Entah siapa yang awalnya menelpon di ba’da zuhur itu.
Entah dia atau saya.
Ingatan saya “heng” ketika dipaksa menyapih pilihan antara dia atau saya
Pilihan ketika saya akan menjalarkan kalimat pertama tulisan ini.
Malah, ketika saya paksakan, jawabannya makin mbeling.
Otak saya tambah sengkarut ketika beban yang lain datang. Beban mencari tempat yang pas untuk tema sumir di ujung pembicaraan kami
Pusing ah…
Sudahi sajalah…anggap saja case si penelepon itu selesai.
Itu kata otak kecil saya. Yang kemudian sepakati dengan damai.
Usai semuanya damai saya mulai menelusuri j