membantah bertanggung jawab dan menyalahkan kelompok jihad yag bertikai dengan pemberontak.
Inggris dan laporan intelijen AS mengatakan serangan itu melibatkan senjata kimia. Tetapi para pejabat PBB telah menekankan pentingnya menunggu laporan resmi dari para pengawas itu pada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon.