Media terkenal “the new York time,” hari ini, Selasa, 15 Agustus, mengingatkan tentang “bahaya” yang mengintai dari spons pencuci piring.
Dengan nada sedikit provokasi “nytime” mengingatkan ada jutaan bakteri yang bersembunyi di spons pencuci piring.
Spons memang menjadi wajib untuk membersihkan alat masak dan piranti makan, namun alat pencuci piring ini bisa menjadi benda yang paling kotor.
Para ilmuwan menerbitkan sebuah studi yang mengungkapkan betapa padatnya permukaan spons di dapur dengan bakteri mikroskopik.
Untuk menghasilkan perhitungan yang akurat, para peneliti melakukan dua cara.
Sebelumnya para ahli hanya mengukur jumlah bakteri dalam spons kotor di cawan patri laboratorium, namun tidak semua bakteri bisa tumbuh dalam media tersebut.
Para peneliti kemudian mengumpulkan data tambahan dari donor spons
Dan men urut mereka spons yang dibersihkan secara teratur di air bersabun atau mesin pencuci piring menyimpan lebih banyak bakteri yang disebut Moraxella osloensis.
Bakteri tersebut umum dan tidak berbahaya, namun bisa menyebabkan infeksi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu.
Menurut Dr.Markus Egert, ahli mikrobiologi, penelitian ini bukan bermaksud menyebabkan ketakutan, namun tetap saja banyak pembaca yang khawatir.
“Studi kami terutama untuk menciptakan kesadaran, bukan ketakutan,” katanya kepada harian New York Times.
Walau bakteri dalam spons cuci piring tak selalu berbahaya, namun menurutnya lebih baik membuang yang mulai bau, pertanda bahwa bakteri jahat ada di sana.
Departemen Pertanian Amerika Serikat juga menyarankan untuk membeli spons baru sesering mungkin, karena alat pencuci tersebut “sulit dibersihkan.”
“Anda seharusnya tidak menjadi histeris dan takut pada spons dapur,” kata Egert.
Bahkan lingkungan steril pun bisa membuat seseorang sakit, tambahnya.
“Tapi jika Anda sakit atau sakit parah di rumah, harus lebih berhati-hati.”
Dapur memang tempat paling cocok untuk kontaminasi silang.
Tetapi, Anda juga bisa terkena penyakit dari makanan yang tidak disiapkan dengan baik atau dari ponsel, seperti halnya dari spons kotor, kata ahli.
Respon tubuh setiap orang bisa saja berbeda terhadap patogen yang sama, seperti lubang yang bisa merusak satu mobil tapi tidak pada bagian yang lain, kata Kevin Sauer dari Kansas State University, yang telah mempelajari kontaminasi silang di dapur.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah risiko penularan bakteri dari spons yang kotor, misalnya dengan menggunakan spons berbeda untuk berbagai jenis pekerjaan dapur, seperti spons mencuci piring tidak disatukan dengan spons membersihkan meja.
Ganti spons secara berkala, paling tidak seminggu sekali.
Dalam sebuah studi mengenai kebersihan dapur di Singapura terungkap bahwa delapan puluh delapan persen spons pencuci piring yang dites mengandung bakteri salmonella dan Escherichia coli
Pemakaian spons berulang kali untuk membersihkan alat makan, bahkan mencuci sink (tempat cuci piring), menyebabkan spons menjadi tempat yang nyaman bagi berkumpulnya kuman.
Spons juga umumnya berada di lingkungan yang lembab dan basah karena semalaman direndam dalam cairan sabun. Ini adalah lingkungan yang kondusif bagi perkembangbiakan kuman,” kata Dr.Emily Cheah, ahli mikrobiologi.
“Spons yang terus basah pasti akan banyak banyak terdapat bakteri. Apalagi, spons mengandung bahan karet dan kalau tidak diganti secara teratur, bisa tak sengaja dikonsumsi dan membahayakan kesehatan,” kata Profesor Rachmadhi.
Saat Staphylococcus Aerues masuk dalam tubuh maka bisa menyebabkan mual hebat, muntah, nyeri perut, diare hingga pusing.
Sedangkan, infeksi Pseudomonas pp akan menyebabkan ruam-ruam dan infeksi telinga.
Dalam penelitian yang dilakukannya, para peneliti membagikan spons pencuci piring dan talenan baru kepada dua puluh lima rumah tangga untuk dipakai selama tujuh hari. Kemudian setelah itu spons dan talenan tersebut dikumpulkan dan diperiksa.
Dalam studi ditemukan rumah tangga menggunakan spons yang sama untuk mencuci piring dan membersihkan area tempat cuci piring dan talenan.
Menurut Cheah, kebiasaan tersebut akan meningkatkan risiko kontaminasi silang karena terjadi kontak dengan alat yang dipakai untuk menyiapkan daging.
“Bila satu spons dipakai untuk segala keperluan risiko kontaminasi bakteri akan meningkat. Ini beresiko tinggi pada orang yang kekebalannya rendah seperti anak-anak dan orang lanjut usia,” katanya.
Para ahli merekomendasikan agar spons diganti setiap dua minggu sekali.
Untuk mencegah kontaminasi bakteri yang berasal dari daging mentah, disarankan untuk menggunakan talenan yang berbeda dengan yang dipakai untuk mengolah sayuran atau makanan matang.
Selain mengganti secara berkala, dianjurkan juga untuk mengeringkan spons di bawah sinar matahari atau dalam microwave setelah tidak dipakai lagi.
Sebaiknya segera bersihkan spons usai mencuci peralatan makan dan memasak. Lalu, keringkan agar tak memberi kesempatan bakteri dan jamur tumbuh. Jangan sampai spons yang kembali Anda gunakan untuk mencuci peralatan makan berikutnya menjadi sarang bakteri.
Sponge Pencuci Piring Sponge yang digunakan untuk mencuci piring ternyata menjadi alat yang penuh dengan bakteri.
Sponge ini mengandung kuman, ragi dan bakteri seratus lima puluh kali lebih banyak dari gagang sikat gigi.
Secara umum, bakteri yang ada pada sponge tidak membuat Anda sakit.
Tapi beberapa bakteri seperti salmonella dan E. coli dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Untuk mengatasinya, panaskan sponge Anda selama dua menit di microwave dan menggantinya setiap dua minggu sekali.