close
Nuga Sehat

Cara Mengatasi Kram Saat Anda Berlari

Siapa yantg bisa membantah besarnya manfaat olahraga berlari untuk tubuh

Nah, seperti olahraga lainnya, lari  memberikan banyak manfaat.

Mulai dari membuat tubuh bugar, mengurangi berat badan dengan membakar lemak, memperbaiki kadar gula, hingga membantu memaksimalkan kekuatan otot jantung.

Namun, patut diingat bahwa jika Anda ingin berlari, pemanasan terlebih dahulu merupakan kewajiban yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko keram.

Meski demikian, terkadang cedera keram tetap dapat muncul meski telah melakukan pemanasan. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Keram merupakan spasme otot atau kaku otot yang terjadi karena otot berkontraksi terlalu keras. Nyeri akibat keram bersifat lebih merata di otot, tak terjadi hanya pada satu titik.

Saat keram muncul, pelari dapat beristirahat terlebih dahulu.

Lalu, minumlah minuman yang mengandung isotonik dan lakukan peregangan pada otot yang keram. Jika mampu, pijatlah otot yang keram untuk melemaskan otot.

Yang harus dilakukan kalau mau dikompres itu kompres panas supaya ototnya rileks.

Sebaliknya,  kompres dingin dapat membuat otot semakin kaku.

Kompres dingin lebih disarankannya untuk keseleo pada persendian, misalnya saat melakukan lari cepat, tendon achilles robek dan menimbulkan nyeri serta pembengkakan.

Kalau keseleo persendian bengkak. Itu baru dikompres pakai es. Jadi bukan buat keram.

Kompres es berfungsi untuk mengurangi pembengkakan di sekitar daerah yang keseleo. Selain itu, kompres es juga berguna untuk mengurangi rasa sakit.

Setelah mengetahui cara penanganan cedera keram, Anda pun siap untuk mengikuti perlombaan lari.

Kram  memang selalu menjadi mimpi buruk bagi semua orang, terutama para pelari.

Bayangkan Anda berada lima meter menuju garis finish dan BAM! tiba-tiba kaki kanan Anda mulai bertingkah aneh.

Otot kaki Anda terus mengencang dan yang bisa Anda lakukan hanyalah ketakutan bahwa ada yang salah dengan kaki Anda dan Anda harus menjalani sisa hidup Anda tanpanya.

Tenang dulu. Ada cara ampuh untuk mengatasi kram kaki saat berlari, dan apa yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya. Simak ulasannya berikut ini.

Ada banyak teori terkait pemicu kram, termasuk dehidrasi, kehilangan elektrolit, kekurangan garam, dan otot yang kelelahan dipacu untuk berlari.

Namun begitu, otot lelah menjadi pemicu utama masalah kram kaki yang paling banyak ditemui. Kelelahan otot terjadi saat Anda berlari lebih keras daripada seharusnya.

Dengan kata lain, latihan fisik yang berlebihan bisa membuat otot Anda kelelahan, sehingga meningkatkan kemungkinan kram.

Jika kaki kram muncul tiba-tiba di tengah lintasan lari, apa yang harus dilakukan?

Memegangi kaki, berdoa dan berteriak telah terbukti tidak efektif, jadi apa yang bisa Anda lakukan, dan apa yang harus Anda lakukan, adalah berhenti berlari, menarik napas dalam-dalam,  dan mulai melakukan peregangan.

Kram berarti otot Anda terlalu lelah untuk meregangkan dirinya sendiri, jadilah pemilik tubuh yang bertanggung jawab dengan membantu otot Anda untuk mengatasi kram kaki.

Beberapa latihan peregangan darurat meliputi pijatan ringan di betis yang kram, jaga betis tersebut tetap dalam posisi peregangan selama beberapa menit sampai kram menghilang.

Jika ada teman di sekitar Anda, mintalah ia untuk meregangkan kaki Anda dengan memegangnya dalam posisi lurus dan menekuk telapaknya ke atas.

Kram otot adalah salah satu kondisi yang pernah dialami oleh hampir semua orang. Ketika kita menggunakan otot yang bisa kita kontrol seperti otot lengan dan kaki, otot akan melakukan kontraksi dan relaksasi bergantian.

Otot yang berkontraksi di luar kehendak disebut “spasme”, dan ketika spasme yang terjadi cukup kuat dan berkelanjutan, maka terjadilah kram. Kram otot sering terlihat atau teraba sebagai otot yang mengeras.

Kram yang terjadi saat aktivitas fisik atau olahraga pada orang yang tak memiliki kelainan metabolik, endokrin, dan neurologi disebut Exercise Associated Muscle Cramps

Selain pada saat olahraga, kram ini juga dilaporkan terjadi dalam waktu delapan jam setelah olahraga.

Penelitian yang dilakukan oleh Norris melaporkan bahwa kejadian kram saat olahraga dialami oleh sembilan puluh lima persen mahasiswa jurusan olahraga, dua puluh enam persen  di antaranya juga mengeluh pernah mengalami kram beberapa waktu setelah berolahraga.

Meskipun bukan kondisi yang berbahaya, kram otot dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderita dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dehidrasi dan elektrolit tubuh yang tidak seimbang diduga sebagai faktor utama penyebab kram otot.

Saat berolahraga, tubuh akan banyak kehilangan cairan yang tidak digantikan, sehingga terjadi dehidrasi dan kekurangan elektrolit seperti natrium, kalsium, juga magnesium.

Hal ini menyebabkan saraf otot menjadi sensitif dan terjadilah kontraksi di luar kehendak.

Teori ini juga didukung oleh angka kejadian kram otot pada atlet profesional yang lebih sering terjadi di musim panas dibanding musim lainnya.

Penggunaan otot yang berlebihan atau berada di posisi tertentu dalam waktu yang berlebihan juga dapat menyebabkan kram.

Kram juga dapat disebabkan oleh adanya saraf yang terjepit atau aliran darah ke otot yang berkurang.

Kram sering terjadi pada otot kaki, terutama betis. Dapat terjadi saat atau setelah berolahraga, dan biasanya berlangsung dalam hitungan detik sampai sepuluh menit.

Saat terjadi kram, penderita umumnya merasakan nyeri mendadak dan otot yang tidak bisa digerakkan.

Otot dapat terlihat membengkak dan saat dipegang terasa keras. Setelah kram membaik, biasanya penderita masih merasakan nyeri selama beberapa jam setelahnya