inabung “mengambil” korban lewat gelombang awan panasnya, atau dikenal dengan istilah erupsi. sehari setelah tewasnya lima belas korban, Minggu, 02 Februari 2014, spanduk bertuliskan pesan larangan masuk ke zona bahaya dipasang lebih banyak lagi di sekitar lokasi bencana.
Tujuannya, agar tidak ada lagi warga yang menjadi korban.
Wartawan “nuga.co” di Medan, Arminsyah, yang pagi Minggu “naik” ke Kabanjahe dan Brastagi, dua kota di Kabupeten Karo yang menjadi tempat pengungsian, melaporkan lewat surat elektroniknya, atau email, menjelang siang, tentang bertebarannya spanduk baru yang menegaskan tak ada kompromi untuk mendekat ke zona bahaya.
Saat bertemu dengan Wakil Komandan Satuan Tugas Nasional Penanggulangan Bencana Erupsi Sinabung, Brigjen TNI Andogo Wiradi, yang juga Kasdam Kodam Bukit Barisan, Arminsyah mendapat penegasan bahwa pemasangan spanduk larangan pada titik strategis akan terus ditambah..
“Sudah dipasang di banyak tempat. Kalau masih kurang, maka besok kita tambah lagi,” kata Andogo di Kabanjahe.
Spanduk berisi imbauan untuk tidak masuk ke zona bahaya ini, diharapkan agar diindahkan warga maupun perseorangan yang bermaksud ke lokasi. Jangan masuk ke zona bahaya, karena bisa menjadi korban seperti halnya 14 korban tewas dan 3 luka bakar akibat terkena awan panas Sinabung pada Sabtu pagi sekitar pukul 10.30 WIB.
Selain spanduk, sebenarnya di setiap jalur utama menuju desa-desa yang termasuk zona bahaya, sudah ditempatkan personel TNI maupun Polri. Namun, kata Andogo, para korban ini masuk ke lokasi melalui jalan-jalan kecil bersama warga yang tidak dijaga.
“Menjaga semua jalan masuk yang kecil-kecil itu, wah, bisa membutuhkan hampir seribu personel,” kata Andogo.
Yang terpenting, kata Andogo, selama Gunung Sinabung berstatus awas, maka warga dilarang masuk ke zona bahaya hingga radius lima kilometer.
Pagi ini, Minggu, 02 Februari 2014, seperti disaksikan Arminsyah, satuan pengamanan Sinabung dari berbagai kesatuan belum bisa melanjutkan upaya pencarian terhadap kemungkinan adanya korban tewas. “Kondisi gunung masih mengeluarkan awan panas,” tulis Arminsyah yang menyaksikan dari kejauhan kondisi Sinabung..
“Tim belum diperbolehkan melakukan pencarian atau evakuasi ke Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo. Hingga pukul 10.00 WIB, sekitar 70 orang petugas masih tertahan di Desa Guru Kinayan. Jarak desa ini sekitar 3 km dari puncak Sinabung,” pesan Arminsyah yang ikut bersama petugas.
“Kita belum diperbolehkan masuk karena gunung masih ada erupsi dan luncuran awan panas,” ujarnya.
Menurut petugas pengamat Gunung Sinabung, yang dikutip Arminsyah, “Selain gempa tremor, semburan awan panas masih mungkin terjadi. Karena kubah lava. Masih ada di atas gunung.”
Proses evakuasi korban yang terkena awan panas Gunung Sinabung sudah dihentikan sementara sejak tadi malam “Saat ini sedang bersiap dimulai lagi. Tapi masih menunggu rekomendasi dari PVMG.”
Seperti yang diketahui, proses evakuasi dihentikan tadi malam, Sabtu 01 Februari 2014, karena adanya potensi guguran awan panas susulan dan kondisi wilayah yang gelap. Hingga kini sudah ada 15 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Sinabung.
Seorang korban tewas terakhir yakni Surya Sembiring. Surya meninggal dunia hari ini sekitar pukul 08.00 WIB di Rumah Sakit Efarina Etaham, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Jenazahnya lalu dipindahkan ke ruang mayat rumah sakit tersebut.
Korban luka bakar yang sebelumnya menjalani perawatan itu, Surya Sembiring, dikabarkan tewas. Surya Sembiring, yang sebelumnya dirawat bersama dua korban luka bakar lainnya, yakni Sehat Sembiring dan Donny Sembiring.
Sebelumnya pada Sabtu kemarin Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menegaskan, seluruh korban tewas akibat sapuan awan panas yang menjangkau radius tiga kilometer, dengan jangkauan sejauh 4,5 kilometer.
Di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan rasa belasungkawa dan prihatin atas jatuhnya korban jiwa akibat awan panas erupsi Gunung Sinabung.
“Saya sedih, karena sudah saya ingatkan untuk tetap di penampungan bersabar dan jangan kembali ke desa jika belum aman,” kata Presiden dalam akun twitter pribadinya @SBYudhoyono di Jakarta, Minggu.
Presiden pun memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional Syamsul Maarif untuk mengambil langkah tepat mencegah terulangnya kejadian serupa.
“Bagi rakyat, patuhi petugas, hindari zona bahaya. Erupsi bisa terjadi setiap waktu. Selalu waspada dan antisipasi kemungkinan terburuk,” kata Presiden.
“Mari tundukkan kepala bagi 14 korban tewan awan panas gunung Sinabung. Dari Tuhan kita berasal, kepada-Nya lah kita kembali,” kata Presiden lagi.