Banyak di antara mereka yang berolahraga memilih saat matahari sedang panas.
Pasalnya, ada anggapan bahwa semakin banyak keringat yang keluar tanda tubuh sukses membakar kalori dalam jumlah yang besar.
Sebenarnya tak selalu seperti itu, lho!
Berapa banyak keringat yang Anda keluarkan selama berolahraga belum tentu artinya tubuh telah membakar kalori yang lebih banyak.
Berkeringat adalah proses pendinginan yang dilakukan oleh tubuh untuk membantu Anda menjaga suhu tubuh yang optimal.
Tetapi berkeringat bukanlah tolak ukur ideal untuk menentukan seberapa kuat intensitas olahraga yang Anda lakukan.
Olahraga dapat meningkatkan suhu tubuh, sehingga mungkin saja Anda berkeringat lebih banyak.
Sebuah studi kecil yang dilakukan pada dua puluh0 atlet pesepeda menemukan bahwa berolahraga dalam suhu yang panas, dapat membantu meningkatkan produksi keringat sehingga proses pendinginan tubuh dan peningkatan aliran darah ke kulit jadi lebih baik.
Tapi, sedikit atau banyaknya keringat yang dihasilkan tidak sama dengan jumlah kalori yang dibakar.
Masing-masing orang memproduksi keringat dalam jumlah yang berbeda-beda. Sebagai contoh, wanita memiliki lebih banyak jumlah kelenjar keringat daripada pria, namun kelenjar keringat laki-laki cenderung bekerja lebih aktif.
Artinya, laki-laki secara alami berkeringat lebih cepat dan lebih banyak daripada wanita meski jumlah kelenjar keringat yang diaktifkan sama banyak serta intensitas suhu dan aktivitas fisik juga sama rata.
Orang yang bugar, misalnya, bisa berkeringat lebih cepat selama berolahraga karena suhu tubuh mereka lebih rendah dibanding orang-orang yang sedentari
Orang yang jarang berolahraga atau tidak pernah berolahraga sebelumnya lebih mungkin berkeringat lebih banyak saat melakukan aktivitas fisik karena tubuh mereka lebih cepat memanas.
Orang yang kelebihan berat badan juga memproduksi keringat berlebih daripada individu dengan berat badan normal karena lemak bertindak sebagai penghantar panas yang menaikkan suhu inti tubuh.
Orang muda lebih banyak berkeringat dibandingkan dengan orang tua.
Selain itu, seberapa banyak Anda berkeringat bergantung pada beberapa hal lain di luar tubuh Anda.
Mengenakan pakaian bahan sintetis saat berolahraga akan menjebak panas dalam tubuh, yang akan membuat Anda lebih cepat kegerahan dan berkeringat.
Belum tentu. Sekali lagi ditekankan bahwa banyaknya keringat tidak bisa dijadikan tolak ukur seberapa suksesnya tubuh membakar kalori.
Turunnya berat badan yang didapat segera setelah berolahraga hanya bersifat sementara, karena disebabkan oleh keringat yang menguap.
Berat badan semula akan kembali lagi ketika Anda telah terhidrasi, dan tidak berarti Anda telah membakar kalori lebih banyak.
Di sisi lain, jangan berasumsi bahwa latihan dengan keringat yang sedikit berarti Anda tidak berolahraga cukup keras atau belum membakar banyak kalori.
Bisa saja keringat Anda menguap dengan cepat karena Anda berolahraga dalam ruangan ber-AC, di dekat kipas angin, atau di luar rumah dengan suasana yang sejuk dan banyak angin sepoi-sepoi.
Pastikan Anda terhidrasi dengan baik sebelum berolahraga dan juga terus minum sepanjang sesi olahraga. Dengarkan tubuh Anda dan istirahatlah ketika Anda sudah merasa terlalu capek sehingga Anda dapat menyesuaikan diri dengan suhu dan intensitas secara benar.
Apabila Anda berolahraga lebih dari enam puluh menit atau berolahraga dengan intensitas yang tinggi, peneliti menyarankan agar Anda menggantikan cairan yang hilang dengan minuman yang mengandung elektrolit.
Jika Anda berolahraga atau latihan dengan intensitas yang tidak terlalu berat atau berlangsung kurang dari enam puluh menit, menggantikan cairan yang hilang dengan air putih sudah cukup baik bagi tubuh Anda.
Olahraga memang penting bagi kesehatan. Meski begitu, Anda juga harus paham soal waktu-waktu yang tepat untuk berolahraga.
Pasalnya, kebanyakan orang berpikir bahwa olahraga di siang hari akan membakar lebih banyak kalori dalam tubuh sehingga efektif untuk menurunkan berat badan.
Padahal, tidak demikian. Penelitian terbaru mengatakan jika olahraga di siang hari justru tidak efektif dan memiliki risiko kesehatan yang harus diwaspadai.
Sebuah penelitian dari University of Nebraska di Omaha menunjukan bahayanya melakukan olahraga di luar ruangan ketika suhu tinggi bisa mempengaruhi sejumlah kinerja otot pada tingkat sel.
Para peneliti mempelajari bagaimana olahraga yang dilakukan di suhu berbeda dapat mempengaruhi kinerja otot.
Lebih khusus lagi, mereka melihat bagaimana mitokondria – generator energi di sel – dipengaruhi oleh berbagai suhu.
Mitokondria merupakan organel yang memainkan peranan penting terhadap fungsi respirasi sel makhluk hidup. Nah, ketika mitokondria tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ini akan memainkan peran utama sebagai salah satu penyebab obesitas, diabetes, penuaan, dan kondisi lainnya.
Itu sebabnya, para peneliti ingin mengetahui berapa suhu optimal untuk berolahraga, yang bisa mencegah disfungsi mitokondria sehingga berpotensi menurunkan tingkat penyakit yang sudah di sebutkan tadi.
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati sampel jaringan otot paha dari masing-masing peserta saat sebelum dan sesudah menyelesaikan olahraga bersepeda selama satu jam di ruangan yang memiliki suhu berbeda, satu panas dan satu dingin.
Hasilnya, para peneliti menemukan jika mayoritas peserta penelitian tampil maksimal saat olahraga di suhu dingin dibandingkan suhu panas. Sedangkan respon yang ditunjukkan tubuh saat olahraga di suhu panas tampak sangat negatif, bahkan seperti tidak bekerja sama sekali.
Michael Bergeron, seorang direktur di Sanford Sports and Science Institute, mengatakan bahwa olahraga di siang hari yang terik, di mana saat suhu panas, lembab, dan tidak berangin, membuat keringat tidak dapat menguap.
Hal ini menyebabkan tubuh tidak bisa efektif dalam mengeluarkan panas yang diproduksi tubuh setelah melakukan aktivitas fisik.
Nah, ketika pengeluaran panas di tubuh ini tidak efektif, suhu tubuh akan meningkat ke level yang berbahaya secara cepat. Inilah yang nantinya akan berbahaya terhadap kesehatan Anda.
Intinya, olahraga yang dilakukan pada suhu tinggi atau panas, menyebabkan tubuh akan mengalami kesulitan untuk menghilangkan panas sehingga menyebabkan suhu tubuh akan semakin meningkat. Hal ini tentu saja buruk, karena dapat menyebabkan berbagai dampak berbahaya bagi kesehatan.
Pada dasarnya, olahraga itu baik untuk kesehatan secara keseluruhan. Hanya saja, Anda harus pintar-pintar meminimalisir segala risiko yang ada agar bisa tetap mendapatkan manfaat kesehatan yang ditawarkan dari melakukan aktivitas fisik.
Salah satu caranya adalah dengan menghindari melakukan olahraga ketika paparan sinar matahari terlalu terik di siang hari bolong, menggunakan pakaian yang nyaman dan berbahan tipis, dan menggunakan tabir surya tahan air secara teratur.
Selain itu, jangan lupa mencukupi kebutuhan cairan sebelum, selama, dan setelah olahraga untuk menghindari dehidrasi.
Pasalnya, jika tubuh sudah mengalami dehidrasi, maka tubuh akan semakin sulit untuk menormalkan suhunya kembali. Hal ini tentu akan semakin memperburuk kondisi Anda.