Perang darat brutal,“head to head,”di lorong-lorong pemukiman dan terowongan-terowongan sepanjang Gaza, antara tentara Hamas melawan serdadu Israel berlangsung sangat mematikan lewat tembakan mortir serta lontaran roket yang memercikkan “bunga api” sepanjang Minggu dinihari WIB, 20 Juli 2014.
Erekat Sahib, seorang tentara Hamas kepada “BBC News” mengatakan, perang darat dengan kekuatan tidak seimbang antara mereka dengan serdadu Israel merupakan jawaban dari kebutuhan yang diinginkan pejuang Pelestina itu.
“Ini perang sesungguhnya. Ibu dari perang yang akan menentukan kekuatan antara kami dan mereka,” katanya lewat telepon satelit.
Erekat menegaskan, Hamas memang menghendaki Israel melakukan serangan darat. Kalau serangan lewat udara jelas tidak mempertemukan kekuatan mereka. “Kami menyambut serangan darat sebagai jawaban dari kematian. Kami atau mereka,” kata Erekat dengan suara bergetar.
Sehari sebelum berlangsungnya perang “head to head” ini, Israel telah mengirimkan tentara angkatan darat dengan persenjataan lengkap untuk memburu pasukan Hamas di Gaza. Dalam pertempuran di darat, dua tentara Israel dilaporkan tewas.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu malam, 19 Juli 2014, pasukan Hamas dan tentara Israel terlibat pertempuran sengit di sebuah terowongan tersembunyi beberapa kilometre di luar kota Gaza. Akibatnya, dua tentara Israel tewas dan empat tentara Israel lainnya terluka parah.
Satu orang Hamas yang menenteng senapan ditangan juga dilaporkan tewas. Sedangkan yang lainnya berhasil berlari kembali ke persembunyian mereka di Gaza.
Israel mengirimkan angkatan daratnya setelah sepuluh hari terjadi saling serang menggunakan roket. Beberapa usaha yang dilakukan Israel untuk menghentikan serangan roket dari wilayah Palestina selalu gagal, termasuk yang dilakukan angkatan laut.
Sehingga, pertempuran darat dianggap paling bisa menjadi solusi untuk menghabisi Hamas.
Salah satu misi dari serangan darat itu adalah menghancurkan semua terowongan rahasia yang biasa digunakan para pasukan Hamas. Selain itu, Israel juga bertekad menghancurkan tempat penyimpanan misil milik Hamas.
Namun, hingga saat ini serangan darat belum bisa melumpuhkan Hamas. Bahkan pasukan Hamas masih bisa menembakkan roket dari wilayah Palestina ke Israel.
Sebelum memasuki Gaza serdadu Israel di hadang tentara Hamas di perbatasan kedua wilayah. Pasukan Israel terlibat pertempuran dengan para militan Gaza. Dari sini belum ada laporan mengenai jatuhnya korban.
Media Israel yang mengutip Menteri Keamanan Publik Israel Yitzhak Aharonovitch seperti dilansir “AF” mengatakan, belum ada komentar dari militer Israel mengenai pertempuran ini.
Sebelumnya, sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam mengatakan, kelompok mereka tengah memerangi pasukan Israel di wilayah negeri Yahudi itu.
“Brigade Qassam melancarkan operasi di belakang garis musuh. Pertempuran sengit sedang berlangsung dengan pasukan pendudukan,” demikian pernyataan Brigade Ezzedine Al-Qassam.
Terkait operasi militer Israel, Presiden AS Barack Obama menegaskan dukungan AS atas hak Israel untuk mempertahan diri. Namun ditambahkan Obama, Washington sangat prihatin akan jatuhnya korban jiwa warga sipil tak bersalah. Obama pun berharap Israel akan beroperasi dengan cara meminimalisir jatuhnya korban warga sipil.
Hingga hari kedua belas serangan Israel di wilayah Gaza total warga Palestina tewas telah mencapai 316 orang, yang terdiri dari anak-anak, orang tua dan pejuang Hamas..
Juru bicara dinas urusan darurat Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan seperti dikutip kantor berita AFP, serangan udara di luar sebuah masjid di kota Khan Yunis, Gaza selatan dini hari waktu setempat, menewaskan tujuh orang termasuk seorang wanita.
Kemudian beberapa serangan berikutnya merenggut tiga belas nyawa sehingga kini total 316 warga Palestina tewas sejak operasi militer Israel dimulai 8 Juli lalu. Sekitar 2.250 warga Palestina dan beberapa warga Israel terluka selama konflik ini. Seorang warga sipil dan tiga tentara Israel juga tewas.
Psukan Israel kini tengah melancarkan serangan darat ke wilayah Gaza. Pemerintah Israel menyatakan, tujuan operasi darat ini adalah menghancurkan jaringan terowongan-terowongan kelompok Hamas, yang digunakan untuk melancarkan serangan lintas perbatasan di wilayah Israel selatan.
Menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, serangan darat ini perlu untuk mengatasi keberadaan terowongan-terowongan tersebut. Meski diakui Netanyahu, tak ada jaminan operasi ini akan berhasil sertaus persen untuk menghancurkan terowongan tersebut.